Chapter 9 : The Painful Truth

70 68 4
                                    

Hari baru kembali hadir, Akira bersiap-siap seperti biasa menuju sekolah. Hari ini Akira berniat menanyakan tentang anak kecil yang ditemui Jiheun selama ini. Akira berjalan menuju sekolah dan ia melihat Jiheun yang kira-kira berjarak 5 meter di depan. Akira ingin menyusul tetapi saat mendekati gerbang sekolah, ia dihentikan oleh kedua sahabatnya.

Grasia : Hayy.. Kira, bareng yuk ke kelas!

Vanny : Eh... bentar gesss temanin aku ke kantin dulu yuk, laper nih gak sempat sarapan gw.

Akira : (menarik napas panjang) Iya deh, ayok cepetan keburu masuk nanti.

Akhirnya, rencana Akira gagal untuk bertanya kepada Jiheun. Tapi masih ada kesempatan lain, Akira berencana untuk bertanya ketika jam istirahat. Ia akan beralasan sedang kenyang kepada kedua sahabatnya agar bisa menyisakan dirinya dengan Jiheun di kelas.

S K I P

Waktu istirahat pun tiba, sesuai rencana Akira beralasan sedang kenyang dan tidak mau ke kantin kepada kedua sahabatnya itu.

Vanny : Yok let's go to kantin!

Akira : Kalian aja yang pergi ya, gw lagi kenyang nih.

Grasia : Tumben lo kenyang, oooo gw tau, nih pasti lo sarapan sereal kan? Hahaha kebiasaan lo aneh sih.

Akira : Iya-iya ledekin trus nih anak, lagi pun siapa juga yang mau makan kalau tau punya kebiasaan kayak gini. Kalau bukan karena takut kena marah Mama gw udah gw buang ke tempat sampah.

Vanny : Gak boleh gitu Kira, tuh makanan rezeki yang salah itu cuma derita lo yang gak suka ama sereal wkwkwk.

Akira : Udah ah, daripada ledekin gw terus baik kalian ke kantin sekarang keburu masuk kelas nanti.

Grasia, Vanny : Okey, bye....

Untung saja kedua sahabat Akira mengetahui kebiasaannya yang bisa dibilang cukup aneh. Dan BINGO, perkiraan Akira benar bahwa hanya tersisa dirinya dengan Jiheun di kelas. Tanpa basa-basi Akira langsung berdiri dan melangkah ke meja Jiheun.

Akira : Ji..Jiheun ya.. (dengan nada ragu )

Jiheun : Wae? [ Wae = kenapa dalam bahasa korea ]

Akira : Aku mau bertanya satu hal sebelumnya terima kasih udah nyelamatin aku semalam. Tapi, kenapa kamu malah pergi ke sebuah panti asuhan dan bertemu dengan anak kecil disana? Dan siapa dia?

Jiheun yang sedang menulis pun, seketika tersentak mendengar pernyataan Akira dan itu berhasil membuat Jiheun menghentikan aktivitasnya itu.

Jiheun : Itu bukan urusanmu, sebaiknya kau tidak bertanya tentang hal itu.

Akira : Kenapa harus dirahasiakan?
Jiheun : Sudah kubilang itu bukan urusanmu! Pergi dan diamlah di bangkumu sendiri.

Akira yang melihat Jiheun sangat keras kepala juga tidak habis pikir kenapa sangat ingin sekali menutupi hal ini dari semua orang. Tak lama, para murid mulai kembali ke kelas dan bel pun berbunyi. Suasana menjadi sedikit tidak nyaman antara Jiheun dan Akira dikarenakan perkataan Akira tadi membuat Jiheun sepertinya sedikit tersinggung. Mereka berdua hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun selama di kelas.

Jam pulang sekolah pun tiba. Akira berencana untuk mengikuti Jiheun menuju panti asuhan tersebut tanpa ketahuan oleh Jiheun. Akira sengaja menunggu lebih lama di gerbang sekolah untuk membiarkan Jiheun pergi dulu agar tidak ada kecurigaan dari Jiheun akan kehadiran dirinya. Setelah melihat Jiheun yang mulai melangkah jauh ke depan. Akira akhirnya mulai mengikuti dari belakang. Awalnya Akira hampir ketahuan karena Jiheun yang terus menghadap ke belakang seolah-olah tahu ada orang yang membuntutinya. Tapi, Jiheun terus melangkah hingga hampir tiba di depan panti tersebut. Namun, ada sebuah keributan di panti asuhan itu. Akira melihat dari balik pepohonan sambil mengamati apa yang sebenarnya terjadi.

Me And Mr.Lee [Complete] ✅Where stories live. Discover now