Second Epilogue

30 3 0
                                    

Ada selembar amplop putih di tangan Ji Na. Amplop tersebut berisi surat pernyataan dokter mengenai kehamilannya, lengkap dengan jadwal check up bulanan, dan foto USG yang sudah Ji Na ambil di bulan kedua kehamilannya ini. Ya, tepatnya minggu ke enam usia kandungan Ji Na. Dan, ia siap menyampaikannya pada Jae Hyun.

Wanita itu memeriksa ruang chatnya dengan Jae Hyun sekali lagi. Ia mengatakan kalau ia ingin makan siang sekarang dan meminta Jae Hyun menemuinya di lobby kantor sekarang. Kini, degub jantungnya berdetak tak sabaran menunggu setiap detiknya yang ia lewatkan untuk menyampaikan hal bahagia ini.

Sampai suara sepatu pantofel terdengar nyaring hingga ke telinganya. Ji Na menoleh, mendapati Jae Hyun tersenyum ke arahnya saat menghampirinya. Wanita itu menyentak berdiri. Ia tak sabar untuk menunggu Jae Hyun tiba di hadapannya. Untuk itu, ia lebih dulu berlari menghampiri Jae Hyun dan berhambur ke pelukannya.

"Kau lapar atau merindukanku, hm?" goda Jae Hyun sambil mendaratkan ciumannya di bahu Ji Na.

"Aku hamil, Baby," satu informasi penting yang tak kuasa Ji Na tahan akhirnya meluncur begitu saja dari bibirnya.

Hal itu berhasil membuat Jae Hyun menegang. Pria itu melepaskan pelukannya. Tatapannya yang ia tancapkan begitu dalam dan serius ke balik kedua mata Ji Na. "K-kau bilang apa?" tanyanya.

Ji Na tersenyum lebar. Tangannya terangkat menyentuh kedua pipi Jae Hyun. Satu ciuman ia daratkan di bibir kekasihnya. "Aku hamil, Jeff. Aku barusan pergi menemui Dokter Jung. Dia mengatakan kalau usia kandunganku memasuki minggu ke enam. Aku juga sudah ambil USG───"

CUP.

Jae Hyun tak memberi Ji Na kesempatan untuk menyelesaikan ceritanya. Hormon bahagianya membuatnya buru-buru untuk ia lampiaskan melalui sebuah ciuman panjang yang ia labuhkan ke atas permukaan bibir Ji Na. Pria itu membangun lumatan manis bersama Ji Na tanpa menghiraukan pandangan orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka. Bahkan, Soo Hwa dan Do Young pun baru saja tiba di lantai yang sama dengan mereka, kemudian memperhatikan adegan ciuman itu dari kejauhan.

"Terimakasih," ucap Jae Hyun sembari menghujani Ji Na dengan kecupan-kecupan ringan di bibirnya.

Ji Na tersenyum haru. Tangannya yang berada di kedua pipi Jae Hyun pun bergerak mengusap pipinya.

"Aku minta maaf karena pernah begitu keras kepala kalau aku ingin menikah di Italy. Rasanya pasti melelahkan sekali kalau harus mempersiapkan pernikahan di luar negeri, Jeff."

Jae Hyun tersenyum hangat. "Aku tau kau akan segera hamil. Untuk itu aku melarangnya habis-habisan. Kau tau, mengurus izin untuk bisa menikah di luar negeri sangat sulit, Baby."

Ji Na menganggukkan kepala, menyetujui ucapan Jae Hyun. "Aku akan benar-benar istirahat. Aku akan menjaga kandungan ini dengan baik, ya?"

Satu ciuman dalam mendarat di kening Ji Na. "Aku akan membantumu menjaganya," tangan Jae Hyun bergerak mengusap perut Ji Na yang masih rata. "Sepertinya, kita harus mulai untuk menyiapkan kamar untuknya di rumah."

"Tapi sebelum itu," Ji Na menolehkan kepalanya ke belakang Jae Hyun, persisnya pada sosok Do Young yang terlihat telah berlutut di hadapan Soo Hwa. "Kita harus menyaksikan sebuah peristiwa penting untuk Soo Hwa dulu."

"Ah, benar," Jae Hyun ingat seseorang berencana melamar kekasihnya hari ini. Pria itu berbalik, menghadap orang yang dimaksud itu. "Hah, lihatlah. Bahkan dia lebih pandai menarik kerumunan hanya dengan berlutut di hadapan Soo Hwa. Aku sudah menciummu di tengah lobby juga tidak ada pengaruhnya untuk kerumunan itu."

Ji Na terkekeh mendengarnya. Satu cubitan melayang di pinggang Jae Hyun. "Mereka sudah terlalu sering melihat kita bersama. Do Young dan Soo Hwa kan pasangan yang masih hangat-hangatnya bagi mereka."

Love Story Donde viven las historias. Descúbrelo ahora