Aku peluk biar anget!

3.5K 310 88
                                    

Siapkan kantong kresek agar kemualan kalian tidak tercecer untuk part ini. Dilarang cengar cengir, karena bisa menyebabkan keram pipi. Sekian dan terima gaji.

Cevaaaaaaattt spam komeeeeeeeen! Akyuuu akan memantaunya bersama Tante Ratu Iblis dan Brondong mulut Cabe Setan!

Happy membacaaaaaa ^^

*****

Setelah adegan seperti di dalam drama Korea atau Cina, Xavera mengamati plester di tumitnya dan memandangi wajah Tezza yang bak tembok, rata tidak memiliki ekspresi asam manis pahit.

"Ukuran kaki berapa?" tanya Tezza tiba-tiba membuat Xavera yang sedang asyik melamun tersentak kaget.

"Hah?! Apa? Nanya apa tadi?" tanya balik Xavera dengan wajah kagetnya.

"Ukuran kaki algojo ini berapa?" Ulang Tezza sambil menunjuk telapak kaki Xavera.

"Empat puluh dua," jawab Xavera.

Tezza berdiri lalu berjalan meninggalkan Xavera tanpa sepatah kata pun yang membuat wanita itu tercengang dan bertanya-tanya. Xavera kembali memandangi plester di tumitnya yang akan mungkin akan ia bingkai di dalam apartemennya nanti.

"Umur boleh sembilan belas, tapi pikiran sama tindakan dewasa melebihi yang udah bangkotan. Hati gue meleleh lembek kalo diginiin mulu," gumam Xavera memperhatikan high heels mahalnya terongok lemah tak berdaya di lantai.

"By the way, jodoh gue tadi ke mana yah? Kenapa gue ditinggalin kayak gembel gini nih. Udah tua, dibiarin nelangsa pula. Kejam brondong gue, iss!" gerutu Xavera sambil menoleh ke kanan kiri mencari keberadaan Tezza, tapi tetap nihil.

Xavera memilih untuk memainkan ponsel untuk membalas beberapa e-mail penting tentang pekerjaan dan juga chat-chat penting dari bawahannya di perusahaan. Ia tentu saja harus terus memantau pekerjaan dalam keadaan apa pun. Wanita itu harus tetap bisa bekerja seprofesional mungkin.

Umpatan hampir saja muncul dari mulut jahat wanita seksi itu saat tiba-tiba seseorang menarik kakinya tanpa aba-aba. Akan tetapi, dengan gerakan begitu cepat Xavera membekap mulutnya dengan kedua telapak tangan sambil membelalakkan mata. Pria muda nan tampan serta kinyis-kinyis calon jodohnya sedang memasangkan sepasang sendal di kaki putih mulus tanpa noda miliknya.

"Sudah. Lebih baik jangan gunakan high heelsmu terlebih dahulu sebelum luka itu sembuh," kata Tezza singkat, padat dan penuh makna.

Xavera menelan salivanya susah payah. Sikap manly yang ditunjukkan oleh Tezza benar-benar sukses membuatnya jatuh cinta sampai terjungkal dan terguling-guling. Pria pertama yang melepaskan panah asmaranya hanya lewat tindakan nyata berbanding terbalik dengan mulutnya yang pedas sepedas cabe setan. Tezza berhasil membuat Xavera menyerahkan hatinya dengan penuh kerelaan dan keikhlasan tanpa perlu bekerja keras berminggu-minggu atau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Wanita cantik nan seksi itu semakin bersemangat untuk mengejarnya sampai dapat dan menjadikan pria muda itu menjadi jodohnya dikenyataan bukan hanya di angan-angan. Persetan dengan jarak usia sialan sebelas tahun itu. Bukankah, nenek-nenek saja bisa menikah dengan bocah belasan tahun dan dirinya belum nenek-nenek berarti tidak haram hukumnya menikah dengan pria tampan di hadapannya ini.

Tepukan tangan Tezza yang cukup keras berhasil membawa Xavera ke alam sadarnya. Wanita itu mengerjap dan terlihat bingung menatap Tezza.

Mengejar BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang