Part 10

122 9 0
                                    

Ah, sebelumnya saya cuman mau ingatkan. Kalau ini cuman ff. Kenapa ngak pakai nama jeon Jungkook aja? Yah karna agak aneh aja. Bukan aneh sih tapi, belum terbiasa dengan hal itu. Walaupun saya sering baca fanfiction tapi, saya selalu Menganti nama pemeran saat membaca. So, you know-lah. Satu lagi, ini bukan ff NC, jadi tak ada 1821 nya di sini. Paling-paling bahasanya saja.

Happy reading💜
_______

Pagi hari telah tiba. Dengan malu-malu, si bola raksasa memunculkan diri dari timur. Suara merdu burung mulai terdengar. Dan kalau saja di rumah-nya ada ayam, mungkin sudah berkokok.

Gadis itu terbangun dari tidurnya. Ia beberapakali mengedipkan mata, lalu mengucek nya. Sebelum Starla, --gadis itu-- melakukan aktivitasnya, ia menyempatkan diri untuk mengucapkan syukur kepada sang pencipta.

Setelah kata amin diucapkannya, Starla mendudukkan dirinya di ujung ranjang. Merenggangkan ototnya, dan sesekali menguap.

Ah, ternyata masih jam lima. lebih tepatnya setengah enam pagi.

Ia teringat tentang semalam. Ia masih penasaran dengan keluarga tuan Jean. Seperti belum puas dengan informasi itu. Kayak, masih di tutupi pihak keluarga. Yah, selain alasan mengapa di ganti marga De-amor -- yang artinya raja-- pastinya ada alasan lain dong. Oke, nanti Starla coba tanyakan pada mereka. Suatu saat nanti. Yah, lihat saja.

Sarapan pagi ini lebih menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarapan pagi ini lebih menyenangkan. Ada papa, mama dan kakaknya. Lengkap sudah keluarga ini.

Starla mengambil tempat duduk di sebelah Stiven sang kakak. Di depannya -- bersebrangan meja-- ada papanya. Papa Rafael panggilannya. Dan mamanya sedang menyiapkan berbagai macam makanan.

"Widih, makan enak nih." Wajah Starla begitu tergiur untuk makanan di depannya. Hanya sarapan pagi tapi seperti mau pesta.

"Tumben mama masak banyak? Padahal cuman sarapan?!" Stiven bertanya, ia tak kala antusias dengan berbagai macam makanan di atas meja. Tapi ia bingung kenapa banyak sekali makanan di meja?!

"Jam delapan sebentar ada tamunya papa kalian, klien ya pah?!"

"Iya"

Tak banyak tanya lagi mereka menikmati sarapan. Cuman boleh nasi goreng yang di makan, jangan yang lain. Apapun itu harus di turuti kalau mama sudah bicara. Jangan sampai ada perang dunia ketiga hanya karena makanan.

"Huh? Mama kalau ngak mau kita makan, kenapa harus keluarin sih? Kan bisa taruh di lemari makan?!" Protes Starla di ikuti anggukan dari Stiven.

"Tau. Masa kita cuman makan nasi goreng, trus liat lauknya.?!" Stiven Masih protes. Tapi ia tetap menikmati makannya.

"Sudah-sudah makan cepat!! Sudah mau jam tujuh!"

Keduanya menghela nafas berat, sedang Rafael bangun dari duduk untuk menerima telpon. Dia sedikit menyingkirkan diri dari meja makan.

MAFIA PENSIUN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang