16 - Sweet Ending [END]

441 101 123
                                    

Park Jiyeon membuka kedua kelopak matanya perlahan-lahan. Ia merasakan sakit dan nyeri di kepalanya yang sudah diperban. Samar-samar, ia mencoba beradaptasi dengan keadaan sekitarnya yang terasa asing. Namun, hanya dalam hitungan detik gadis itu tahu jika dirinya sedang berada di rumah sakit.

"Oh, Jiyeon sudah sadar." suara Krystal terdengar setengah berseru.

"Aku akan memanggil dokter." Sungyoon pun menyahut.

Krystal mengangguk dan menghampiri Jiyeon, "Bagaimana keadaanmu? Kau merasa baikan?"

Jiyeon tak segera menjawab, masih berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Ia mendapati Krystal yang kini duduk di sisi pembaringannya, juga Jungkook yang berdiri di sampingnya.

"Kau baik-baik saja?" laki-laki itu pun turut bertanya.

Jiyeon hanya mengangguk, meringis kecil merasakan nyeri di kepalanya.

"Syukurlah. Dokter bilang lukanya tidak terlalu parah dan tidak sampai mengenai organ vital. Kau hanya butuh istirahat yang banyak."

Jiyeon terdiam, teringat kembali dengan peristiwa sebelum ini.

"Yein—bagaimana dengannya? Apa dia baik-baik saja?" gadis itu bun bertanya.

Krystal berdecak kesal, "Oi, kenapa kau justru mengkhawatirkan keadaan gadis gila itu, huh? Dia yang sudah membuatmu sampai seperti ini, apa kau tidak ingat? Dia bahkan nyaris menghantam kepala Jungkook menggunakan sebuah potongan besi."

Jiyeon terkejut mendengarnya dan refleks beralih menatap Jungkook, "A-apa?"

"Itu benar. Tapi tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja karena dia tidak sempat melakukan hal itu."

Raut wajah Jiyeon berubah lega, meski berbagai pertanyaan masih memenuhi benaknya, "Lalu—di mana dia sekarang?"

Jungkook dan Krystal saling menukar pandang sebelum Jungkook mendesah pelan dan menjawab.

"Sebenarnya Yein—ternyata gadis itu memiliki gangguan mental. Dan sekarang dia sedang berada di sanatorium untuk menjalani rehabilitasi."

"A-apa katamu? Gangguan mental?"

Jungkook mengangguk, "Pak Dujun dan Pak Siwon bilang penyakitnya cukup parah hingga mendekati jiwa seorang psikopat, bahkan mereka menemukan beberapa lembar fotoku dan fotomu di dalam kamar di rumahnya dengan berlumuran darah miliknya."

Jiyeon tertegun, sungguh ia amat terkejut mendengar semua penuturan Jungkook tersebut.

"Dan mentalnya semakin terganggu setelah Bong Jaehyun memutuskan hubungan mereka karena menyadari keadaannya yang seperti itu. Tapi Yein mengira Bongjae memutuskannya karena aku yang menghasut. Dia pikir aku ingin membalas sakit hatiku di masa lalu, itulah kenapa dia berusaha ingin kembali padaku. Dia melakukannya hanya dengan tujuan ingin membalaskan dendamnya padaku karena putus dari Bongjae. Yah, setidaknya itu yang kutahu dari penjelasan Bongjae beberapa waktu yang lalu."

"Bongjae yang memberitahumu?"

Jungkook mengangguk kecil, "Dia bilang akan datang kemari selepas sekolah nanti sekaligus ingin meminta maaf padamu, karena secara tidak langsung dia ikut menjadi penyebab masalah ini hingga membuatmu jadi seperti ini."

Jiyeon kembali bungkam. Sejujurnya ia merasa prihatin dengan kondisi Yein, tapi ia tak dapat melakukan apapun. Ia tahu, kondisi mental seperti itu memang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani oleh pihak yang tepat. Kini ia hanya berharap šuatu hari gadis itu dapat segera sembuh dan kembali menjalani kehidupan yang normal.

Di saat mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing, muncul seorang dokter yang berjalan memasuki ruangan. Sungyoon terlihat menyusul di belakangnya.

ʀᴏᴍᴀɴ ᴘɪᴄɪsᴀɴ 「ᴇɴᴅ」Where stories live. Discover now