[10] Jam Ajaib

14 1 1
                                    

Bejo dan Tomi berusaha memastikan berulangkali ikatan tali yang mengikat orang itu sudah benar - benar tidak bisa dilepas. Sementara Dera hanya melihatnya dari kejauhan dengan bingung. Pria ini meminta tolong kepada Dera sebelum akhirnya ditangkap oleh Bejo saat prosesi pemakaman Mbah Kulon. Dera tidak mengerti kenapa Bejo meneriaki pria ini sebagai Pengawal Braja yang tidak lain adalah kakeknya.

"Mengaku!" teriakan Bejo mengejutkan Dera.

Bejo menampar pria itu, sekali, dua kali, tiga kali. Bejo menanyakan apa tujuan pria itu datang ke pemakaman Mbah Kulon dan bagaimana dia bisa tau lokasi tersebut. Pria itu terlihat akan menjawab, tapi selalu terhenti karena keduluan Bejo yang menamparnya penuh kesal. Saat Bejo akan kembali menampar, Tomi menahannya dan menggiring Bejo keluar rumah. Tidak banyak orang di rumah tersebut karena memang tidak banyak orang yang mau kembali berurusan dengan sejarah kelam masa lalu Braja beserta orang - orang disekitarnya.

"Oding. Nama saya Oding," pria itu mulai berbicara meski dengan pipi lebam dan bibir yang berlumur darah. Duta mendekat. Namun saat Dera hendak mengikutinya, Duta memberikan kode untuk tetap diam di tempat. Dera menurut.

"Jelaskan semua pertanyaan Bejo tadi," ucap Duta pelan. Tangan kanannya menggenggam bahu kiri Oding.

Oding terdiam melihat Duta dengan tatapan kosong. Wajahnya nampak ragu dan berpikir, Oding terdiam.

Bletakkkk.....

Sontak Duta meninju kepala Oding ke samping sampai dia terjatuh dari kursi duduknya. Tanpa berbicara apapun Duta menendang berkali - kali perut Oding yang tergeletak di lantai dalam kondisi tangan dan kaki terikat. Mengerikan. Dera terkejut bukan main melihat suaminya lepas kendali. 

"Jawab! Kamu yang bunuh Mbah Kulon hah!"

Bejo dan Tomi yang terkejut langsung mendekat dan ikut meluapkan emosinya dengan menendangi Oding sampai mereka puas. Beruntungnya Oding masih bertahan hidup setelah ditendangi mereka bertiga. 

"Kenapa kalian menghajar Oding?" tanya Oding liring dengan nada kesakitan. 

"Karena lu udah bunuh orang paling berharga di dunia!" jawab Duta berteriak.

"Oding bukan pembunuh. Oding saudara kalian."

"Aku liat sendiri kamu tadi ada di rumah Drajat!" teriak Bejo. "Pasti kalian sudah lama kan cari Mbah Kulon untuk balas dendam!"

Oding melihat Bejo dengan wajah lebamnya sambil meringis dan berusaha tertawa. "Kamu sudah salah paham Jo!"

Bejo naik pitam dan hendak menghajar Oding lagi, namun langsung ditahan oleh Dera. Bejo menepis tangan Dera, namun Duta langsung melotot ke arah Bejo. Bejo beringsut mundur. 

Dera membantu Oding untuk duduk sambil berkata, "sekarang jelaskan."

"Non Dera," ucap Oding tersenyum lebar melihat Dera. 

Oding akhirnya menjelaskan perihal kedatangannya. Oding secara diam - diam mengikuti Bejo dan Tomi sejak dari terminal karena permintaan Drajat yang tidak lain adalah ayah kandungnya sendiri. Oding diminta untuk mencari rumah Mbah Kulon karena Drajat tidak yakin Bejo dan Tomi akan kembali lagi. Drajat memegang sumpah darah kepada Braja. Makanya meskipun sudah tidak menjadi pengawal Braja, Drajat tetap akan menganggap petir sebagai cahaya dari surga.

Tiga belas tahun setelah ditangkap polisi, Braja akhirnya meninggal dunia di dalam penjara. meskipun masih berstatus tahanan, namun Braja dimakamkan di kampung halamannya. Saat itu usia Dera masih 22 tahun dan Dera tidak benar - benar mengenal sosok kakeknya tersebut. Saat prosesi pemakaman, Dera diminta Bunda untuk tetap di rumah saja. Disitulah pertama kali Oding bertemu Dera. Karena Oding yang saat itu berusia 10 tahun juga ditinggalkan di rumah Braja, akhirnya Oding bermain dengan Dera nyaris seharian. Dalam benaknya, Dera juga keheranan kenapa pemakaman bisa sampai selama itu. Beruntungnya ada Oding yang bisa diajak bermain, jadi tidak terlalu bosan.

DERA.Where stories live. Discover now