BAGIAN 3

18 2 0
                                    


           Setelah mendengar berita itu, Aby berjalan menuju kamarnya. Saat Langkah kaki menaiki anak tangga, Aby masih tidak percaya terhadap kejadian penculikan tersebut. Kejadian penculikan yang dimana korbannya adalah wanita yang ia temui di dalam café yang sama. Aby mulai memikirkan kejadian-kejadian yang diluar nalar yang dirasakan pada hari ini. Antara mimpi dan kenyataan selalu kebetulan terjadi. Misal kejadian penculikan. Walapun di dalam mimpi Aby bertemu dengan ketiga orang yang memaksa wanita tersebut untuk keluar namun dalam nyatanya ia tidak melihat orang yang sesuai dengan mimpi yang datang saat ia tidur, malah yang Aby temukan adalah tiga wanita yang masuk ke dalam kafé dan menyapa wanita itu. Walaupun saat di kafé wanita yang ada didepannya baik-baik saja, Aby merasa tidak percaya jika penculikan itu akan terjadi saat Aby sudah meninggalkan kafé. Gumam Aby "Ini sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Saat itu Aby sudah berada di depan kamar, tangannya mendorong gagang pintu kamar dan menutup pintu Kembali.

         Di dalam kamar Aby duduk di kursi kerjanya. Tangan kanan Aby menompang dagu dan tangan kirinya memainkan jari diatas meja kerja. Aby memikirkan kejadian hari ini dari pagi hari sampai siang tadi. Dari kejadian menebak Meika datang untuk berkunjung ke rumah sampai bertemu wanita di kafé. Kejadian-kejadian yang ditemui berawal dari mimpi. Mimpi itu mengantar Aby ke dalam skenario yang sudah dirancang. Mimpi itu juga membuat Aby ketarik dalam permasalahan penculikan. Jika Aby sebentar saja tidak meninggalkan Kafé itu mungkin Aby dapat menolong wanita itu. Perasaan bersalah mulai merasuk ke dalam diri Aby. Ia bergumam "Apakah aku jahat yah, Apakah aku tidak peka selama ini."

         Saat sedang bergelut dengan rasa bersalah tiba-tiba teman satu kampus, mengirim pesan melalui handphonenya yang berbunyi "By, kau kemana hari ini? Ku lihat kau tidak hadir di kelas, kau bolos lagi?" Aby menjawab pesan itu "Maaf hari ini aku tidak masuk karena ada suatu hal, Oh iya apakah kau masih di kampus? Jika tidak, bisakah kita bertemu di café seperti biasa, pukul 5 sore?." Tidak lama temannya membalas chat Aby "Sepertinya ada masalah kawan kita ini. Baiklah aku akan kesana tepat waktu." Aby menaruh Kembali Handphone nya di atas meja dan bergulat Kembali pada perasaan bersalahnya. 

         Jarum jam terus berjalan, saat itu menunjukan pada pukul 16.30. Aby sudah memakai pakaian rapih dan bersiap menuju kafé untuk bertemu dengan temannya. Saat sedang ingin mengunci kamar, Aby melihat kamar faisal terbuka, di dalam kamar tersebut begitu gelap. Aby sedikit penasaran dengan kamar kakaknya, karena saat ini ia belum pernah mengetahui ada apa aja di dalam kamar itu. Ia terakhir masuk kamar kakaknya saat berumur 8 tahun dan selepas ia menjadi dosen di Universitas Aby tidak diperbolehkan untuk memasuki kamar tersebut. Saat sedang menatap kamar yang di sebelah, Faisal berdehem, suara dehem membuat kaget Aby. Aby menoleh ke kakaknya yang ada di belakang. Aby buru-buru mengunci kamarnya. Faisal bertanya "Kau ingin kemana?" Aby menjawab sambil menggerakan tanggannya untuk mencabut kunci "Ingin bertemu teman kak." Setelah itu Aby melihat kakaknya dan berkata "Aku pergi dulu yah kak." Faisal hanya diam dan melihat Aby pergi menuruni tangga rumah. 

        Saat Aby berada di dekat motor kesayangnya, Handphone yang ada di saku berbunyi, ia mengambil handphone itu, ia melihat nama yang tertera dalam panggilan itu. Ternyata temannya yang menelpon. Aby mengangkat panggilan itu. "Halo, aku baru saja ingin berangkat tunggulah sebentar." Ucap Aby sebelum temannya menanyakan posisi Aby sekarang. Temannya ternyata sudah menunggu di kafé. Aby pun menanyakan kepada temannya "Apakah pacar mu ikut?" lalu di jawab temannya "Tidak, pacar ku pergi Bersama teman-teman satu kampus. Jadi kurasa kau bisa ceritakan masalah yang dialami hari ini." Setelah mendengarkan jawaban dari temannya, Aby berjanji kepada temannya jika ia akan sampai 15 menit. Setelah itu panggilan diakhiri. Aby menaiki motornya dan pergi menuju kafé yang dituju.

      Sesampai di depan kafé yang dituju. Aby memarkirkan motornya. Lalu ia melangkah masuk ke dalam kafé. Ketika berada di dalam Aby melihat temannya duduk di pojok ruangan. Aby melambaikan tangan, di balas dengan melambaikan tangan juga. Aby menghampiri tempat itu. Aby menarik kursi lalu duduk, tidak lama pelayan café menghampiri Aby yang baru saja datang. Aby menerima menu itu, matanya melihat satu menu yang begitu ia sukai yaitu—kopi hitam.

LEAD BY DREAMSWhere stories live. Discover now