Epilog

93 19 5
                                    

Aku mengambil langkah pertamaku setelah sekian lama tidak pulang. Cahaya matahari di atas sana terlihat menyilaukan, seakan menyambut kepulanganku. Aku menarik salah satu sudut bibirku, membentuk senyum yang telah lama tidak menghiasi wajahku. Mengabaikan luka-lukaku yang belum menutup, aku mendorong gerbang Manor Pythonissam dan melangkah masuk.

Setelah 5 tahun pergi, aku baru menyadari bahwa tempat ini cukup luas—ah, justru sangat luas. Betapa beruntungnya aku, dirawat oleh orang hebat. Oh, ini mengingatkanku. Tuan Filikos masih berhutang penjelasan padaku.

Setelah berjalan agak lama, aku melihatnya. Surai pink rose miliknya begitu panjang hingga menutupi seluruh punggungnya. Dia mengganti model dress-nya walau masih dengan warna yang sama, huh? Yah, dia terlihat seperti gadis sekarang. Di tengah rerumputan hijau, suara dentingan antara pedang dan belati yang terselip di sisi tubuhku menyita atensinya yang semula berfokus pada buku.

"Cheren?" panggilnya dengan suara samar yang kubalas dengan senyuman. Setelah diam sejenak, dia memekik. "CHEREN?!" teriaknya seraya bangkit dan melempar bukunya ke sembarang arah.

Akala berlari ke arahku dengan ekspresi lamanya. Sementara itu, aku terus berjalan dengan santai. Aku tak akan berharap banyak, mungkin dia akan sedikit memukulku.

"Cheren Maghnus Abathmob!" teriaknya seraya melayangkan pukulan telak ke wajahku. Aku langsung tersentak ke belakang dan terjatuh. Akala langsung duduk di perutku dan lanjut memukuliku. "Cheren, kau dasar makhluk tidak tau diri! Sialan! Ingkar janji! Argh, aku ingin menghabisimu sekarang!"

Akala memegangi leherku dan menarik tubuhku agar duduk. Dia benar-benar mencekikku! Melviano Anfhony, selamatkan aku!

Setelah beberapa lama, Akala melepaskan cekikkannya dan berdiri. Sementara ituu aku terbatuk dan mencoba bernapas sambil memegangi leherku. "S-sial kau, Akala. Kita sudah 5 tahun tidak bertemu dan kau—"

Belum selesai kata-kataku, Akala memelukku. Dia membenamkan wajahnya di bahuku. Dapat kurasakan dia terisak. Entah karena refleks atau bagaimana, aku mengelus rambut panjangnya.

"Selamat datang kembali, Cheren Maghnus Abathmob. Jika kau menghilang tanpa sepengetahuanku lagi, aku akan benar-benar menghabisimu."

--- Anazítisi ---
☆☆☆ T A M A T ☆☆☆

Oh, mataku pasti berbohong! TAMAT! TAMAT WOE!

Meski dengan cerita berantakan, AKU BERHASIL MENAMATKAN CERITA ༎ຶ‿༎ຶ

AKU BANGGA!

HUHU, MinA, KALAU BESOK AKU BUAT BAB KHUSUS UCAPAN TERIMA KASIH BOLE NDAK SI ༎ຶ‿༎ຶ

AAAAA, ADA BANYAK YANG INGIN KUSAMPAIKAN. TAPI AKU NGELARIN EPILOG SEBELUM CHAPTER 24 TAMAT 😭✨

NANTI DEH, UCAPAN TERIMA KASIHNYA KUKASIH ATAS IZIN MinA 😭✨

Anazítisi [END]Where stories live. Discover now