24. Koneksi untuk menang.

Start from the beginning
                                    

"Wah. Gila," Gumam Ray. Anna langsung menyenggol Ray dengan tangannya, menyuruhnya untuk hati-hati dengan ucapannya.

Mengingat setelah ini Dangerous Dragon dan Wali Kota tersebut tak ada ancam-mengancam lagi, sudah saatnya mereka bersikap baik kepada Carlos.

"Mulai sekarang kita akan sering bertemu. Saya akan mengajakmu untuk ikut bakti sosial di berbagai tempat. Hal pertama yang harus kamu lakukan untuk menjadi CEO adalah menarik simpati," Ujar Carlos.

"Ah, tentu. Saya akan mengikuti apa kata anda," Jawab Anna sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Jadi, saya sudah tidak ada hutang?" Tanya Carlos sambil tertawa kecil.

Anna dan Ray menanggapinya dengan tawa juga sambil saling menatap.

"Gimana kabar Flo?" Tanya Anna basa-basi.

"Baik, setelah lulus nanti dia akan di pindahkan dia ke Korea Selatan."

"Kenapa?" Tanya Anna.

"Dia ingin ke sana katanya, tidak mau berada di sini lagi."

"Ah, lain kali saya akan menemuinya."

"Datang saja ke rumah saya, akan saya sambut dengan baik," Ucap Carlos.

"Tidak-"

"Boleh kah?" Ray menyahut. Anna segera menyenggol pinggang lelaki itu menggunakan siku sambil berdehem.

"Boleh boleh, kapan? Besok?" Tawar Carlos.

Anna tertawa kecil. "Apa bapak tidak sibuk?" Tanyanya.

"Akan saya sempatkan beberapa jam, tak apa. Toh kita akan sering bertemu nantinya."

"Wah, suatu kehormatan bagi kami. Sepertinya tak sia-sia kami mengancam anda," Celetuk Ray lagi yang membuat Anna menyenggolnya untuk kesekian kalinya.

Sungguh, Ray ini sangat menyebalkan. Anna serasa ingin menampar mulutnya.

•••oOo•••

"Helena." Lelaki yang berada di dalam mobil itu memulai percakapan teleponnya.

"Lo lagi sama siapa?"

"Sendiri," Jawab lelaki itu, Boy.

"Kenapa telfon? Udah di bilang jangan-"

"Gue mau ketemu sama lo."

"Gila ya lo!"

"Penting, kita sembunyi-sembunyi. Mereka udah rancang rencana baru. Kita harus siap-siap."

"Lo dimana sekarang?"

"Lapangan, jembatan Praha."

"10 menit lagi gue sampe. Pakai masker sama topi!"

Sambungan telepon tersebut terputus setelah lawan bicara Boy mematikannya.

Di waktu yang sama, seorang wanita segera melemparkan ponselnya ke kasur ketika mengakhiri panggilan yang ia terima. Dia hendak pergi untuk menemui saudara kandungnya itu.

Waktu yang ia miliki tidak banyak sekarang. Ia harus bergegas merancang rencana lagi untuk melawan Dangerous Dragon. Membunuh salah satu dari mereka saja sudah sangat sulit baginya.

Padahal, dia sudah meminta pembunuh bayaran dari Italia yang terkenal menakutkan. Masih saja kalah.

Helena meraih ponselnya lagi ketika dirinya sudah siap dengan topi, masker, jaket, dan kacamata yang ia pakai. Ia pun berjalan keluar dari apartemen yang ia tinggali.

•••oOo•••

Helena keluar dari taxi dan berjalan menuju mobil milik Boy yang terparkir di pinggir lapangan. Ia sedikit menurunkan topinya dan melirik di sekitarnya, memastikan tak ada orang yang mencurigakan.

"Lo di dalem mobil itu, kan? Gue lagi jalan di belakang," Tanya Helena kepada Boy.

"Iya. Masuk aja."

Jawab Boy dari seberang telepon.

Ketika sudah sampai di dekat mobil Boy, Helena segera membuka pintu dan masuk ke dalamnya.

"Gue bilang jangan ngajak ketemu di luar," Kata Helena sambil membuka topi kacamatanya.

"Hello, Belezza."

Helena terdiam, ia menoleh ke arah samping. Suara yang ia dengar cukup familiar baginya.

Klik.

Lelaki itu mengunci mobil milik Boy.

"Boy dimana?" Tanya Helena membulatkan matanya.

"BOY DIMANA?!" Teriaknya lagi sambil membuka paksa pintu mobil yang sudah terkunci itu.

"Ikut gue, ya? Gue ajak ke tempat yang bagus," Kata lelaki itu dengan smirk-nya sambil menyalakan mobil milik Boy.

•••••

Dangerous DragonWhere stories live. Discover now