07. PERLAKUAN MANIS GENTAR

Start from the beginning
                                    

Azkira menggeleng pelan. Sahabatnya itu memang suka sekali dengan boygroup asal Korea yang agensinya sekarang juga ada di Indonesia.

"Dimakan dulu, apa perlu gue suapin?" Azkira menggeleng dan langsung menikmati makanan di depannya.

"Nggak usah jaim makannya, gue nggak bakal ilfeel."

"Gue enggak jaim, Gentar."

"Terus kenapa dikit-dikit gitu makannya?"

Azkira menenggak minumannya sedikit, kemudian membalas, "Sariawan, bibir gue sakit banget."

"Oh sariawan kirain jaim di depan gue." Gentar terkekeh.

"Ngapain harus jaim di depan lo? Gue makan nggak anggun begini juga lo nggak bakal bisa ninggalin gue. Iya kan?" ujar Azkira meledek.

"Iya deh iya, buruan habisin makannya. Tapi pelan-pelan nanti kesedak."

Azkira meletakkan sendoknya kasar. "Gimana sih? Disuruh buruan tapi juga disuruh pelan-pelan. Dasar labil!"

"Labil banget kayak Azkira. Iya kan, Ra?"

"Kok gue?"

"Terus siapa?"

"Lo lah!"

"Gue kenapa?"

"Lupain!"

Azkira mencebikkan bibirnya kesal kemudian menghabiskan makannya. Sesekali ia memalingkan wajah karena Gentar tidak henti-hentinya melihat aktivitas makannya.

"Kenyang?" tanya Gentar melihat Azkira mengusap perutnya. Cewek itu mengangguk membenarkan.

"Gede banget tuh perut. Mirip perut kakak ipar gue di rumah."

Azkira menunduk melihat perutnya, kemudian menutup menggunakan cardigan-nya.

"Apa sih lo lihat-lihat?" sinis Azkira. "Jangan bilang gue gendut lagi. Gue nggak suka!"

"Eh, iya maaf. Becanda kok," ujar Gentar paham maksud cewek itu.

"Azkira kan nggak gendut. Doyan makan tapi masih kurus, iya kan?" Azkira mengangguk lugu.

Gentar terkekeh kemudian mengacak gemas puncak kepala Azkira sampai cewek itu memonyongkan bibirnya.

"Mau makan lagi nggak, Cantik?"

"Mau tapi kenyang."

"Yah, kalo udah kenyang jangan dipaksain nanti perutnya meledak," ujar Gentar, "DUAR!"

Refleks, Azkira menabok kencang lengan Gentar. Sungguh ia terkejut karena cowok itu tiba-tiba berteriak. Tidak Azkira saja, Arin, dan beberapa murid di kelas Azkira juga kaget.

"Eh, maaf semuanya nggak sengaja," ucap Gentar sembari mengusap lengannya yang malang.

"Jantung gue tadi rasanya udah kek mau terbang ke langit, Gen, denger suara lo!" keluh Arin masih terkejut, tadi ponselnya yang sedang menampilkan MV dua puluh tiga bujang sampai terlempar ke lantai.

"Wah jantung lo ada sayapnya, Rin?" tanya Gentar antusias.

Azkira tertawa pelan. "Gentar, ish, malah bercanda!"

"Arin juga becanda. Mana bisa jantung mau terbang ke langit," balas Gentar membela diri.

"Lucu juga calon tunangan lo, Ra, sabi kali bagi-bagi ke gue," goda Arin menyenggol lengan Azkira.

"Coba aja sih kalo bisa." Jawaban Azkira yang terdengar angkuh membuat senyum Gentar tercetak jelas. Seolah-olah cewek itu yakin jika Gentar hanya untuknya.

GENTAR [END]Where stories live. Discover now