Chapter 15 : Difficult Choice

67 62 8
                                    

Pagi yang baru kembali hadir, hari ini adalah hari pertama Akira masuk ke kampus setelah insiden yang menimpa dirinya. Akira bersiap diri seperti biasa dan segera sarapan agar tidak ketinggalan bus.

Akira : Eomma, aku sudah selesai sarapan. Aku akan berangkat eomma.

Bu Hani : Jamkkanman Akira, kamu tidak akan pergi sendiri Jiheun akan mengantar mu ke kampus.

Akira : Hah? Tidak perlu eomma, lihat aku sudah baik-baik saja. Lagi pula bukannya Jiheun akan berangkat ke kampusnya eomma?

Bu Hani : Hari ini kampus Jiheun tengah mengadakan sebuah acara, jadi mereka tidak akan masuk pagi ini, mereka semua akan mengambil jam malam. Nah, itu Jiheun dia sudah siap. Jiheun, hati-hati dijalan ya. Jaga Akira baik-baik.

Jiheun : Baiklah eomma, ayok berangkat nanti lo bisa telat.

Akira : Kalau ini bukan permintaan eomma, sudah kutolak lo mentah-mentah. Eomma, Akira berangkat dulu. Annyeong higyeseyo eomma.

Bu Hani : Ne annyeong higaseyo, hati-hati dijalan.

Akira dan Jiheun pun berangkat menuju halte bus bersama. Ketika sampai di halte bus, bus masih belum sampai. Alhasil mereka berdua harus menunggu di halte dan yang membuat suasana sedikit aneh adalah hanya mereka berdua saja yang ada di halte itu.

Akira : Ih...kok busnya lama banget sih?! Biasa juga jam segini udah nyampe.

Jiheun : Apa kau tidak bisa bersabar? Aku kasihan melihat supir bus yang setiap hari harus bangun sangat pagi hanya untuk melayani kita dan itu pun masih ada aja yang protes cuman karena telat dikit kayak lo sekarang.

Akira : Ya bukannya gw protes. Cuman ini emang udah telat dari jam biasanya. Atau kita ketinggalan busnya??!! Habislah diriku, aku akan dihukum berdiri di luar kelas sampai jam istirahat.

Jiheun : Sabar aja dulu, tunggu 5 menit lagi mana tau busnya masih ada. Kalau sudah tidak ada tanda-tanda bus datang kita naik taksi saja.

Akira pun hanya menuruti perkataan Jiheun dan menunggu 5 menit lagi di halte. Dan benar saja, 5 menit kemudian bus baru datang ke halte.

Supir : Maaf ya nak, bapak ini supir baru jadi bapak agak sedikit telat.

Akira : Ah...pantas saja. Tidak apa-apa pak, yang penting bapak udah datang kesini. Terima kasih pak.

Supir : Baiklah nak, terima kasih atas perhatian mu.

Akira dan Jiheun segera masuk dan duduk di bagian belakang bus.

Jiheun : Tumben lo bicara gitu, tadi di halte aja protes mulu, eh.. sekarang tetiba udah di jelasin sama supirnya lo malah sok baik dan perhatian. Dasar muka dua.

Akira : Apaan sih lo?! Gw gini-gini ngerti banget sama perasaan orang gak kayak lo udah macam dinding aja.

Jiheun : Seterah dah apa kata lo, lo cuman gak tau yang sebenarnya aja.

Akira : Maksud lo? Sebenarnya gimana?

Jiheun : Lihat aja nanti. Lo pasti bakal tau juga.

Akira : Ih, ini anak ngomong apaan sih?! Gak jelas banget. Dan oh iya, aku tidak boleh lupa hari ini Jihoon oppa ngajak ketemuan di taman dekat studio musik. Aku akan pergi diam-diam saja tanpa harus diketahui ama Jiheun dan eomma.

Jiheun : Woy!! Lah baru aja ngomong udah ngelamun lagi lo. Emang dah lo kerjanya halu mulu.

Akira : Serah gw dong mau ngelamun apa, yang penting gak ada kaitannya dengan kamu.

Akhirnya Akira dan Jiheun sudah sampai di halte dekat kampus Akira. Disana Jiheun tetap mengantar Akira sampai pintu gerbang kampus.

Akira : Udah ah Jiheun, sampai sini aja. Ntar lo ikut sampai kelas gw lagi.

Me And Mr.Lee [Complete] ✅Where stories live. Discover now