41. Pencarian - Dua

Start from the beginning
                                    

Maria sesekali melirik perempuan yang berada di sampingnya dan tersenyum

"Kal, kalau ada masalah itu di omongin, lo maunya gimana dan dia juga maunya gimana. Kalau lo terus-terusan cemburu gak jelas gini, gak akan ada jalan keluar"Ucap Maria

Kalea menaikan salah satu alisnya menatap Maria, "Lo kesambet?"Tanya Kalea bingung

"Ha? Enggak"Jawab Maria menggelengkan kepalanya

"Kok lo bisa ngomong bijak banget? Salah makan obat?"Tanya Kalea

Maria memutarkan bola matanya malas, "Bener-bener merusak suasana, sebel gue"Sungut Maria

Kalea tertawa menatap sahabatnya yang kesal, "Iya Mar, nanti gue bicarakan sama Theodore"Ucap Kalea mengangguk

Mereka akhirnya sampai di salah satu sekolah tempat Dewa Penyelamat itu mengenyam pendidikan sekolah menengah akhir

Kali ini mereka datang lebih awal, untuk meminimalisir jika sekolah tutup lebih awal

Seperti biasa, Kalea juga Maria memasuki gerbang Nasional High yang masih dipadati oleh siswa berseragam putih abu-abu

"Gila ya, gue jadi inget pas jaman berjuang"Ucap Kalea menggandeng lengan Kalea

Kalea tertawa mendengar ucapan Maria, "Emang pas SMA lo berjuang?"Ledek Kalea

"Gue berjuang tau, gila lo"Balas Maria

Mereka sampai pada salah satu piala yang mereka sudah lihat kemarin, ada nama Auristela juga Andrean disana

"Mungkin gak ya Theodore sekolah disini?"Tanya Kalea menatap Theodore

Maria tampak menimbang-nimbang dan menganggukan kepalanya, "Mungkin aja sih, tapi biar lebih pasti mendingan lo tanyain sama dia, kan dia pacar lo"Usul Maria

"Udah ah, kan gue udah bilang, gue gak mau melibatkan Theodore atas pencarian ini"Balas Kalea

Maria menganggukan kepalanya dam berjalan menyusuri koridor sekolah Nasional High

"Tunggu-"Maria memberhentikan langkahnya menatap Kalea

"Lo ketemu dia pas acara apa kemarin? Gue lupa"Tanya Maria

"Acara olimpiade fisika"Ucap Kalea pada Maria

"Coba deh, kita liat etalase disana"Tunjuk Maria pada Kalea

Mereka berdua berjalan ke salah satu etalase besar yang berada di tengah-tengah dinding koridor

Kalea membelalakan matanya menatap beberapa piala yang berada disans

"Pantas saja sekolah ini jadi idaman para siswa ya, Kal?"Tanya Maria menatap piala yang sangat banyak dan tersusun rapi disans

Kalea menganggukan kepalanya, "Gue gagal masuk sini"Lirih Kalea

Maria menepuk pundak Kalea, "Gapapa, masalalu"Ucapnya

Kalea menatap Maria dan menganggukan kepalanya, "Ada yang bisa saya bantu?"Tanya salah satu penjaga sekolah disana

Maria juga Kalea terjingkat atas kedatangannya, "Eh, iya pak"Ucap Maria

"Saya mau mendaftarkan adik saya rencananya kesini pak. Jadi, kemungkinan saya akan survei dulu"Ucap Maria berbohong

Kalea menatap Kalea dengan menyenggolkam lengannya pada Kalea

"Udah, lo ikutin aja permainan gue"Bisik Maria pada Kalea

"Oh boleh, mungkin bisa ikuti saya, kak?"Ajak Pak Marsuni salah satu penjaga sekolah

Kalea juga Maria menganggukan kepalanya mengikuti langkah pak Marsuni, "Untuk biaya-"

"Maaf pak, untuk biaya, saya sudah mengetahuinya lewat website, mungkin saya disini akan mencari lebih dalam tentang prestasi sekolah"Ucap Kalea menyela ucapan Marsuni

"Oh, bisa sekali. Sekolah ini memiliki segudang prestasi yang di miliki kak"Kalea menganggukan kepalanya setuju

Beberapa etalase piala yang berada di koridor sekolah sudah menunjukan betapa berprestasinya Nasional Hogh di kacah Nasional

"Nah ini untuk beberapa olimpiade nasional yang pernah diraih"Ucap Marsuni menunjukan ruangan piala yang berada di Nasional High

"Olimpiade yang di ikuti oleh beberapa siswa pilihan yang terpilih melalui seleksi yang ketat-"Kalea berjalan mengitari ruangan tersebut

Banyak panjangan sertifikat kejuaraan juga beberapa piala yang bertengger disana

Maria juga berjalan melihat beberapa nama yang berada di beberapa piala

"Beberapa siswa yang berprestasi juga sekarang diterima di perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia, bahkan ada siswa juga dari sekolah kita yang tembus universitas di luar negeri-"

Maria mendengarkan penjelasan itu dan menganggukan kepalanya, "Maria, sini"Panggil Kalea pada Maria

"Lihat"Tunjuk Kalea pada Maria

Maria juga Kalea saling bertatapan dan membelalakan matanya, piala tersebut bertuliskan Theodore Simeon Achilles

"Yaps! Bagus sekali pengelihatan kakaknya-"Uap Marsuni pada Kalea

Kalea menolehkan kepalanya menatap Marsuni

"Dia adalah salah satu siswa berprestasi dibidang saints, khususnya fisika, Theodore juga menjuarai beberapa olimpiade mewakili sekolah"Kalea terdiam mendengarkan penjelasan Marsuni

"Theodore juga pernah menyabet olimpiade nasional mengalahkan beberapa sekolah ternama di Jakarta"Balas Marsuni

"Terima kasih pak, atas penjelasannya saya permisi-"Ucap Maria menarik tangan Kalea untuk pergi

"Tapi kak-"

Tanpa mendengarkan ucapan Marsuni selanjutnya, Maria menarik tangan Kalea menuju ke luar ruangan tersebut

"Jangan-jangan dewa penyelamat lo Theodore?"Tanya Maria yang pada Kalea dengan wajah seriusnya

Kalea mengerjapkan dirinya dan menggelengkan kepalanya, "Gak mungkin, Mar"

Maria menaikan salah satu alisnya, "Kenapa gak mungkin?"Tanya Maria

"Si dewa penyelamat itu berkacamata"Balas Kalea pada Maria

"Kalau gitu, lo tanya aja siapa pemilik sapu tangan itu sama Theodore"Ucap Maria sambil mengarahkan matanya ke arah sapu tangan yang dipegang oleh Kalea

"Secara gak langsung, Theodore satu tim dengan dewa penyelamat lo itu kan?"Kalea menganggukan kepalanya menatap Maria

Kalea yang mengeluarkan sapu tangan biru miliknya, untuk kali ini ia benar-benar akan melupakan masalah kecemburuannya dengan perempuan itu

Mengetahui terkait dewa penyelamat masa lalunya adalah hal terpenting untuk saat ini

"Gue bakalan tanya sama dia"Ucap Kalea memegang sapu tangan warna birunya

Maria menganggukan kepalanya, "Misi hampir selesai"Ucap Maria merangkul pundak Kalea dengan tawanya

"Makasih ya, Mar"Ucap Kalea dengan tulus

Maria menunjukan kedua jempolnya, "Siap"Balas Maria melajukan mobilnya untuk mengantar Kalea pulang

Jangan lupa like, comment, follow and share sama teman seperjuangan wattpad kalian untuk ikutan baca juga yaa

See you all!

Kalea Chalondra (END)Where stories live. Discover now