27. Selamat tinggal.

Start from the beginning
                                    

Gabriel dan Fero langsung berjalan mengikuti Anna.

Mereka bertiga, menghentikan langkah tepat di depan truk yang terbalik itu. Rupanya sudah tak karuan. Hancur. Fero berjalan mendekati sisi kanan truk tersebut, ia mendapati seseorang di sana dengan wujud gosong.

Fero sedikit menganga dan matanya mulai basah.

Ia melihat jaket kulit milik Ray di pakai oleh orang tersebut. Rambut yang masih utuh itu sangat mirip dengan Ray. Bahkan kalung yang ia gunakan.

Itu kalung pemberian Gabriel.

"Nggak mungkin," Gumam Fero. Anna dan Gabriel mendekatinya, mencari apa yang sedang Fero lihat.

"Nggak mungkin itu Ray," Lanjut Fero.

Anna membulatkan matanya dan Gabriel menganga sambil menutup mulutnya.

"It-itu R-ray?" Lirih Anna.

"Nggak, nggak mungkin." Suara Gabriel.

"Abang...." Lirih Anna sambil berjalan mendekati pintu truk tersebut, tangannya bergetar hebat dan air matanya tak bisa lagi ia tahan.

Dia sedang berhadapan dengan mayat Ray.

"Abanggggggggggggg!!!!!!!!!!" Teriak Anna histeris.

"Aaaaaaaaghhhhhh abanggggg," Teriak Anna lagi.

Gabriel dan Fero yang ada di belakangnya juga tak kuat menahan air mata, mereka larut dalam tangisnya siang ini.

Ketiga orang itu ditarik oleh beberapa polisi untuk menghindar dari tempat kejadian. Anna masih enggan untuk pergi, ia menahan tarikan polisi tersebut sambil menangis menatap Ray di dalam truk tersebut.

Begitu juga dengan Fero dan Gabriel.

"Itu adik saya," Lirih Fero, pasrah.

"Saya tahu, tapi anda harus menjauh dulu dari lokasi ini."

"Itu jaket adik saya," Lirih Fero, lagi.

"Ray," Gumam Gabriel.

"SAYA MAU DI SINI DULU!!!!!!!!" Teriak Anna.

"Maaf, anda harus-"

"Abang saya di sana sendirian! Saya mau temenin abang saya!!!!!" Teriak Anna, lagi.

"Di sini tidak diperbolehkan-"

"SAYA MAU KETEMU SAMA ABANG SAYA!" Potong Anna lagi sambil menangis.

Tepat ketika itu, pendengarannya mulai samar-samar seperti kala itu. Telinganya berdengung dan kepalanya pening.

"Gue mau ngebales dendamnya Anna. Gue aja yang bawa truknya."

Tiba-tiba terdengar suara Ray di telinganya. Dada Anna semakin sesak rasanya. Entah mengapa tiba-tiba ia rindu sekali dengan Ray.

"Sehat-sehat ya looo Anna! Awas aja lu sakit! Gue gibek lu!"

"Nggak papa. Cuma pengen ganggu aja."

"Aaahhh, alay lo anjirrrr!!!"

Dangerous DragonWhere stories live. Discover now