13 - Pertengkaran

241 89 43
                                    

Malam berikutnya, Jungkook dan Sungyoon terlihat duduk memisahkan diri dari yang lainnya seperti biasa. Sesekali terdengar suara Sungyoon yang berdendang kecil diiringi petikan gitarnya sendiri. Adapun Jungkook terlihat fokus dengan game offline di ponsel miliknya. Tiba-tiba saja keduanya dikejutkan oleh seseorang yang bersuara cukup keras. Atensi keduanya pun teralihkan seketika. Tahu-tahu mereka mendapati sosok Krystal yang kini tengah memaki dan berteriak tak jelas pada ponsel di tangannya.

Ck, sudah kukatakan jaringan di sini tidak bagus. Sudahlah matikan saja. Aku tidak bisa dengar apapun, jadi berhentilah menghubungiku lagi. Apa kau mengerti?”  gadis itu terlihat kesal dan memutuskan teleponnya begitu saja.

Oi, Krystal!” panggilan itu sontak mencuri atensi gadis tersebut.

Ia sedikit kaget mendapati sosok Sungyoon dan Jungkook yang kini asyik duduk santai di tempat tak jauh darinya.

“Bertengkar dengan pacar?” Sungyoon kembali bertanya.

Krystal sedikit terkejut mendengarnya, "H-huh? B-bukan. Aku tidak punya pacar. Itu tadi hanya—seseorang yang kukenal."

"Ah, begitu.." Sungyoon terlihat mengangguk mengerti, "Kemarilah, duduk bersama kami."

"A-apa? T-tidak, terima kasih. Maksudku—"

"Tidak apa-apa. Duduk saja di sini jika kau mau."

Krystal tertegun sejenak mendengarnya. Ya, yang baru mengatakan itu bukanlah Sungyoon, melainkan Jungkook.

"H-hei, kau—baru saja bicara padaku?" ucap gadis itu sedikit takjub, pasalnya sudah beberapa hari terakhir ini laki-laki itu nyaris seperti patung hidup, bahkan Krystal tak pernah lagi mendengar suaranya yang sebelumnya memang cukup berisik.

Alih-alih merasa canggung seperti sebelumnya lantaran keberadaan Sungyoon di sana, gadis itu kini justru berjalan mendekat dengan ekspresi wajah takjub miliknya.

Melihat itu, Sungyoon refleks mengulum senyum geli. Sementara Jungkook berdecih kecil.

"Tsk, bisakah reaksimu biasa saja, huh? Memangnya aku terlihat seaneh itu di matamu?"

Tak menjawab, Krystal justru meletakkan ponsel miliknya begitu saja di atas rumput, kemudian beralih menyentuh jidat Jungkook.

"Oi, apa yang kau lakukan?" Jungkook refleks menepis sedikit jengkel.

"Suhu tubuhmu normal. Itu artinya kau tidak sedang sakit." Krystal menjawab dengan mimik serius.

"A-apa?"

"Jadi, apa ini artinya kau sudah tidak marah lagi pada Jiyeon?"

"Ck, aku tidak pernah marah padanya."

"Sungguh? Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan memanggil Jiyeon dan mengajaknya kemari."

Jungkook sontak membelalak mendengarnya, "A-apa katamu? Hei, tunggu dulu! Oi, Krystal, kubilang tunggu sebentar!"

Akan tetapi gadis bermarga Jung itu telah beranjak pergi dengan cepat. Jungkook mendesah kesal sekaligus panik dibuatnya.

Melihat itu, Sungyoon sontak terbahak, "Oi, tak perlu salah tingkah begitu. Bukankah kau sendiri yang mengatakan ingin segera mengakhiri semuanya, huh?"

Jungkook hanya balas menatap sahabatnya itu dengan tatapan jengkel tanpa menjawab. Sungyoon kembali tertawa karenanya. Tapi tiba-tiba saja dering ponsel miliknya menghentikan tawanya begitu saja.

"Aku akan pergi sebentar mencari sinyal bagus." ucapnya pada Jungkook, lantas beranjak begitu saja meninggalkannya.

Tinggallah Jungkook seorang diri di sana. Entah kenapa dadanya mendadak berdebar-debar tanpa sebab. Padahal saat sedang akan menghadapi ujian sekolah saja ia tak pernah sekali pun merasa segugup ini.

ʀᴏᴍᴀɴ ᴘɪᴄɪsᴀɴ 「ᴇɴᴅ」Where stories live. Discover now