Chapter 18 : Get Closer

722 123 37
                                    

Yoo maap guys baru bisa apdet 

As always ya guys hehe, tekan tombol ☆ untuk mensupport karya thor dan sebagai bentuk apresiasi :D

Hope u guys enjoy it
.
.
.
Setelah penemuan TKP lainnya, Seokjin dan Jimin selaku tim penyidik juga beberapa polisi, menyelidiki area sekitar tangga dan bak sampah dimana mayat ditemukan.

Seokjin sibuk di bagian tangga sementara Jimin di bagian bak sampah. Keduanya mencari bukti lain. 

Alat pembersih seperti lap, kain pel, dan vacuum cleaner di bongkar dan di periksa. Karena kemungkinan besar pembunuh memakai barang itu untuk membersihkan jejak yang ditinggalkannya.

Dan disinilah Seokjin dengan segala fokusnya. Memperhatikan setiap sudut ruangan dengan teliti, karena sekecil apapun itu bisa menjadi petunjuk dan bukti yang akurat.

Seokjin memperhatikan bagian bawah pintu darurat yang licin. Di bawah pintu juga terdapat bagian lecet akibat goresan pintu yang macet dengan lantai. 

"Hm?" Seokjin mendekati bawah pintu dan merabanya. Tangannya yang berlapis sarung tangan latex itu merasakan ada sebuah cairan. 

Seokjin menarik tangannya dan terlihatlah cairan berwarna kuning agak kecoklatan yang licin dan berkilau. Ia mengendus cairan itu.

"Ini oli," 

Diambilnya sebuah plastik dan dimasukkannya minyak yang tersisa di bawah pintu. 

"Pintu ini macet dan dia melumurinya dengan oli,"

Seokjin bangkit dan kembali memeriksa area tangga. Sementara Jimin dibawah mengotak atik isi bak sampah yang penuh itu. Sengaja tidak dikosongkan karena itu TKP dan bisa saja ada bukti yang tertinggal disana.

"Ugh, bau sekali aish!" Gerutu Jimin. Ia mengotak atik tong sampah setengah hati.

Ya… bagaimana tidak? Datang ke kantor dengan gaya kerennya dan wajah tampan bak idol atau aktor tapi malah harus mengorek isi tong sampah seperti kucing yang kelaparan.

"Ya ampun, aku dilahirkan berwajah tampan, kukira hidupku akan baik baik saja, tapi lihatlah tumpukan ini, aku harus berkutik dengan mereka, sialan,"

Jimin terus menggerutu. Ia tetap mengerjakannya walau setengah hati. Baju mahalnya itu menjadi kotor dan bau sampah. Untungnya ia tidak sendiri dan bersama tim yang lainnya.

Tangan Jimin aktif mengorek isi sampah yang tidak karuan itu. Dia harus teliti dan pelan, karena kalau terlewat sedikit saja atau merusak bukti sedikit saja, itu bisa berakibat fatal. Seperti tidak bisa digunakannya bukti. Jadi ya mau tak mau ia harus berlama disana.

Sebenarnya ia mau mengambil bagian menyelidik ke tempat lain saja bareng Namjoon dan Jungkook, tapi mana bisa ia menolak perintah Seokjin. Apalagi saat membagi tugas wajah Seokjin sangat serius. Tidak ada yang bisa menolak tatapan serius itu.

"Yo Jimin Park!" Sapa Hoseok dari kejauhan. Ia terlihat sedang memakan sandwich.

Jimin menoleh dan mendengus, "jangan kesini kalau hanya ingin meledek!"

"Omo~ semangat Jiminnie~" ucapnya. Hoseok mendekat memperhatikan Jimin.

"Kau mau bantu hyung?"

"Aku sedang makan kau tak lihat? Masa aku harus mengorek sampah,"

Jimin memutar matanya dan kembali mengorek sampah.

"Hey Jim,"

"Hm,"

"Apa kau curiga dengan orang disekitarmu?"

Alis Jimin terangkat sebelah, "maksud hyung?"

"Iya, kau tidak curiga gitu melihat gerak gerik beberapa teman kita yang aneh?"

RAINDROPS ||JINSOO||✔Where stories live. Discover now