Bagian 17 ; Siapa Yang Salah

Start from the beginning
                                    

Tak menjawab. Aro hanya menarik gelas yang berisi perasan jeruk. Lalu ia meninggalkan Aksel yang sedang kebingungan.

Aksel menatap punggung Aro yang terus menjauh. "Ini kenapa sih?" heran Aksel.

👣

"Duh ... Aksel udah pulang, nanti kalau dia bilang gimana?" Sejak melihat Aksel yang melewati kamarnya tadi, Acha sedang tidak baik-baik saja.

"Aku nggak salah kan? Cuma gitu doang," Acha terus bergumam. "Apa aku buat masalah baru aja, ya? Mama sama papa kebetulan nggak dirumah."

"Sayang."

Panggilan dari Aro langsung membuyarkan pikiran Acha. Ia langsung mengubah ekspresi wajahnya hingga Aro pun ikut tersenyum menatap Acha.

"Makasih." Acha menerima gelas yang disodorkan Aro.

"O ya, aku mau bilang sesuatu sama kamu." Sebelum menenggak air jeruk yang dibawa suaminya, Acha terlihat serius.

"Apa?" Aro duduk di samping Acha untuk mendengarkan apa yang istrinya ingin katakan.

"Kamu jangan terlalu berlebihan ya ke Ara." Aro mengerutkan dahinya setelah Acha berucap.

"Maksud aku ... Kamu jangan gini ke Ara, kamu tau kan dia lagi hamil. Dia butuh kita semua. Aku nggak mau dia stress nantinya, Ro." Acha menjeda ucapannya. "Jangan marahan lagi ya sama Ara?"

Aro menghela napas lalu mengangguk. "Jujur. Kayaknya aku terlalu jahat ngebentak Ara tadi. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa, Cha."

"Aku nggak akan kenapa-kenapa. Asal kamu sama aku. Aku pasti baik-baik aja," saut Acha.

"Oke. Tapi satu lagi kesalahan Ara. Aku nggak bisa maafin dia."

Acha menarik sudut bibirnya lalu meminum perasan jeruk dari Aro.

👣

"Ra. Tadi aku ketemu Aro di dapur, katanya kamu hampir nyelakain Acha. Emang kamu tadi ngapain?" Aksel baru saja masuk lalu meletakan segelas air diatas nakas.

Ara merebahkan diri diatas kasur dengan posisi membelakangi Aksel dan selimut yang ia tarik hingga menutupi setengah tubuhnya.

"Ra?" Karna tak ada jawaban, Aksel beralih ke sisi Ara.

Ternyata mata wanita cantik itu terpejam, dengan bekas linangan air mata yang masih basah. Artinya, Ara menangis hingga ia tertidur.

"Tidur ternyata," gumam Aksel. Ia menunduk untuk menatap semestanya lebih dekat.

"Sayang. Kamu cantik, kamu nggak boleh nangis."

Dengan lembut, Aksel merapikan anak rambut yang menutupi wajah Ara. Laki-laki yang biasanya random dan minim keseriusan sekarang ia tunduk dihadapan semestanya.

Sampai beberapa detik kemudian ponsel di sakunya bergetar. "Eish ... Ganggu aja ni orang."

Aksel tambah kesal lagi setelah melihat nama kontak yang menelfonnya. Dia adalah 'Rere'

👣

"Nggak bisa gue sibuk."

Tut

A+ [Kita Kembar]Where stories live. Discover now