spin off: kelu

8.4K 1.3K 452
                                    

Chapter ini spin off dari chapter 25, tepatnya pas di bandara. Selamat membaca!

"Tuan beomgyu!" seru perempuan yang ada di sebelah yeonjun.

Yeonjun yang tadinya tengah asik berbalas pesan dengan soobin terperanjat, untung saja ponselnya tidak ia jatuhkan karena lengkingan perempuan tadi.

Mata rubahnya menangkap sang adik tengah berlari sambil menggandeng sahabatnya, taehyun. Sial, apa lagi yang mau mereka perbuat. Tak lama dua orang berpakaian rapi yang ditugaskan untuk menjaga mereka berlari kelimpungan mengejar beomgyu dan taehyun.

Helaan kasar keluar dari celah bibir yeonjun, segera ia memasukkan ponselnya dan menghadang dua orang tadi supaya tidak mengejar adik dan sahabatnya. Yeonjun berhasil menghadang keduanya.

Sementara itu ekor mata yeonjun menangkap gerakan mencurigakan dari perempuan pelayan. Dengan sigap, yeonjun merampas benda kotak yang ada di tangan pelayan dan membuangnya jauh. Gara gara perempuan itu, yeonjun jadi lengah, satu dari dua orang berpakaian rapi tadi berhasil kabur dari yeonjun.

"Gue nitip beomgyu!" teriaknya pada taehyun yang masih ada di kawasan bandara.

Yeonjun tidak tahu yang diperbuat beomgyu dan taehyun benar atau salah, namun instingnya mengatakan bahwa ia harus mendukung adiknya.

Masalah akan datang cepat lambat, yeonjun sudah siap bahkan jika benda itu akan mencabik cabik punggungnya lagi.

-

"Papa kira kamu bisa di percaya!"

"Arghh!"

"Papa kecewa sama kamu, yeonjun."

Seiringan dengan keluarnya kalimat dari bibir si pria tua, cambuk yang ditangannya juga ikut ia layangkan pada objek di depannya.

Yeonjun—objek pelampiasan pria tua tadi, tengah bersimpuh di hadapan sang papa. Tangannya di borgol, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menikmati cambuk yang bersentuhan langsung dengan kulitnya.

Sakit. Darah bercecer di mana mana bahkan kemeja putih yang dikenakan tuan choi juga ternodai darah yeonjun. Yeonjun menengadah dengan sisa sisa tenaganya, dia menatap remeh papanya.

"Beraninya kamu natap papa kayak gitu!" amuknya.

Sepertinya yeonjun sudah siap mati saat ini, pasalnya ia memuntahkan gumpalan darah ke arah papanya, harap harap muka pak tua choi terkena cipratan darahnya. Namun sia sia, tuan choi menghindarinya.

"Papa ga suka pemberontak."

Terakhir kali yang yeonjun ingat adalah seringaian kejam papanya sebelum dia menutup mata untuk menikmati cambukan di badannya. Setelahnya yeonjun rasa ada sepuluh atau dua puluh cambukan, lalu dia terkapar lemah di lantai.

-

Putih, hal pertama yang yeonjun lihat adalah cahaya putih yang masuk ke netranya. Karena merasa silau, dia menyipitkan matanya.

Gue udah mati ya? batinnya bertanya.

Tangannya terangkat, rupanya borgol yang menahan tangannya sudah di lepas. Dia mencoba mengenggam secercah cahaya yang masuk. Lalu yeonjun mendudukkan dirinya.

"Arghh—shh."

Perih dan sakit berebut tempat di badan bagian atasnya. Dalam hati ia berdecak tak suka. Rasa sakitnya menandakan bahwa dirinya masih hidup. Sangat disayangkan.

Dengan sisa sisa tenaga yang ia punya, yeonjun berdiri dan mulai berjalan tertatih-tatih. Dia akan ke kamarnya saja, membersihkan bekas darah dan mengobati lukanya di sana.

Senyap - taegyuWhere stories live. Discover now