2. My Baby

15.6K 1.2K 146
                                    

Nggak nyangka ternyata banyak yang antusias sama versi barunya.

Bab 1 kemarin yang baca udah 1k lebih 😭

250+ vote dan komen untuk bab selanjutnya ya...

Happy reading!

***

Aryan

"Baby, bangun dong. Udah siang nih."

Gue akan mengutuk buat orang yang udah berani bangunin gue di saat gue masih enak-enak tidur setelah baru bisa pulang ke apartemen dan tidur jam dua pagi. Kampret emang si Devan yang ngajak gue buat party di Southbank Club karena dia ulang tahun. Padahal seminggu yang lalu si tai kuda itu baru aja ngadain party di sana. Nggak tahu lah party apa, gue mah cuma datang, minum dikit, terus nikmatin hiburan yang ada.

Untungnya gue masih waras sih minggu kamarin untuk nggak tidur sama dua cewek yang turun ke dance floor bareng gue.

"Kamu janji loh, mau temenin aku ke ultahnya Aneth."

Suara gorden yang terbuka makin membuat gue nggak bisa memejamkan kedua mata lagi karena otomatis sinar matahari masuk dan menusuk permukaan wajah gue.

"Baby..."

Tubuh gue digoyang-goyangkan sama cewek yang sekarang udah duduk di sisi ranjang gue. Awalnya gerakannya pelan, tapi lama kelamaan makin keras dan bikin gue mengerang kesal karena demi Tuhan, gue masih ngantuk dan butuh tidur.

"Aryan, aku laporin bunda kamu lho, kemarin kamu ke kelab dan pulang jam dua pagi," ancamnya dan itu membuat gue menyibakkan selimut sampai dada yang menutupi seluruh permukaan wajah gue sampai bisa melihat sosok cewek itu. "Nanti bunda kamu marah kalau tahu anaknya di Bandung sering main ke kelab."

"Celia..." ucap gue dengan nada suara yang masih serak khas orang baru bangun. "Kamu ngapain sih main masuk ke kamarku segala?"

Celia mencebikkan bibirnya. Kalau saja dia nggak bikin gue kesal setengah mampus pagi ini, udah gue cium tuh bibir sampai bengkak. Bikin gemes banget memang cewek gue yang satu ini. Sampai kadang gue nggak bisa marah karena saking lucunya Celia.

Gue nggak tahu kenapa Celia bisa masuk ke kamar gue padahal jelas gue udah pernah bilang sama dia buat nggak masuk sembarang ke kamar gue. Apalagi pas gue lagi tidur atau dia bangunin gue. Bunda sama Ayah gue saja udah nggak pernah masuk sembarangan ke kamar gue semenjak gue udah punya kamar sendiri. Dan ini Celia, seenak jidat dia masuk ke kamar gue.

Bukan tanpa alasan gue nggak memperbolehkan orang lain masuk ke kamar gue pas gue lagi tidur. Karena you know lah cowok kalau tidur seringnya telanjang sampai nggak apa-apa. Dan itulah yang bisa gue lakukan ketika tidur. Gue cuma khawatir saja, kalau ada orang yang masuk pagi-pagi buat bangunin gue bakal kaget lihat aset gue yang mengalami morning wood. Kan bisa berabe. Orang yang masuknya panik, guenya juga malu.

Untungnya, pagi ini selimut tebal abu tua menutupi dari dada sampai bawah tubuh gue sehingga Celia nggak bisa menemukan bahwa gue sekarang sedang mengalami morning wood. Hal lumrah yang biasa terjadi sama cowok di setiap paginya itu menandakan berarti hormonnya sehat.

"Berapa kali aku bilang sama kamu, jangan pernah masuk ke kamarku, Celia," ucap gue sambil menahan selimut agar tetap menutupi tubuh gue. "Pertama, nggak sopan sama sekali. Apalagi kamu cewek. Kedua, kita belum nikah dan kamu juga belum jadi istriku. Jadi, nggak boleh masuk sembarang ke kamarku, ya?"

Celia menatap gue sejeneka dengan bibir yang cemberut sebelum akhirnya dia mengangguk pelan. "Ya, habis kamu susah buat dibangunin, Baby. Udah aku ketuk dari luar tapi nggak bangun-bangun. Eh, kebetulah kamar kamu nggak dikunci, ya udah aku nerobos masuk. Itu juga terpaksa karena kamu susah bangun."

My Hottest Daddy [Hottest Series#3]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt