18. Kecupan Sang Ratu untuk Raja.

Start from the beginning
                                    

"Gabriel udah tau?" Tanya Fero.

"Udah, tadi siang kita bahas waktu lo sama Anna latihan," Jawab Ray.

"Jelasin coba, gue nggak paham. Terus kalau mereka pacaran, kenapa harus bunuh Amadea?" Tanya Fero.

Ray menarik senyumannya sambil membenarkan posisi duduknya. "Belezza cemburu sama Amadea," Katanya.

"Gitu doang?" Tanya Fero. Ray mengangguk, masih tertawa kecil.

"Gue pikir Belezza lebih gila daripada mamanya," Kata Ray. Fero mulai tertawa kecil, tak menyangka alasannya sangat sederhana.

"Dia nggak tau kalau pacarnya jadi predator buronan?" Tanya Fero. Ray menggeleng.

"Dia tau baru beberapa hari, habis itu ada kabar Mark tidur sama Amadea. Besoknya dass!!!" Ray menjelaskan dengan ekspresinya yang sangat serius dan gerakan tangannya yang mengibas.

"Dia bunuh Amadea," Lanjutnya.

"Dia niat banget sih, nyari orang buat dibunuh bareng sama Amadea. Mana mukanya dihancurin lagi," Tambah Ray lagi.

"Apalagi bersiiihhh banget mainnya, nggak ada kecurigaan waktu itu. Semua orang ngira itu Belezza padahal tubuh orang lain," Sahut Fero.

"Bener, dia masih anak sekolah waktu itu tapi jago banget bikin rekayasa biar dia nggak jadi tersangka," Tambah Ray.

"Ah! Dia nggak bunuh mark waktu itu karna tau mark bakal di incer sama Gabriel! Makanya dia tujuin tersangkanya ke Mark!" Seru Fero.

"BRAVO!" Pekik Ray.
"Makin kesini makin bisa disambung-sambungin."

"Parah parah parah," Sambung Fero. Pembicaraan mereka berdua berakhir ketika Gabriel datang.

"Kita besok mulai operasi," Kata Gabriel sambil duduk di sofa.

"Kita ada kerjaan besok, man." Suara Ray.

"Ada anak-anak, kan? Biar mereka aja yang ngurus," Jawab Gabriel.

"Besok siapa dulu?" Tanya Fero.

"Vanya dulu, baru Belezza."

"Kenapa kemaren lo nggak langsung aja tuh, BOOM!!! Tembak kepalanya," Seru Ray dengan gerakan tangannya menyerupai pistol.

"Nggak seru," Jawab Gabriel.

"Kita ulur waktu biar dia ngerasain gelisah, main-main dulu aja. Nikmatin waktunya," Lanjutnya.

"Wahhhhhhhh," Suara Ray sambil bertepuk tangan.

"Gimana Carlos?" Tanya Fero.

"Itu biar Anna yang urus. Kita cuma mau ambil untung aja, nggak akan terlalu jauh juga." Suara Gabriel.

"Dunia bener-bener sempit banget. Bisa nyambung gitu kita sama Anna," Ujar Ray menggelengkan kepalanya.

"Eh iya, penelpon itu gimana?" Tanya Fero kepada Ray. Yang ditanya menggeleng.

"Nggak ada petunjuk sama sekali, buntu. Kalau ada satu aja petunjuk, gue bisa cari tau siapa dia. Tapi ini nggak. Nggak ada kaitannya," Jawab Ray, pasrah.

Dangerous DragonWhere stories live. Discover now