Chapter 8 : Change???

Start from the beginning
                                    

Jiheun POV

Jiheun : Yeri yaa, hari ini kamu tidak nakal dan berantem dengan temanmu kan?

Yeri : (sambil menganggukkan kepala) Iya oppa, hari ini Yeri baik-baik aja dan main sama teman-teman Yeri tadi. Oppa, kenapa tangan oppa berdarah?

Jiheun : Ah... ini, oppa tadi main sama teman oppa lalu saat bermain oppa terjatuh jadi tangan oppa yang terkena luka.

Yeri : Oppa gak bohong kan sama Yeri? Oppa janji gak boleh bohong sama Yeri.

Jiheun : Iya oppa jujur kok sama Yeri, oppa tidak apa-apa Yeri cuman luka kecil saja, lagipula oppa kan laki-laki jadi oppa itu kuat. (Sambil tersenyum ke arah Yeri)

Yeri : Oke oppa, ayuk main oppa teman-teman Yeri udah nungguin buat main sama oppa.

Jiheun : Ayuk...

Jiheun POV end

Akira pun berjalan pulang ke rumah dan di perjalanan ia masih mengingat semua perkataan Jiheun kepada anak bernama Yeri itu.

Akira : Ternyata selama ini Jiheun diam-diam pergi menemui anak bernama Yeri itu di panti asuhan setiap pulang sekolah, pantas saja hari di saat aku datang ke rumahnya Jiheun masih belum pulang ke rumah. Hm... aku penasaran bagaimana ia bisa bertemu dengan anak itu? Apa aku harus bertanya langsung ke Jiheun? Tapi sepertinya Jiheun tidak akan menjawab pertanyaanku semudah itu. Aku harus bisa memancing dirinya untuk mengatakan kebenarannya.

Akira yang terus berbicara dengan dirinya sendiri, akhirnya tiba di rumahnya. Saat itu, tidak ada orang yang kutemui di rumah hanya pembantu rumah saja. Papa bilang bahwa ia akan pulang besok pagi karena ada pertemuan penting yang harus dihadiri, ibu sendiri sedang menghadiri sebuah seminar dan akan pulang malam nanti, sedangkan kak Alesya bilangnya mau buat tugas kelompok di rumah teman jadi dia minta izin ke Mama buat nginap di rumah temannya, dan terakhir kedua adikku sekolah mereka mengadakan sebuah karya wisata jadi mereka bakal pulang besok.

Akira : Untung saja mereka semua tidak ada disini sepertinya nanti malam aku akan mendapat sebuah ceramah panjang dari Mama. Ya mau gimana pun, aku harus jujur ke Mama nantinya.

Akira pergi menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dan mengobati luka lecetnya. Akira terus berada di kamarnya seharian, menunggu jam makan malam, supaya nanti bisa menceritakan semua kejadian yang dialaminya hari ini.

Dan malam pun tiba

Mama : Akira cepat turun, waktunya makan malam.

Akira : Iya Ma.....

Akira menuruni tangga dan berjalan menuju dapur. Dan benar saja, di saat Akira hampir menduduki kursi, Mamanya bertanya tentang keberadaan luka di kaki dan tangan Akira.

Mama : Akira, kamu kenapa? Kok sampai luka begitu di kaki sama tangan kamu?

Begitulah sifat seorang ibu, yang sangat peka dan mengamati perubahan anaknya, Akira pun mau tidak mau mengatakan yang sejujurnya tentang peristiwa apa yang ia alami hari ini.

Akira : Ehm... Ma, sebenarnya hari ini Akira hampir tertabrak mobil di simpang lampu merah dekat sekolah Akira Ma.

Mama : Terus kamu gak pa pa kan Kira? Ada luka serius? Harusnya kamu segera telpon Mama atau Papa biar bisa dibawa ke rumah sakit.

Akira : Akira baik-baik aja Ma, tadi yang nolongin Akira saat hampir tertabrak mobil itu si Jiheun Ma.

Mama : Benarkah? Lalu bagaimana dengan Jiheun? Apa dia tidak terluka?

Akira : Kalau Akira lihat kayaknya ada luka lecet di tangan Jiheun sama seperti Akira. Tapi Ma, Akira agak sedih juga lihat Jiheun tadi sampai memegang tangannya.

Me And Mr.Lee [Complete] ✅Where stories live. Discover now