Gentar tertawa pelan dan mengusap rambut hitam Renal lembut. Ternyata Renal juga dekat dengan Ganang.

"Abang yang sering ke rumah bang Ganang ya?"

"Kok tau?"

"Aku sering liat kalo lagi main di teras." Renal menjawab. "Kalo rumah bang Ganang rame, aku nggak berani main ke sana."

"Kenapa?"

"Kata bang Ganang nanti aku dikarungin sama temennya dibawa pulang."

Azkira yang baru saja kembali tertawa renyah mendengar ucapan adiknya yang polos sekali. Bisa-bisanya ia percaya dengan omongan Ganang.

"Dibohongin kamu, Ren," ujar Azkira setelah meletakkan segelas air putih untuk Gentar.

"Makasih." Azkira mengangguk sebagai respons ucapan Gentar.

"Kok cuma air putih?" Mami bertanya kemudian menoleh ke arah Azkira dan Gentar bergantian.

"Dia mintanya air putih, Mam. Katanya takut teh rasa air laut lagi," jawab Azkira pelan.

Mami tertawa mendengarnya. Sebenarnya kemarin itu ia yang salah. Toples yang harusnya ia isi gula malah keliru ia isi garam. Tetapi karena cari aman ia diam saja.

"Air putih cukup kok, Mam," ujar Gentar.

"Iya deh," timpal Mami menyenggol pelan lengan Azkira. Menggoda anak gadisnya itu. "Idaman kan calon mantu Mami?"

"Mamiii..."

"Apasih?" Mami memalingkan wajahnya ke arah Gentar. Lalu bertanya, "Jadi gimana Gentar soal perjodohan kalian berdua? Sudah nemuin tanggal yang cocok?"

"Kalo itu Gentar ikut Azkira aja, Mam. Azkira maunya tunangan sama Gentar setelah lulus SMA," ujar Gentar.

"Heh lama banget itu," sahut Mami tidak terima.

"Kan yang mau tunangan Azkira sama Gentar. Kok Mami malah sewot sih?"

"Emang kamu mau Opa kamu marah hm? Opa loh yang jodohin kamu bukan Mami. Papi kamu juga setuju kan kemarin di telpon?"

Azkira menyenderkan tubuhnya di senderan sofa dan menatap lesu maminya. "Dahlah, capek ngomong sama Mami."

"Kamu aja Gentar yang nentuin tanggalnya. Azkira tuh emang suka malu-malu begitu. Aslinya mah mau dia," ujar Mami pada Gentar yang asyik menonton kartun di ponsel yang Renal pegang.

"Gentar nggak bisa kalo harus mutusin sepihak. Yang jalanin kan Gentar sama Azkira berdua, Mam. Gentar sih ngikut aja."

"Tuh, Ra. Gentar maunya kamu yang nentuin. Buruan sebut mau tanggal berapa, bulan kapan, tahun ini apa tahun depan?" Mami mencecar.

"Nanti aja deh, Mam, nunggu Papi balik," ujar Azkira karena bingung menentukan tanggal.

"Jam terbang Papi padet, Manisnya Mami, jadi kamu tentuin sendiri ya."

"Yaudah Mami yang nentuin," ucap Mami final karena Azkira dan Gentar sama-sama diam. Sibuk dengan aktivitas masing-masing. Yang satu bengong yang satu cekikikan dengan Renal.

"Setelah hari kelulusan, kalian tunangan." Opa berkata setelah menutup pintu kamarnya yang berada di dekat ruang tamu ini.

"Opaaa," rengek Azkira sembari menggelengkan kepalanya. "Setelah hari kelulusan pasti ada promnight. Nggak mungkin kan aku nggak dateng ke promnight?"

Opa duduk di sebelah Azkira dan tersenyum puas. Cucunya sendiri kan tadi yang meminta pertunangannya digelar setelah kelulusannya? Lalu sekarang siapa yang salah?

GENTAR [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora