Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anna terus saja mengetikkan pesan kepada kekasihnya. Ia tak berhenti menangis sore itu. Di sudut kamarnya, ia memeluk kemeja Gabriel dengan erat. Bahkan menciumnya.
Entah kenapa, rasanya sudah sangat rindu.
Tadi pagi, ia dan beberapa bodyguard Gabriel pergi ke Bandara ketika pesawat Lyon BA 546 telah dinyatakan hilang. Di sana, ia mendapati banyak keluarga korban sedang menangis histeris.
Anna hanya bisa diam saat di Bandara.
Ia bersandar pada dinding sambil menahan isaknya. Dadanya nyeri dan sesak. Ingin tak percaya, tapi sudah ada buktinya.
Kalau saja Gabriel ketinggalan penerbangan, seharusnya kekasihnya sudah mengabarinya. Bukannya seperti ini, melihat pesannya yang masih belum terbaca saja sudah membuat Anna berpikiran kemana-mana.
Jantungnya berdetak kencang tak karuan. Matanya terlihat sembab, wajahnya merah, dan nafasnya sulit sekali ia atur.
"Nanti aku langsung kabarin kalau udah sampai, aku naik Lyon Airline BA 546,"
Anna semakin melebur dalam tangisnya, ia meremas kemeja yang sedang ia genggam, wajahnya ia tenggelamkan di kedua lututnya.
Ray yang sejak pagi menelponnya, tak ia hiraukan. Ia hanya membaca pesan spam dari Ray. Di sana, anak itu juga sedang cemas karena berita yang ia dapatkan.
Wanita berambut panjang itu kembali meraih ponselnya, pening yang ia rasakan seakan menusuknya ketika ia sedang mendongakkan kepala.
Anna kembali membaca berita tentang hilangnya pesawat pagi ini, berharap ada berita baru yang membuat Anna sedikit lega.
Namun, ia malah menemukan komentar dari pengguna sosial yang membuatnya semakin merasakan nyeri di dadanya.
Tujuan mereka bukan ke Italia, tapi surga.
Mereka sampai tujuan ke surga, tenanglah di sana.
Aku tidak bisa membayangkan jika ada di posisi keluarga korban.
Apakah ini benar-benar kesalahan dari pesawat Lyon? Bukan sabotase atau terorisme?
Anna menghentikan jarinya yang sedang menggeser layar. Ia terdiam dengan komentar yang baru saja ia baca. Tangannya mengeratkan genggaman hingga memperlihatkan uratnya.
"Bakal gue hancurin kalau ada kejanggalan," Tekannya.
Ia kembali menggeser layar ponselnya hingga menemukan berita terbaru. Matanya yang mulai mengering itu kembali basah.
Air matanya meleleh lagi.
Lyon Airline BA 546 telah dinyatakan jatuh di laut Tirenia.
