45. Selamat tinggal, Anna.

104K 15.1K 8.6K
                                    

Gabriel keluar dari mobil jeep berwarna hitam miliknya. Kakinya berlarian kecil masuk ke hotel bintang lima tempat Daniel tinggal. Ya, dia tahu dimana hotelnya. Siapa lagi kalau bukan si mantan anggota FBI itu yang mendapatkan informasi?

Fero dan Ray tak ikut masuk, mereka memutuskan untuk tetap di dalam mobil.

Lelaki berkemeja putih itu memelankan langkahnya ketika mendapati Daniel sedang membaca koran di lobi.

"Dimana Anna?" Tanya Gabriel dengan napas tersengal-sengal.

Daniel menurunkan korannya untuk melihat siapa yang bersuara. Ia pun melipat koran tersebut dan meletakkannya ke meja di depannya.

Daniel tertawa kecil sembari menghisap rokok.

"Udah mati mungkin?" Ucap Daniel yang mampu membuat Gabriel mengepal, hingga memperlihatkan urat di tangannya.

"Gue udah bilang jangan main main sama cewe itu," Gabriel menekankan kalimatnya.

"Yah, mau gimana lagi? Dia sombong. Gue nggak suka," Ucap Daniel meremehkan Anna.

Lelaki dengan gigi rapih itu melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Lo telat 1 menit," Katanya sambil melemparkan ponsel ke meja. Gabriel mengerutkan keningnya.

"10 menit lagi, cewe lo gue buang ke jurang," Ucap Daniel.

Gabriel semakin mengeratkan kepalannya. Ia menggebrak meja di depannya hingga menghasilkan bunyi nyaring.

BRAKKKK!!!

"GUE TANYA ANNA DIMANA??!!!!!!" Teriak Gabriel.

Daniel tertawa sambil mematikan rokoknya. "Di situ ada lokasinya," Katanya sambil melirik ponsel yang tadi ia lempar.

Gabriel melirik ponsel tersebut.

"Se-pu-luh me-nit. Waktu terus berjalan," Kata Daniel.

Gabriel kembali menatap lelaki berhidung mancung itu dengan tajam. Ia meraih ponsel tersebut.

"Gue nggak akan biarin lo hidup kalau Anna kenapa-kenapa," Ucap Gabriel lalu pergi meninggalkan lobi luas tersebut.

"Semangat!" Seru Daniel meledek, tangannya terangkat sambil mengepal. Ia juga tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

Gabriel membuka pintu mobilnya lalu menyuruh Ray untuk cepat-cepat menjalankan mobilnya.

"Gue aja yang bawa!" Seru Gabriel.

"Nanggung! Udah!" Sahut Ray sambil menaikkan kecepatannya. Mereka bertiga segera menuju tempat yang ponsel itu tampilkan.

"Bukannya itu di bukit?" Tanya Ray.

"Iya," Jawab Fero.

"Dimana lagi tempat sepi? Dia pinter pilih tempat," Kata Gabriel sambil merogoh sakunya untuk mengambil ponsel, ia hendak menghubungi seseorang.

"Daniel pasti sekarang juga lagi perjalanan ke sana," Tebak Ray yang sedang fokus menyetir.

"Kenapa nggak langsung aja coba? Ngulur waktu banget," Desis Ray.

"Dia pengen main-main, kalau nggak gini caranya. Menurut dia nggak akan seru," Jawab Fero.

"Emang bener bener ye si goblok!" Komentar Ray.

•••oOo•••

Mobil jeep milik Gabriel berhenti tepat di bukit yang di tuju. Di sana sudah ada satu mobil yang seakan menunggu kedatangan mereka bertiga.

Dangerous DragonWo Geschichten leben. Entdecke jetzt