Chapter 8 : Change???

69 69 2
                                    

S K I P

Bel pulang berbunyi, semua murid sekolah mulai berhamburan keluar gerbang. Akira, Grasia, dan Vanny yang sudah berbaikan kini saling mengucapkan selamat tinggal dan pulang ke rumah masing-masing.

Vanny : Akira, aku dan Grasia duluan ya, ingat jangan marah lagi. Kalau tidak jangan harap lo bisa lihat muka gw nanti.

Akira : Iya-iya, aku janji deh, janji tidak akan marah kepada sahabat tercintaku lagi.

Grasia : Sip kalau begitu, kami duluan Akira, bye.... (sambil melambaikan tangan)

Akira pun membalas dengan senyuman dan lambaian tangannya. Akira mulai berjalan pulang menuju rumahnya dari kejauhan ia melihat Jiheun yang lagi-lagi berdiri di persimpangan lampu merah. Dengan langkah kaki cepat, Akira ingin segera mencapai posisi Jiheun untuk balas dendam.

Akira : Hey tunggu disana Jiheun!!!

Jiheun : Aishhh, sepertinya dia akan melakukannya hari ini.

Disaat itu lampu sudah berubah, dengan segera Jiheun menyebrang ke ujung jalan. Tak mau ketinggalan, Akira juga langsung menyusul. Tiba-tiba....

Tet...tet...tet...tet... (suara klakson mobil)

Akira mematung melihat mobil yang sudah hampir dekat dengan dirinya.

Jiheun : AWAS!!!!!!

Dengan cepat, Jiheun berlari dan segera mendorong Akira ke tepi. Mereka pun akhirnya terjatuh dengan posisi muka Jiheun dan Akira saling bertatapan.

Akira : Tunggu apa aku selamat?? Dan Jiheun, dia menyelamatkanku. Oh astaga kenapa jantungku berdetak cepat, kenapa dia menatapku seperti itu.

Jiheun POV

Jiheun : Untunglah dia selamat, dasar anak ini membuatku kaget saja, tapi kenapa jantungku berdetak dengan cepat dan kenapa aku mengkhawatirkannya dari tatapan ini.

Jiheun POV end

Orang-orang mulai ramai mengerumuni Jiheun dan Akira untuk bertanya apakah mereka baik-baik saja.

Dek, kalian tidak apa-apa?

Apa kalian terluka?

Syukurlah kalian tidak tertabrak mobil tadi.

Melihat banyak sekali orang, Akira dan Jiheun segera bangkit dari posisi mereka.

Akira : Ah.. saya gak pa pa, hanya sedikit luka lecet di tangan dan kaki, nanti bisa saya obati sendiri di rumah.

Perlu bantu kami antar ke rumah dek? (Tanya salah satu orang)

Akira : Oh.. tidak perlu kak, rumah saya dari sini dekat dan saya masih bisa jalan, terima kasih atas tawarannya kak.

Oh baiklah kalau begitu, hati-hati dijalan ya dek.

Akira : Baik kak.

Setelah itu, semua orang mulai bubar dari lokasi tadi. Akira melihat Jiheun yang sudah berjalan lebih dulu sambil memegang lengannya, merasa sedikit sedih melihat kondisinya itu. Akira pun diam-diam mengikuti Jiheun dari belakang karena ingin membantu Jiheun sekaligus penasaran kemanakah Jiheun pergi, karena seharusnya jalan pulang lurus setelah persimpangan lampu merah tetapi ia malah menyebrang ke ujung jalan menuju ke suatu tempat. Selama 10 menit berjalan, akhirnya Jiheun sampai ke suatu tempat, tepatnya ia masuk ke dalam suatu panti asuhan khusus anak-anak. Akira melihat kejadian itu, sejenak berpikir apa yang Jiheun lakukan di dalam panti asuhan itu.

Akira : Inikan panti asuhan, ngapain Jiheun ke sini? Siapa yang di temui?

Tak lama, Akira melihat Jiheun keluar dengan seorang anak kecil perempuan yang memanggil Jiheun dengan sebutan oppa dan Jiheun memanggilnya dengan Yeri. Akira mendengar percakapan diantara mereka yang membuat dirinya seketika merasa bersalah karena telah salah menilai seorang Jiheun.

Me And Mr.Lee [Complete] ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora