Bab 9 - Serangan Kurma Terbang

4.5K 595 455
                                    

H-5 PO ditutuuup!! 😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H-5 PO ditutuuup!! 😍😍

MAKASIIIIIII

Kisah Sebelumnya :

Aran terlihat kesal ketika masuk ke rumah. Bahkan mandi pun tak bisa menenangkan gejolak cemburu mendengar nama Bana keluar dari mulut Cinia.

"Gue harus menemukan resep itu! Supaya Cinia nggak lagi mikirin cowok lain!" Aran pun menyambar masker dan bergegas bergerak menuju gudang.

"Gue harus menemukan resep itu! Supaya Cinia nggak lagi mikirin cowok lain!" Aran pun menyambar masker dan bergegas bergerak menuju gudang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gudang jelas bukan tempat yang disukai Aran. Debu, sarang laba-laba yang sudah ditinggal penghuninya, lalu yang paling buruk ... kecoa! Biarpun Aran sadar dirinya jangkung dan berotot, tapi kecoa adalah musuh besarnya.

Aran tidak takut dengan tikus dan berani langsung memegang makhluk itu untuk dikembalikan ke habitatnya atau dia bunuh dengan cepat. Namun, kecoa? Oh, tidak! Lebih baik dirinya bersiaga dengan obat serangga ukuran jumbo di tangan.

Ragu-ragu Aran mengintip ke dalam gudang. Bau apek berkurang drastis karena masker melindunginya dengan rapat. Lampu yang menyala terang tetap tak menyingkirkan kekhawatiran yang tercipta. Dada Aran berdebar. Di tangan kanannya tergenggam Baygon yang siap disemprotkan kapan saja.

Dengan mengucap basmalah, cowok itu pun melangkah masuk. Matanya menyapu seisi gudang. Tidak terlalu banyak barang. Nonna bukan seorang kolektor. Dia lebih senang membuang atau menyumbangkan barang daripada membelinya. Nonna menerapkan sistem untuk melepas barang yang sudah tidak dipakai dalam satu tahun. Artinya, barang itu tidak sepenting itu berada di rumah. Pajang, pakai, atau lepaskan.

Akibatnya, gudang tidak banyak dipenuhi kardus-kardus. Ruangan 16 meter persegi itu terasa lengang dan sebenarnya cenderung tak terlihat seperti gudang. Hanya ada dua lemari besi dengan sekitar satu lusin kardus di dalamnya. Aran bergerak mendekat. Ada tulisan-tulisan di kardus-kardus itu.

"Album Foto"

"Gorden"

Aran pun terus membaca tulisan di kardus demi kardus. Hingga tiba-tiba matanya terpaku pada sesuatu.

Magicamore Arancini (Edited Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang