3 : The Most Wanted

Start from the beginning
                                    

"Heh!"

Seseorang mengetuk-ngetuk meja Eunjae dengan keras membuat gadis itu mengernyit risih dan menatapnya dengan kesal.

"Apa?!" ketus Eunjae kemudian membuat Hyunjin menghela napas kasar.

"Mohon maaf, jadi tujuanmu menyuruhku ke sini hanya untuk duduk dan memperhatikanmu yang sedari tadi memuji lelaki lain?"

Tanpa banyak pikir, Eunjae mengangguk.

"Kalau aku sendirian di sini sambil menunggu Soobin bekerja kan aku terlihat bodoh."

Hyunjin menganggut malas, "Iya dan sekarang aku yang terlihat bodoh."

"Aigoo, sahabatku! Bukan begitu! Ayo cepat pesan sesuatu, aku akan membayarnya!" sahut Eunjae disambut seringaian penuh makna dari Hyunjin.

"Begitu dong! Itu kalimat yang aku tunggu-tunggu sejak tadi tahu!"

Hyunjin lantas tersenyum lebar sembari mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Permisi!!"

"Hey, Hwang Hyunjin! Kau harus ke kasir untuk memesan!"

"Tidak usah!"

Tak lama berdebat, Soobin menghampiri meja mereka sembari membawa buku kecil. Matanya sempat melirik ke arah Eunjae walau sebentar. Oh, tentu saja Soobin kebingungan karena tadi Eunjae datang bersamanya dan duduk sendirian, tapi sekarang, seseorang duduk bersamanya.

"Ada yang bisa kubantu?"

"Ini, aku mau pesan hot cappuccino dan dua slice cheesecake," ujar Hyunjin disambut anggukan dari kepala Soobin. Sementara Eunjae mengernyit tak terima di tempatnya.

"Hwang Hyunjin, satu saja! Kau—"

"Itu saja. Ah, iya, aku minta gula tambahan."

Mendengar itu Soobin lantas mengangguk dan mulai membacakan ulang pesanan Hyunjin. Setelah mendapat konfirmasi, Soobin akhirnya kembali bekerja dan meninggalkan Eunjae bersama sahabatnya di sana.

"Jadi, sudah dapat nama insta-nya?" tanya Hyunjin tiba-tiba.

"Dia tidak main SNS. Ternyata dia tidak begitu terbuka juga."

"Ah, apa dia tipe lelaki yang dingin?"

Eunjae menggeleng, "Tidak. Dia tidak dingin sama sekali."

"Aku mengerti. Dia pendiam."

"Ey, kenapa bisa langsung menyimpulkan?"

Hyunjin mengangkat kedua bahunya ringan. Kemudian matanya tertuju pada Soobin yang tengah sibuk membuat pesanannya.

"Anak seperti itu mudah ditebak. Dia... Aku rasa dia introvert yang pekerja keras," ucap Hyunjin disambut anggukan setuju dari kepala Eunjae. Gadis itu juga pada akhirnya ikut memandangi Soobin yang sedang bekerja.

Sial.

Apa lelaki itu baru saja tersenyum?

Tunggu!!

Choi Soobin... dia... memiliki lesung pipi semanis itu?

Mengapa Eunjae baru sadar?!

Ah, tentu saja jawabannya karena Soobin tidak pernah tersenyum di hadapan Eunjae sebelumnya.

"Hyunjin-ah, sepertinya aku benar-benar menyukai anak pendiam itu," ujar Eunjae tiba-tiba membuat Hyunjin mengernyit.

"Kau ini apa-apaan sih?"

"Dia manis sekali. Kau lihat senyumnya tadi? Apa kau tidak jatuh hati juga?"

"Senyum apa? Kau gila ya?"

"Ish! Hwang Hyunjin!"

"Dengar ya, kau itu tidak boleh asal jatuh hati apalagi pada orang yang baru kau temui!" nasihat Hyunjin disambut mentah-mentah oleh Eunjae.

"Tidak. Firasatku sangat kuat untuknya."

"Yah, aku lupa satu hal, kalau menasihati seseorang yang sedang jatuh cinta itu percuma."

"Hyunjin-ah, harusnya kau mendukungku!"

"Iya aku mendukungmu!"

"Mendukung apa?!"

"Ya mendukungmu mendekati Soobin kan?!"

"Ekhem," satu suara pada akhirnya harus menginterupsi sepasang sahabat yang sedang berdebat hebat itu.

Oh, Soobin tentu saja mendengar apa yang mereka ributkan, tapi... untuk saat ini, sepertinya Soobin harus pura-pura tidak mendengar apapun. Iya, kan?

"Ini, hot cappuccino dan cheesecake-mu," ujar Soobin meletakkan pesanan Hyunjin di atas meja. Sementara kedua manusia yang duduk di hadapannya itu kini sama-sama mematung dan bersusah payah untuk menahan rasa malu.

Terutama Shin Eunjae, ingin sekali rasanya ia menghilang dari hadapan Soobin sekarang juga.

Ah, dasar Hwang Hyunjin!

"Soobin-ah,"

"Ya?" tanya Soobin begitu selesai menyimpan semua pesanan Hyunjin di atas meja.

"Akhir pekan nanti... boleh aku belajar membuat puisi bersamamu?"

"Lagi?"

Shin Eunjae mengangguk pelan dengan wajahnya yang mulai memerah. Kalau sudah begini, dari pada malu dan kehilangan kesempatan, bukankah lebih baik Eunjae maju dengan wajah tebalnya?

"Baiklah. Perpustakaan kota jam 10?"

"Iya. Perpustakaan kota, jam 10."

"Ck. Hebat!" decak Hyunjin merasa kagum melihat keahlian temannya itu dalam mendekati lelaki.

"Tunggu Hyunjin, aku pasti bisa melakukannya!" bisik Eunjae hanya disambut anggukan malas dari kepala Hyunjin.

To be continued...

Permisi kak, ganteng banget! Jadi pacarku yuk? 😭😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Permisi kak, ganteng banget! Jadi pacarku yuk? 😭😭

Wakakakakak

Apa kabar guys? Gimana puasanya? Lancar kah?

Semoga sehat terus ya kalian biar ibadahnya lancar hihi 🤭

Btw tubatu mau comeback akhir Mei nanti. Kalian tim menabung beli album atau tim streaming nih?

Semangat ya!!

Kalau gak ada halangan aku update lagi dalam waktu dekat  💖💖💖

Meet Me in The Library | Choi SoobinWhere stories live. Discover now