Chapter 8 : Shall we?

817 125 38
                                    

Capek ya? 

Sama aku juga 

Guys otak thor ngebul ಥ‿ಥ

Refreshing dulu bentaran buat nulis cerita

As always don't forget click ☆ button for supporting me to keep writing :D

Thank you and enjoy~ ♡
.
.
.
Jisoo berjalan kesana kemari dengan perasaan gelisah. 

"Soo, tenanglah, kau kan dokter, kau pasti tau Seokjin bagaimana," ucap Namjoon yang mencoba menenangkan Jisoo

Yup, Jisoo berada di rumah sakit sekarang ini. Wae? Karena ia takut Seokjin kenapa napa. Dengan bantuan Namjoon dan Yoongi, Jisoo bisa mengantar Seokjin ke rumah sakit. Beruntung karena Seokjin pingsan di sore hari saat orang masih ramai di kantor. Coba kalau malam, akan bagaimana Jisoo nanti?

Berselang 10 menit, seorang dokter dengan 2 perawat keluar dari ruangan. Jisoo menoleh dan langsung menghampiri dokter itu.

"Bagaimana? Bagaimana dia?" Tanya Jisoo panik

"Tenanglah nyonya, suamimu baik baik saja,"

Suami? Batin Jisoo. Jisoo menggelengkan kepalanya, ini bukan waktunya memikirkan itu. Seokjin lebih penting.

"Tapi dia mimisan,"

"Itu karena ia terlalu lelah dan pola hidupnya tidak teratur, apa yang ia makan dan pola tidurnya juga tak beraturan, tolong perhatikan kesehatannya juga," ujar sang dokter

"Ah.. dan kau boleh menjenguknya, ia sudah sadar," lanjutnya. Tanpa basa basi, Jisoo langsung ngacir ke kamar Seokjin.

Sementara Namjoon dan Yoongi menatap sang dokter. Mereka kenal siapa dokter itu, bagaimana tidak? Ia paman Seokjin sendiri, Bang Shi Hyuk.

"Haih… " dokter Bang menggelengkan kepalanya

"Kalian berdua, ikut aku," ucapnya sebelum pergi mendahului teman keponakannya itu

"Kita disuruh apa?" Tanya Namjoon pada Yoongi berbisik

"Sudah ikuti saja," jawab Yoongi yang langsung mengikuti kemana dokter Bang pergi.

Jisoo masuk ke kamar Seokjin tergesa dan tangisnya pecah kala ia melihat Seokjin yang duduk di ranjang sedang melamun melihat keluar. 

Jendela terbuka membawa semilir angin dingin pertanda akan hujan. Rambut hitamnya tersisir oleh angin yang lewat, menerpa wajah tampannya yang pucat.

"Huhuu," Jisoo langsung bergegas dan memeluk Seokjin.

Sontak Seokjin yang tengah melamun tersentak karena pelukan tiba tiba Jisoo. Ia merasakan lehernya yang basah oleh air mata Jisoo. Seokjin merengkuh tubuh Jisoo dan menepuk nepuknya pelan.

"Aku tak apa Soo, kau kenapa histeris begini?"

Jisoo menjauhkan tubuhnya, "bagaimana aku tak histeris? Kau tak pernah mimisan selama aku mengenalmu!, wajahmu pucat, kau mimisan dan tiba tiba ambruk!, bagaimana aku tak histeris hah?" 

Seokjin terkekeh, "omo omo… maafkan aku yang sudah membuatmu khawatir,"

Jisoo menarik kursi di sebelah ranjang Seokjin dan duduk.

"Kau terlalu gila kerja, Seokjin," 

"Tapi itu memang sifatku kan?"

"Iya memang, tapi tidak baik buat kesehatan kau tau?" 

"Kau khawatir?"

"Ish!" Jisoo menatap sinis Seokjin dan menurunkan tangannya yang bersiap memukul

RAINDROPS ||JINSOO||✔Where stories live. Discover now