Nadya mengangguk. "Semoga nasi goreng Bunda laris hari ini," ucapnya. "Assalamualaikum."

Diana tersenyum. "Waalaikumsalam. Eh, Nadya tunggu!"

Nadya yang sudah berjongkok di depan pintu sambil memakai sepatu menoleh pada ibunya.

"Kenapa Bunda?"

"Ini, buat jajan sekaligus bayar angkot." Diana menyodorkan uang bergambar Sam Ratulangi pada Nadya.

Nadya tersenyum tipis. "Nggak perlu Bunda, uang jajan aku masih ada kok. Lagipula, Nadya pengen jalan kaki aja, sekalian olahraga." Setelah selesai memakai sepatu, gadis berambut panjang itu berjalan meninggalkan rumahnya sambil melambaikan tangan pada sang ibu.



Dalam perjalanan ke sekolah, banyak sekali anak manusia berjenis kelamin laki-laki yang menggoda Nadya. Namun, bagaikan angin lewat, Nadya tidak pernah peduli.

Nadya berjalan menuju ke sekolah sambil membaca buku pelajaran. Sekedar mengulang pelajaran minggu lalu.

"Neng, ojek nggak?" tanya seorang cowok yang melambatkan kecepatan motornya, mengikuti langkah kaki Nadya.

Nadya melirik cowok di sampingnya. Serius dia tukang ojek?

"Nggak," tolak Nadya.

"Serius? Gratis loh," ucap cowok itu.

Nadya berhenti, cowok itu juga menghentikan motornya. Gadis berambut panjang itu menoleh, menatap pemilik motor sport yang berhenti di sampingnya. Dia bertanya-tanya, seperti apa wujud manusia yang berada dalam helm full face itu?

"Serius, lo tukang ojek?"

Cowok itu mengangguk.

"Mana ada tukang ojek pake seragam anak SMA, trus motornya motor sport?"

"Ada kok. Gue contohnya," jawab cowok itu.

Nadya menatap cowok itu sebentar, lalu kembali berjalan.

"Eh, nggak jadi naik?" tanya cowok itu.

"Nggak."

"Sekolah masih jauh! Kalau lo jalan kaki, nanti telat! Mending nebeng sama gue!"

Nadya tidak mendengarkan teriakan cowok itu. Lagipula, kalau dia terus berjalan akan sampai di sekolah tepat waktu. Kecuali ... kalau tukang ojek abal-abalan itu terus menganggunya.

"Gue baru tau, ada cowok aneh  satu sekolah bareng gue," gumam Nadya.

Cowok itu berdecih. "Gini amat kalau mau PDKT." Dia kembali melajukan motornya, menyusul Nadya yang sudah jauh.

Nadya berhenti karena cowok tadi tiba-tiba menghentikan motornya tepat di depan gadis itu.

Nadya menatap cowok itu dengan marah.

"Anjir ... lo makin cantik aja kalau marah." Cowok itu membuka helm-nya, lalu merapikan rambut hitamnya. Dia tersenyum manis menatap Nadya.

Nadya Ayo PacaranUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum