Part 8

172 8 0
                                    

Happy reading:)

________________________________________

Cinta pertama ya?

Kata orang cinta pertama itu, susah di lupakan. Hm? Cinta pertama juga membuat seseorang merasakan, yang namanya labil, plin-plan, egois, alay, dan mungkin Masi banyak kata-kata orang tentang cinta pertama.

Tapi yang membekas di benak nya, hanya kata sang kakak, Stiven. Waktu itu Starla pernah bertanya "cinta pertama itu seperti apa sih?" Dan dengan senyum menyebalkan dia menjawab "cinta pertama itu, malu-malu tapi mau." Kemudian dia tertawa konyol, dan berakhir umpatan dari sang adik "sialan!"

Waktu itu dia pikir, mimpi yang dia alami benar-benar bunga tidur. Lagi, semua itu karena perkataan Stiven. Kalo di pikir-pikir, Stiven selalu mempengaruhi otak adiknya. Tapi dia juga tau batas untuk mempengaruhi. Oh ayolah , dia sadar Starla itu Masi 17 tahun. Jadi, dia akan bicarakan hal yang wajar saja.

Ngomong-ngomong soal mimpi, dan cinta pertama. Dia ingin tertawa. Beberapa waktu yang lalu, dia bermimpi. Tentang dia yang hampir di tabrak oleh mobil bermerek. Dia pikir itu cuman mimpi buruk baginya. Yah, hampir tertabrak. Lalu hari berikutnya, dia juga bermimpi. Dia hampir di tabrak. Tapi di tempat yang berbeda. Lalu, beberapa hari kemudian dia bermimpi lagi. Kali ini dia bertemu dengan mafia yang sedang transaksi jual beli.

Kisa itu berlanjut sampai kemarin malam, dia bermimpi, dia menikah. Dengan orang yang itu. Ah pria mafia berkedok CEO. Tampan, dia. Kaya, dia.

Jujur dia tak berani bercerita tentang mimpi itu, pada Stiven. Stiven itu konyol, dia itu akan menertawakan Starla. Dan pasti dia akan bilang "mimpi lo konyol banget"
So, dia ngak akan cerita.

Tapi, mimpi konyol yang di bilang Stiven akan nyata kah sekarang? Ini dia. Pria yang pernah menjemput nya. Dia, sedang duduk memberi materi.

Tadi, setelah acara kekagetan Starla. Semua kembali normal. Starla di suruh duduk, dan dia melanjutkan materi. Sebelumnya, ada perkenalan singkat nya. Dan tebak?! Kayran de-amor itu nyata.

Bukan itu bertanda, kalo seorang Mr Jean de-amor itu nyata? Maybe. Dia akan mencoba untuk bertanya, stelah jam pelajaran usai.

_____

Ini saat nya. Starla duduk dihadapan guru baru nya. Si guru tampan berwajah bule. Iya, bule. Kalo di lihat-lihat kai itu mirip salah satu member boyband terkenal, yang pernah Starla liat di handphone nya Angel-si gadis pencinta pria tampan-.

Satu fakta baru, kai itu orang Korea. Korea Selatan tepatnya.

"Jadi ada apa?" Kai bertanya, setelah Starla duduk.

Dia ternyata bisa berbahasa Indonesia?! Tapi nada bicaranya, Masi kental khas negeri ginseng. Belum fasih ternyata.

Starla berdehem, menghilangkan gugup "jadi begini pak, eumm? Bapak punya saudara?" Dia bertanya dengan nada ragu. Ayolah, bertanya tentang silsilah keluarga orang itu tak bagus, apalagi baru kenal.

Mata kai memicing, ia membaca name-tag di baju Starla. "Emm?! Saudara ya? Yah, aku punya. Wae?" Kai balik bertanya, memastikan.

"Hm, pak! Saya punya satu cerita, tentang mimpi. Dan itu-" ia menggantung, menelan ludah sendiri, dan berusaha meyakinkan diri bahwa ia bisa. "dan itu ada kaitannya dengan bapak!"

Sebenarnya ia agak ragu, tapi dia harus cerita. Agar dia tak mati penasaran. Kan lucu, kalo ada berita "seorang gadis, mati karena penasaran" ouh shit.

"Ok, Masi ada waktu untuk bercerita, ingat sepuluh menit lagi bel masuk." Kai mengingatkan.

Starla mengangguk mantap. Dia yakin untuk bercerita. "saya beberapa hari lalu bermimpi. Dan orang yang ada di mimipi saya itu, bapak dan seseorang yang menjadi saudara bapak!" Ia bercerita. Tapi tidak dengan hal-hal konyol yang ada di mimipinya. Hanya bagian pengenalan tokoh utama.

"Nama saudara bapak, Jean?"

Mendengar pertanyaan itu, kai mengambil handphone nya membuka aplikasi galeri, dan menunjukkan foto seorang pria tampan di sana.

Benar itu Jean. "yah namanya Jean. What's wrong?"

Starla tersenyum canggung. 'Dia guru bahasa Korea atau bahasa Inggris sih?' batinnya bertanya.

"Dia benar-benar mirip dengan yang ada di mimpi saya pak"

Kai mengangguk paham " mau bertemu dengannya?"

"HAH?" Yang benar saja. Itu terlalu cepat. "bukannya terlalu cepat ya pak?"

"Ani, dia mungkin agak sibuk, tapi untuk adiknya way not?"

Sekali lagi Starla tersenyum. Ck. Guru aneh.

"Nanti saja. Saya yang belum siap bertemu."

__________

Setelah perbincangan itu ia kembali ke kelas. Menundukkan diri sebelum pertanyaan konyol dari teman-teman nya terdengar.

"Lo ngomongin apa aja sama dia?" Angel mengangkat suara bertanya.

"Hal pribadi" jawabnya seadanya.

"Hal pribadi? Lo sama dia ngak pacaran kan?"  Ayana menodong pertanyaan. Yang pastinya meminta jawaban.

"Ya enggak lah. Ya kali gue pacaran sama entuh guru."

"Ya sapa tau kan"

"Setres. eumm bentar lagi jam mapel lintas minat bukan?"

Mereka-- teman-teman nya-- mengangguk

____________________

Tawa lepas terdengar. Banyak yang bercerita ria, pacaran, dan ada juga yang menjahili teman nya.

Suasana pulang sekolah.

"Starla! Pulang kita singgah di toko buku dulu okey?" Stiven meminta.

Starla mengangguk. "He'em, tapi abis itu singgah makan ya di resto biasa!"

"Gue ngak di ajak?!" Ayana membuka suara. Ia bertanya dengan cemberut. Duh mengemaskan.

" Masi tanya lagi. Ikut dong. Bareng gue ya?!" Stiven itu sahabat nya. Sama kaya Starla. Banyak yang bilang mereka pacaran. Tapi nyatanya enggak.

"Yaudah, keputusannya kita bertiga ke sana okey?"

Mereka bertiga saling merangkul dan berjalan ke arah parkiran. Sudah kebiasaan mereka pulang bersama.

Paginya, Ayana di antar supir atau ayahnya. Dan siangnya pas pulang sekolah, ia pulang bareng kakak beradik ini.

Yah, begitulah persahabatan mereka.
_______________________

TBC 

Next part: "gila. Di mimpi aja dia manis. Nyata kek kampret."

"Awas Lo pak tua! gue buat lo bucin parah sama gue"
______

Jangan lupa votenya.

★vani_kim★

MAFIA PENSIUN (HIATUS)Where stories live. Discover now