04. berpura-pura

12.2K 2.5K 655
                                    

Beomgyu duduk di kamar dengan seseorang yang paham dengan bahasa isyarat yang saat ini sedang digunakannya.

Beomgyu sedang mengoceh menggunakan gerakan tangannya, wajahnya menunjukkan banyak ekspresi. Mulai senang, sedih, sampai sebal. Sesekali bibirnya mengerucut lucu dan mencebik kesal.

"Oh gitu, padahal kamu ga tau kan kalo ada tamu dadakan tapi sama papa kamu di salahin gitu aja. Ih ikut sebel jadinya!" gerutu orang tadi.

Beomgyu mengangguk setuju, dia juga sebal dengan papanya saat itu.

"Kakak kemana aja kok baru kesini? beomgyu kangen tau!"

"Maaf ya, banyak tugas hehe." jawab si lawan bicara.

"Kak soobin pasti capek ngerjain tugasnya,"

Orang yang dipanggil soobin tadi mengangguk singkat, "Capek sih kadang."

Soobin, satu satunya orang luar yang tahu mengenai beomgyu. Soobin ini bisa menggunakan bahasa isyarat, tuan choi memanggil dia untuk mengajarkan bahasa isyarat kepada beberapa pelayannya.

Supaya tidak repot saat mengurus beomgyu katanya.

Dulu sih ada orang yang mengajarkan bahasa isyarat pada beomgyu sejak kecil—sejak bayi umur 7 bulanan tepatnya. Tapi entah kenapa semenjak beomgyu menginjak sekolah dasar, orang itu mengundurkan diri.

Beruntung sebelum guru bahasa isyarat beomgyu mengundurkan diri, beberapa pelayan sudah mampu menguasai bahasa isyarat. Yah walaupun kadang masih bingung.

Lalu saat beomgyu beranjak remaja, soobin datang entah dari mana. Tiba-tiba saja papanya mengenalkan soobin pada beomgyu. Katanya, soobin bisa jadi teman ngobrol untuk beomgyu.

Tuan choi masih memiliki hati nurani untuk putranya.

Tadi itu beomgyu baru saja selesai menceritakan perihal ucapan pedas papanya tempo hari. Agak menyenangkan rasanya membagi rasa sebalnya dengan soobin, beomgyu jadi sedikit lega.

"Semingu ini kamu ngapain pas aku ga dateng? main gitar doang jangan jangan?" tanya soobin.

"Iya, kadang baca buku, jalan jalan, makan, gitu doang."

"Kamu udah dibolehin jalan jalan keluar sama papamu?"

Beomgyu menggeleng,"Ah enggak gitu, aku jalan jalan di dalem rumah, hehe."

Mendengar itu, soobin mengangguk paham. Jalan jalan di rumah beomgyu itu sama saja dengan berjalan-jalan di taman, kan rumahnya gede, penuh bunga lagi.

Baru saja soobin hendak bertanya seputar novel, tiba tiba ada suara gebrakan pintu dari luar.

BRAKK!!

"Yeonjun anjing, kaget bangsat."

Itu yeonjun, masuk dengan wajah yang risau sembari menatap dua orang di depannya.

Yeonjun tidak memedulikan umpatan soobin, dia berjalan menghampiri mereka berdua dan duduk tepat di sebelah soobin.

"Kasar banget tuh mulut." cibirnya kearah soobin. Soobin memutar bola matanya malas mendengar penuturan yeonjun.

"Btw  lo darimana aja baru nongol?" tanya yeonjun.

Saat ini dia sedang mengambil biskuit coklat milik beomgyu. Yang jadi masalah adalah letak biskuit itu berada di samping soobin, yeonjun mencondongkan badannya ke arah soobin dan soobin sendiri harus memundurkan sedikit badannya.

"Kenapa? kangen sama gue?" sahut soobin.

Yeonjun menghentikan gerakannya, masih dengan badan yang condong tadi, dia menolehkan wajahnya ke soobin, membuat sepasang netranya bertubrukan dengan netra bulat milik soobin.

Senyap - taegyuWhere stories live. Discover now