"Astagfirullah..... Ampun deh Mama punya anak kayak kamu Willi!"

.
.
.
.

'Sedang apa kak? Sudah sampai rumah'

Caramel mengetik sebuah pesan singkat dan mengirimnya ke William. Sambil menunggu balasan dari lelaki yang kini sudah menjadi kekasihnya, Caramel membaca buku.

Tak lama Handphonenya bergetar.

'kakak sedang berkirim pesan ke wanita yang sangat kakak cintai'

Blushhh

Pipi Caramel merona. Baru akan membalas pesan dari William, lelaki itu menelepon Caramel.

"Iya kak?"

'sedang apa?'

"Tadi aku lagi baca buku, sekarang lagi teleponan sama kakak"

'besok kakak mau ajak kamu ke suatu tempat. Kamu mau ya?'

"Kemana kak?"

'Rahasia. Besok kamu juga akan tahu'

.
.
.
.

Tengah malam, Caramel terbangun karena sakitnya yang kambuh. Dengan perlahan ia mengambil obat pereda nyeri yang ia simpan di dalam laci meja lalu meminumnya.

Keringatnya mengucur karna menahan sakit yang teramat sangat. Ingin rasanya ia berteriak, namun ia tak ingin membangunkan keluarganya dan membuat mereka mengetahui penyakit yang ia derita.

Setelah reda, Caramel mencoba untuk kembali tidur. Namun tidak bisa. Caramel memilih keluar dari kamarnya. Niatnya hanya untuk membuat susu hangat namun ia justru melihat lampu di ruang kerja sang kakek masih menyala, ketika melewatinya.

Caramel mengetuk pintu. Terdengar suara Richard yang menyuruh untuk masuk ke dalam.

"Grandpa?"

"Oh Caramel. Ada apa? Kenapa belum tidur?"

"Tadi Kara udah tidur, cuman kebangun Grandpa karena haus. Grandpa belum tidur?"

"Masih ada pekerjaan yang belum Grandpa selesaikan."

Caramel mengangguk. "Caramel buatin teh hangat buat Grandpa ya?" Tawar Caramel.

"Boleh. Grandpa juga ingin mencicipi teh buatan cucu Grandpa."

"Tunggu Grandpa, Kara buatkan teh yang paling enak. Grandpa pasti ketagihan deh,"

Caramel menuju dapur, membuatkan teh untuk Richard dan susu untuknya sendiri. Caramel kembali ke ruang kerja Richard. Meletakkan secangkir teh di atas meja kerja Richard.
Memperhatikan Richard yang masih berkutat dengan pekerjaannya.

Caramel mengelilingi ruang kerja Richard. Mengambil salah satu album foto yang menarik perhatiannya. Dibukanya album foto itu. Foto pertama yang ia lihat adalah foto Richard dan Chintya. Keduanya terlihat bahagia. Terutama Chintya, senyumannya begitu tulus. Sangat berbeda jauh saat ia bertemu dengannya.

"Grandpa?"

Richard mengalihkan pandangannya dari dokumen. Caramel menghampiri Richard dan menunjukkan album foto itu.

"Kalau Kara boleh tahu. Ini siapa Grandpa?" Tanya Caramel, berpura-pura tak mengenal Chintya.

Richard menghela napas terlebih dahulu. "Chintya. Dia adalah istri kedua Grandpa,"

"Terus, sekarang dia dimana Grandpa? Kara pengen ketemu."

"Grandpa tidak tahu dan tidak ingin tahu. Karena dirinyalah keluarga ini hampir kehilanganmu."

DANDELIONWhere stories live. Discover now