CHAPTER 1

697 58 5
                                    

Ala memasuki kamar yang bernuansa abu-abu. Menghempaskan dirinya di atas kasur yang empuk. Membuka layar ponselnya dan menghubungi sahabatnya untuk di ajak keluar rumah.

Alisha: Blnj kuy

Shila: Yoklah gue juga gabut banget nih.

Alisha: Otw.

Ala menutup ponselnya. Bergegas mengganti baju dan segera pergi keluar rumahnya. Memilih mobil Lamborghini yang berwarna hitam lalu melajukannya dengan kecepatan penuh. Ala menjemput Shila terlebih dahulu setelah itu melesat di Mall terbesar di Indonesia. Mereka berbelanja begitu banyak. Sampai-sampai tangannya begitu penuh dengan bagpaper.

Seusai berbelanja Ala mengajak Shila berkeliling kota hingga jam menunjukkan pukul 9 malam. Mereka melewati jalanan yang ramai dengan kendaraan yang terus menegur Ala. Hingga mereka melewati jalanan sepi yang bisa di bilang rawan oleh kejahatan. Namun Ala tak memedulikan itu semua.

Awalnya perjalanan Ala dan Shila baik-baik saja namun saat ingin melewati jalanan yang sepi ada orang yang tiba-tiba menghadangnya. Ala menarik pedal rem secara mendadak dan di hadiahi omelan Shila. Ada sekitar 6 orang berbaju hitam dengan masker menutupi wajah mereka berdiri di depan mobilnya.

"Woy turun lo! Kasih semua apa yang lo punya ke kita," penjahat 1 dengan menggebrak mobil mewahnya.

"Al gimana ini, gue takut," cicit Shila menutup matanya dan berkaca-kaca.

"Tenang, lo di sini aja jangan keluar."

Ala keluar dari mobilnya dengan santai. Berdiri di depan mobilnya lalu mengelus mobilnya yang tadinya di pukul preman tersebut. Tak ada yang lecet namun mobilnya pasti akan kena virus yang di bawa penjahat tersebut.

"Kasihan banget mobil gue di pukul tikus selokan," ujar Ala sedih.

"Hey cantik-cantik kok gila sih?" celetuk penjahat 2 sedikit terkekeh.

"Serahin semua barang-barang lo, aatau lo gak bisa hidup besok," ujar penjahat 3 dengan menunjuk Ala.

"Hey turunin tangan kotor lo, tikus selokan gak pantas bersanding dengan seorang queen," ujar Ala sedikit sombong.

"SERANG!" teriak penjahat 4 dengan tangan menunjuk ke atas.

Ala sudah menghantam mereka dengan berbagai pukulan di wajah mereka. Tak lama ada 3 orang yang tiba-tiba keluar dari pepohonan yang terletak di samping Ala. Orang itu membantu Ala untuk menghabisi para penjahat, salah satu dari mereka menarik tangannya untuk sedikit menjauh dari perkelahian tak di undang.

"Mendingan lo pergi, biar gue yang urus," ujar lelaki dengan paras tampan.

Ala mengangguk lalu menepuk pundak lelaki itu. "Thanks."

Setelahnya Ala segera masuk ke mobil dan melajukannya dengan cepat. Meninggalkan perkelahian yang tengah beradu jauh di belakangnya. Ala mengantarkan Shila terlebih dahulu, lalu segera pulang ke rumah karena jam sudah larut malam. Ala mengendap-endap memasuki rumah agar tak ada yang tahu ia pulang cukup malam.

Setelah berhasil Ala memasuki kamar dan bersiap untuk tidur. Menutup matanya saat semuanya udah selesai.

"Semoga hari-hariku semakin membaik ke depannya."

-o0o-

Pagi harinya Ala telah mengikuti pelajaran di sekolah baru bersama dengan Shila. Telah pula berkenalan dengan 2 orang siswi sekelas dan sudah menyatakan bahwa mereka bersahabat. Sungguh konyol, mereka baru saja berkenalan beberapa menit dan sudah mengklaim untuk bersahabat. Kini mereka berempat berada di kantin. Menjajali semua masakan yang tersedia.

Althais [END]Where stories live. Discover now