𝐃𝐑𝐄𝐈𝐙𝐄𝐇𝐍

3.3K 485 40
                                    

×××

Regulus terseyum tipis melihat Actria yang sedang menulis dengan sangat fokus, Regulus memandang setiap inci wajah Actria.

Rambut hitam pekat yang bergelombang sama seperti miliknya, kulit putih gadis itu sedikit memerah ketika terkena sinar matahari, hanya satu kata untuk itu 'Bersinar' ...Regulus are you lose?

Sadar ia memandangi Actria, Regulus mengalihkan pandangan nya kearah bukunya.

"Sudah sampai mana persiapan O.W.L mu?" Tanya Actria sambil memandangi Regulus.

"Apa yang kau inginkan di masa depan?" Tanya Regulus mengalihkan pembicaraan mereka.

"Masa depan? Tentu saja memiliki keluarga" Actria terkekeh.

Regulus menatap manik hitam Actria.

"Lalu?" Tanya Regulus lagi.

"Aku ingin tinggal di Prancis tanah nenek moyang ku" Actria menangkup kedua pipi Regulus.

"Kenapa tiba-tiba membahas masa depan?" Tanya Actria sambil menarik pipi Regulus.

"Kalau aku menjadi bagian dari masa depan mu?" Regulus mendekatkan wajahnya.

Actria menatap Regulus lekat, ada yang salah dengan pemuda itu?.

"Sadarkah..Kau sudah kalah dariku?" Tanya Actria.

Regulus semakin mendekatkan wajahnya pada Actria.

"Mungkin" Regulus menempelkan bibirnya pada Actria.

Mata mereka saling beradu dengan bibir mereka yang masih menempel tanpa ada lumatan sama sekali, Regulus menutup mata Actria dengan tangannya tanpa melepas ciuman mereka.

"Regulus.." Actria masih menutup matanya karena Regulus tangan pemuda itu masih menutup matanya.

Netra Regulus sepenuhnya merekam pergerakkan bibir Actria yang melafalkan namanya, wajah Regulus memerah.

"Bintang itu milik ku bukan?" Tanya Actria lagi.

"Regulus is Yours"

🔑

Actria sepanjang hari ini tersenyum ketika mengingat moment bersama Regulus tadi, Emma bahkan sedikit merasa risih melihat senyum Actria.

"Kenapa kau terus tersenyum? Seperti sedang jatuh cinta saja" Emma memukul kepala Actria pelan.

Emma menatap bingung Actria biasanya gadis itu akan marah tapi Actria hanya diam.

"Mau ke hospital wings?" Tanya Emma Khawatir.

"Tidak" Actria merebahkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamar nya.

"Apa yang akan kau lakukan di masa depan?" Tanya Actria pada Emma.

"Menikah dengan Evan" Emma ikut merebahkan tubuhnya di samping Actria dan terkekeh pelan.

"Kalian sudah pacaran dari tahun ke-3" Actria sedikit kagum dengan hubungan kedua temannya itu, Evan yang humoris dan penyabar disandingkan dengan Emma yang pemarah dan ceroboh itu sangat pas.

"Yah, Regulus dan kau bagaimana? Ada kemajuan?" Tanya Emma.

"Memangnya kita melakukan apa?" Actria sebisa mungkin menyembunyikan hubungan nya dengan Regulus.

"Regulus menyukai mu" Emma tahu Regulus Black sangat tertarik dengan temannya.

"Jangan bercanda" Actria merasa kalau Regulus juga menyukai nya tapi pemuda itu selalu memutar perasaannya.

"Yah secepatnya Regulus akan megutarakan nya" kata Emma lagi.

"Tapi akhir-akhir ini Regulus selalu berbicara dengan serius ketika bertemu Evan"

"Kau tak tahu? Mereka berbicara serius mengenai supremasi darah murni" Emma memiringkan tubuhnya menghadap Actria.

"Keluarga Regulus memang sangat terobsesi dengan itu, tapi aku tak tahu Regulus bisa se-serius itu hanya karena supremasi darah pasalnya Sirius saja tidak seperti itu"

"Entahlah, Evan bilang begitu"

🔑

Actria sedang menunggu Regulus bersama Edmud di taman, Edmud hanya membaca bukunya dan Actria yang duduk sambil mengayunkan kakinya.

"Regulus dan Evan selalu serius jika bicara berdua" Actria menatap Edmud.

"Evan menentang Father" Edmud masih membaca bukunya.

Actria menatap tak percaya dengan apa yang didengarnya dari Edmud, setahu Actria Evan sangatlah patuh bahkan saat bersama Uncle Ward saja Evan sangat patuh.

"Menentang?"

"Supremasi darah...Evan ingin jauh lebih bisa menyingkirkan Muggle-bron"

"Jangan bercanda"

"Keluarga mu dari Prancis mendukung supermasi darah tapi tidak seperti kami" Jelas Edmud.

"Lalu bagaimana dengan Uncle Ward?" Tanya Actria.

"Father mendukung supermasi darah tapi tidak dengan Evan yang ingin bergabung dengan Death Eaters"

Jangan bilang Regulus juga akan bergabung dengan Death Eaters, Actria mulai khawatir.

"Dan karena itu hubungan Rosier dan Black merenggang" Jelas Edmud lagi.

Edmud menghela nafas "Father tak ingin nama keluarga kita tercoreng lagi seperti kasus Grindelwald...jika sampai Evan tergabung dengan Death Eaters hubungan Roiser dan Black akan putus"

"Kenapa?"

"Bellatrix Black membawa Evan menemui voldemort"

Actria menutup mulutnya tak percaya, Evan Rosier bisa senekat itu.

"Lalu kau?" Tanya Actria pada Edmud.

Edmud memukul pelan kepala Actria dengan bukunya.

"Aku satu-satunya orang waras di keluarga ku"

×××

×××

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

See you on next chapter 👋

Toxic Young Black : 𝐑.𝐀.𝐁Where stories live. Discover now