12 - Realizing

216 91 19
                                    

"Apa kau bersedia membantuku?" untuk yang ke sekian kalinya, Yein mengulangi pertanyaannya.

Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Jiyeon pun menghembuskan napas panjang, sebelum kemudian menjawab, "Maaf, Yein. Aku bukannya menolak untuk membantumu, tapi—aku sudah terlanjur berjanji pada Jungkook, bahwa aku tidak akan pernah lagi mengusik hidupnya.."

Yein menatap Jiyeon dengan tatapan datar miliknya, tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Sementara Jiyeon pun hanya diam, ia tak tahu apa yang kini ada dalam pikiran Yein, tapi ia memiliki firasat bahwa gadis itu tak mempercayai ucapannya.

"Jadi kau tidak mau membantuku?" Yein pun kembali membuka suara.

"Yein, sudah kukatakan aku bukannya tak ingin, tapi—"

"Ck, sudahlah. Aku mengerti. Memang tidak seharusnya aku meminta bantuanmu yang jelas-jelas menyukai Jungkook."

Jiyeon kembali mendesah pelan, merasa tak ada gunanya berdebat dengan gadis itu.

Di saat keduanya sama-sama terdiam, tiba-tiba terdengar suara ramai tengah memanggil-manggil nama Jiyeon tak jauh dari tempat keduanya berada.

"Oh, itu pasti teman-teman yang mencari kita. Yein, ayo kita keluar dari sini." Jiyeon pun beranjak berdiri.

Akan tetapi Yein hanya diam tak menjawab dan masih berada pada posisinya.

"Yein.." Jiyeon kembali memnnggil.

Yein tetap tak menyahut. Jiyeon mengerti, pastilah gadis itu kesal dan marah lantaran dirinya yang tak bersedia membantunya. Tapi apa yang bisa dilakukan Jiyeon? Ia memang terlanjur berjanji akan menjauh dari kehidupan Jungkook.

Karena Yein hanya diam dalam posisinya, Jiyeon pun memilih mengurungkan niatnya untuk pergi. Lagipula ia tak mungkin meninggalkan gadis itu sendirian di sana, bukan?

"Teman-teman! Kami ada di sebelah sini!" gadis itu pun akhirnya berteriak sekeras mungkin, memastikan orang-orang mendengar suaranya.

Lantas, sesaat kemudian muncullah beberapa orang yang datang dengan cahaya lampu senter yang menyorot dari berbagai arah. Tampak sosok Yoon Dujun yang muncul paling depan, lalu disusul Krystal di belakangnya. Begitu mendapati sosok Jiyeon, gadis itu pun seketika berjalan mendahului dan segera menghampiri sahabatnya tersebut.

"Jiyeon! Kau baik-baik saja? Hei, bagaimana bisa kau sampai masuk ke dalam sini, huh?" ucapnya cemas bercampur kesal.

Terlebih saat itu ia baru sadar bahwa ternyata ada Yein yang berada di sana bersama sahabatnya itu.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih kalian sudah menemukanku." sahut Jiyeon.

"Kenapa kalian berdua tidak mengindahkan perkataan saya? Bukankah saya sudah katakan, tidak ada yang boleh memasuki hutan tanpa seorang guru pendamping." Yoon Dujun turut menyahut.

"Maafkan saya, Pak. Saya memang salah. Saya berjanji setelah ini tidak akan masuk hutan sendirian lagi."

Dujun menarik napas panjang mendengarnya, "Kalian berdua masih beruntung karena belum masuk terlalu jauh ke dalam hutan. Sekarang cepat kembali lagi ke lokasi tenda."

"Baik, Pak."

Dujun pun berbalik dan berjalan mendahului. Tepat saat itu, tanpa sengaja Jiyeon bertemu pandang dengan Jungkook yang ternyata ikut dalam pencarian tersebut. Sungyoon pun terlihat bersamanya.

"Jiyeon, apa kau baik-baik aja?" tanya Sungyoon khawatir.

Jiyeon mengangguk kecil, "Iya.. Maaf sudah membuat kalian semua bingung dan cemas."

ʀᴏᴍᴀɴ ᴘɪᴄɪsᴀɴ 「ᴇɴᴅ」Where stories live. Discover now