25. Abang.

116K 19.1K 8.4K
                                    

"BOY DIMANAAAAAAAA!!!!!" Teriak Helena.

"Ehmmm, sekarang...." Gabriel melihat jam tangannya.

"Udah mati mungkin?" Ia menoleh ke arah Helena, menakut-nakutinya.

"Lo apain Boy? Hah?!" Helena semakin membulatkan matanya.

Gabriel yang sedang menyetir itu tak menjawabnya. Ia hanya menarik senyuman kemenangannya.

"Apa gue harus nunda kematian lo? Biar seru," Tanya Gabriel.

"GABRIEL BARANICO!!!!!!!!!" Teriak Helena.

"Jangan teriak-teriak! Suara lo jelek." Gabriel tertawa kecil.

"Gue tunda sampe besok. Sisa hidup lo cuma 1 hari mulai detik ini," Lanjutnya.

"JANGAN MAIN-MAIN SAMA GUE!!!!" Teriak Helena.

"Haisssshhhh!!!" Desis Gabriel.

BRAAKKKKKKK!!!!

Gabriel membenturkan kepala Helena dengan tangannya. Sampai wanita itu tak sadarkan diri.

"Dibilang suaranya jelek malah makin teriak."

•••oOo•••

Ray menghentikan mobilnya di depan markas Dangerous Dragon. Tadi, sekitar jam setengah tiga sore Ray, Anna, dan Gabriel bertemu di Lapangan dekat Jembatan Praha. Sesuai apa yang Gabriel katakan.

Fero? Dia ditugaskan untuk membawa Boy ke markas dan mengeluarkan Vanya.

Iya. Vanya memang sengaja di lepaskan. Tenang saja. Ada rencana di balik itu.

"Iel udah masuk, ya?" Tanya Ray kepada lelaki yang sedang berjaga di pintu utama.

"Sudah bos, ekhm. B-bersama wanita," Jawab lelaki itu ragu sambil melirik Anna di samping Ray.

"Itu kakakku, om. Tenang," Jawab Anna sambil tertawa kecil, lalu berjalan masuk membuntuti Ray.

Mereka mendapati Fero ketika sampai di ruang tengah.

"Mana iel?" Tanya Ray.

"Di atas," Jawab Fero.

"Loh, kakakku?" Tanya Anna.

"Lagi di pasung noh, katanya nunggu besok aja. Biar Helena kelaperan dulu," Jawab Fero santai.

"Oh, yaudah kalau di undur besok. Aku ke atas dulu, ya?" Kata Anna langsung melenggang dari ruang tengah.

"Gimana Carlos?" Tanya Fero kepada Ray ketika Anna sudah menghilang dari balik dinding.

"Aman semua. Eh, kita di suruh mampir ke rumahnya," Jawab Ray sambil duduk di dekat Fero. Ia mengambil rokok dari saku celananya.

"Rumahnya Carlos?" Ulang Fero. Ray mengangguk sambil menyalakan api.

"Carlos aman, kan? Nggak akan aneh-aneh?" Tanya Fero, ragu.

"Dia bisa dipercaya kok. Tenang aja kali. Kan udah gue cek semua datanya," Jawab Ray setelah menghembuskan asap rokoknya.

"Bos lo? Gimana?" Tanya Ray, juga.

Dangerous DragonWhere stories live. Discover now