Setahun Masih Perjaka

10.1K 600 8
                                    

----

"Aku lagi datang bulan," tolaknya lagi. Kulepaskan nafas berat. Setahun menikah, dia selalu punya tiga alasan untuk menolak. Sakit perut, datang bulan atau capek.

Malangnya, punya istri cantik seperti artis tak bisa untuk disentuh. Sebentar lagi aku pasti lupa fungsiku sebagai laki-laki.

Aku adalah laki-laki yang menjaga diri dengan baik. Orangtuaku selalu mengajarkan norma dalam pergaulan. Tak pernah pacaran apalagi berkencan.

Sebelum menikah, aku hanya menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu.

Kutatap lagi punggung yang membelakangiku itu.

"Malam ini, genap setahun kita menikah."

Wanita itu berbalik, menatapku datar.

"Aku tau."

"Dan sekali pun, kau tak pernah melayaniku."

"Aku sudah kemukakan alasannya, Mas." Dia duduk, aku juga duduk.

"Haid sepanjang waktu, sakit perut terus menerus, bahkan mengeluh capek padahal kamu tak mengerjakan apa pun."

"Jangan mulai lagi, aku tak mau bertengkar."

Kucekal lengannya. Menatapnya tajam.

"Apa yang sebenarnya terjadi, aku butuh kau berterus terang."

"Sudah kukatakan aku datang bulan."

"Aku ingin melihat sendiri, apa benar kau datang bulan atau tidak."

"Jangan macam-macam, Mas."

Dia mulai melawan.

"Apa kurangku, Ayumi?"

Wanita itu tak menjawab, dia masih menatapku datar. Bibirnya terkatup rapat. Selama ini aku cukup sabar menghadapinya.

"Jawab aku!"

"Aku ingin pindah kamar saja!" ketusnya. Dia bangkit dan meninggalkanku tanpa peduli.

Dia tak pernah memberi alasan pasti. Dia melakukan pekerjaan rumah layaknya istri lainnya. Memasak, mencuci, bersih-bersih dan bersolek. Kecuali satu, menunaikan kewajiban sebagai istri.

Haruskah aku menceraikannya?

Ranjang AyumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang