11 - Sebuah Permintaan

216 91 34
                                    

Park Jiyeon masih terjaga malam itu. Kedua matanya sulit ia pejamkan. Lagi-lagi, entah kenapa pikirannya tertuju pada sosok Jeon Jungkook. Teringat ketika Jungkook jatuh menimpanya di saat mereka dalam perjalanan menuju lokasi perkemahan, lalu ketika tanpa sengaja gadis itu memeluk Jungkook karena merasa ketakutan. Kemudian mengingat bagaimana tatapan Jungkook padanya.

'Aarghh! Apa yang sudah kulakukan? Pasti sekarang dia jadi semakin membenciku..' batinnya kalut bukan main.

Karena tak juga dapat memejamkan kedua matanya, gadis itu pun merogoh kantong mantel bermaksud mengambil ponsel miliknya. Namun, detik berikutnya ia dibuat terkejut, sebab ia tak dapat menemukan ponsel miliknya di dalam kantong mantel yang dikenakannya.

Dengan sedikit panik, ia pun mulai mencari-cari benda pipih itu ke semua sudut secara perlahan, sebab takut mengusik teman-temannya yang kini tertidur pulas. Akan tetapi ponsel miliknya tak juga berhasil ia temukan.

Gadis itu menggigit bibir mulai cemas dan mencoba mengingat-ingat kembali ke mana saja ia pergi sejak tadi. Hingga detik berikutnya ia mendadak melemas seketika.

"Jangan-jangan itu terjatuh di saat aku berlari tadi. Oh, tidak. Apa yang harus kulakukan?" gumamnya panik bukan main.

Ingin sekali ia membangunkan Krystal dan mengajaknya pergi menemaninya mencari ponsel miliknya. Akan tetapi ia tidak tega membangunkan sahabatnya, demi melihat gadis itu yang kini tampak tertidur pulas. Akhirnya, usai berperang habis-habisan dengan rasa takutnya, Jiyeon pun meraih senter dari dalam tas ransel miliknya dan berjalan keluar dari tenda.

Sesampainya di luar, gadis itu bernapas sedikit lega, sebab di luar sana masih terdapat beberapa murid yang masih belum tidur. Sambil merapatkan mantel untuk mengurangi rasa dingin yang menggigit, Jiyeon pun berjalan menuju ke sekitar tempat di mana ia berlari-lari tadi. Ia mengarahkan senter ke sepanjang jalan yang dilaluinya.

"Ck, aku sungguh tak percaya melakukan ini sekarang. Ya Tuhan, semoga saja aku tak menemukan hal-hal aneh." gumamnya lirih.

Ia terus berjalan mencari ponsel miliknya dengan sesekali menoleh ke sana kemari, memastikan dirinya tak berjalan terlalu jauh dari orang-orang yang masih terjaga. Di saat ia sedang asyik fokus mencari, tiba-tiba kedua matanya menangkap dua orang yang agaknya seperti tengah bertengkar tak jauh dari tempatnya berada.

"Siapa?" gumam Jiyeon penasaran.

"Percayalah padaku, aku masih mencintaimu hingga detik ini. Aku sungguh menyesal telah meninggalkanmu begitu saja di masa lalu, Jungkook.."

Deg.

Jiyeon terkesiap saat mendengar nama itu disebut. Terlebih sepertinya ia mulai mengenali siapa sosok yang berbicara itu.

Jung Yein.

"Apa kau tidak dengar ucapanku? Aku tidak tertarik membicarakan masa lalu. Semuanya sudah berlalu dan aku sudah lama melupakannya." suara Jungkook terdengar menyahut.

"Tapi aku sungguh masih mencintaimu, Jungkook.."

"Kenapa baru mengatakannya sekarang? Kenapa tidak sejak dulu saja kau mengatakan itu?"

"A-aku minta maaf.. A-aku tahu aku salah.. Aku—"

Tak berniat ingin mendengar ucapan Yein lebih lanjut, Jungkook beranjak pergi begitu saja. Akan tetapi gadis itu dengan cepat menahan lengannya.

"Jungkook, kumohon berikan aku satu kesempatan lagi.. Aku—aku berjanji akan menebus semua kesalahanku di masa lalu.."

"Maaf mengecewakanmu, tapi hatiku telah lama tertutup dan tak ada lagi kesempatan bagimu untuk kembali."

ʀᴏᴍᴀɴ ᴘɪᴄɪsᴀɴ 「ᴇɴᴅ」Where stories live. Discover now