Tidak mungkin Darrel pulang ke rumah dan tidak mungkin pula Darrel dimarkas. Naya sudah bertanya pada Ara yang jelas-jelas Galaksi dirumahnya. Ia tau dari Ara jika Galaksi tidak ke markas, maka Darrel tidak kesana. Mager katanya.

Ting...tong...

Naya tersentak saat bunyi bel apartemen berbunyi, ia melirik jam lagi ternyata sudah jam 23.05. Tidak mungkin tamukan? lagipula sudah tengah malam, merekapun baru disini. Belum kenal tetangga kanan kirinya.

Ia mengintip dari monitor disamping pintu. Ternyata benar Darrel, cowok itu tengah bersandar pada dinding. Naya segera membuka pintu dan bau alkohol langsung mendominasi indra penciumannya.

"Lama lo!" ketus Darrel. Ia mendorong Naya dan berjalan masuk.

Naya mengernyit saat penciumannya tak sengaja menghirup wangi parfum perempuan. Parfumnya tidak seperti ini. Ara? tidak mungkin, wangi Ara seperti bayi dan bubble gum.

Naya berlari kecil menghampiri Darrel. Ia spontan menutup kedua matanya saat Darrel membuka hoodienya.

"Ngapain lo?!"

"Pakai baju dulu."

"Berisik, buruan ada apaan?"

Naya masih diam dengan kedua tangan yang menutupi matanya, "Kamu darimana? dari pulang sekolah dan baru pulang sekarang. Terus pulang keadaan setengah mabuk gitu dan lagi-"

"Gue udah bilang. Urus aja urusan masing-masing."

"Kamu abis ketemu sama siapa? perempuan mana?" tanya Naya.

Darrel tersenyum sinis dan berjalan mendekati Naya, "Gak usah munafik." Darrel menarik tangan Naya yang tadi menutupi matanya itu.

"Rel-"

"Sejak awal gue udah bilang, urus urusan masing-masing. Perjodohan ini berlaku di depan orang tua kita. Terlepas dari itu, lo bukan siapa-siapa gue. Lo gak berhak tau gue abis ketemu siapa, gue abis ngapain."

"Rel tapi tetep aja yang namanya pernikahan gak bisa dimainin kayak gini. Aku tetep istri kamu dan kamu tetep suami aku. Apa sopan suami pergi dan pulang tengah malam dibajunya bau parfum perempuan lain?"

"Itu urusan gue."

"Tapi aku perlu tau!"

"Lo pengen tau, supaya bisa ngadu ke Mami, Papi dan orang tua lo. Gitukan? Ngapain repot-repot, gue bisa kirim surat cerai besok kalau lo mau. Gak perlu cerita kebrengsekan gue."

Naya menggeleng, bukan itu maksudnya. Ia hanya ingin mereka terbuka dan tidak menyembunyikan rahasia sekecil apapun itu. Bahkan Naya rela memblokir semua kontak teman laki-lakinya serta memutuskan Alvaro, pacarnya saat di SMA Pelita. Tapi Darrel malah sebaliknya, cowok itu mengakui jika dirinya brengsek lalu kenapa tidak mencoba berubah?

"Rel, sebercanda itu ya pernikahan dimata kamu? sebercanda itu ya usaha aku?"

"Dari awal gue gak nerima ini, tapi karena Papi, Mami, sama Ara, gue terima. Bercanda? tunggu aja, biar gue tunjukin bercanda versi gue," Darrel mengusap pipi Naya sambil tersenyum miring. Ia mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu dan langsung menggigit bibir Naya hingga berdarah.

Darrel terkekeh sinis dan mengusap bibirnya sendiri, "Bercanda."

Naya tersenyum kecil dan mengerjabkan matanya yang membuat air matanya langsung turun deras tanpa komando. Naya akui saat ini Darrel membuktikan jika cowok itu brengsek. Tangannya terulur menyentuh bibirnya yang terasa perih, "Berdarah." gumamnya.

"Bercanda. Dan ini belum ada apa-apanya. Tunggu aja."

_To Be Continue_

_To Be Continue_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-mahar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-mahar

Darrel My Bad Husband [Terbit]Where stories live. Discover now