8. Memar yang Tercetak Jelas di Ingatan

755 170 6
                                    

SEUMUR HIDUP HANYA SEKALI AKU PERNAH DIPUKUL

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

SEUMUR HIDUP HANYA SEKALI AKU PERNAH DIPUKUL. Dan itu oleh Riko. Pukulan itu tidak sampai membuat pipiku biru atau bibirku berdarah. Tapi rasa sakitnya tercetak jelas di hatiku, masih sering membuatku mengernyit jika teringat. Sejak kecil orangtua kami tidak terlalu sering marah. Jika pun marah dan harus memukul, tidak pernah menggunakan tangan. Mereka akan memakai sapu, penggaris, kemoceng, apa pun, kecuali tangan. Suatu hari kemudian aku baru tahu alasannya. Memukul dengan tangan, meski tak sesakit dipukul dengan benda, bekasnya akan berumur panjang di hati. Karena tangan adalah daging. Daging dialiri darah. Darah datang dari denyut jantung. Denyut jantung dekat dengan jiwa seseorang. Pukulan tak disangka-sangka dari Riko waktu itu membuatku berjanji bahwa aku tidak akan pernah memukul siapa pun dalam hidupku, kecuali memang dia adalah penjahat tengah malam di jalanan yang sepi.


Hidupku baik-baik saja bersama janji itu. Tidak ada yang memberiku cukup alasan untuk membuatku memukul orang tersebut. Yang tidak kutahu adalah, suatu hari aku akan bertemu seseorang yang tumbuh besar bersama pukulan sampai dia sukar ingat rasanya tidak dipukuli.


Dan orang itu adalah Shigeru.

         Dan orang itu adalah Shigeru

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Jadi ini mungkin memicu ingatan itu." Ryou mengernyit memandang aku mengolesi salep ke tangan sementara kami duduk di beranda kamar hotelku yang menghadap ke laut. Yokohama secantik yang selalu kuingat. Kota untuk mereka yang kasmaran. Dulu aku dan mantan pacarku beberapa kali menghabiskan waktu di sini, duduk-duduk di dermaga sambil melihat orang lalu lalang, burung-burung hinggap di taman dan rantai jangkar kapal-kapal besar, juga menikmati angin laut berembus seraya bercengkerama tidak habis-habisnya. Yokohama kota yang hidup dan ria.


"Siapa yang memukulinya?" Mataku membesar.


Pemuda kurus di sebelahku menelengkan kepala, tatapannya mengembara ke laut di seberang. Angin meniupkan sejenak poninya yang jatuh di depan kening. "Aku tidak terlalu suka menceritakan masalah pribadi ke rekan kerja," ujarnya. "Tapi semenjak cuma kau pegawai yang pernah tinggal bersama kami, mungkin kau bisa diberitahu. Berjanji saja kau tidak akan memberitahu Shigeru."

ЯD LIGHTOnde histórias criam vida. Descubra agora