"Apa yang kalian lakukan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Hoseok, Lisa mendorong tubuh Jungkook menjauh. Gadis itu mengeluarkan pistol miliknya, bersiap untuk berlatih seperti niat awalnya.

Jungkook mendecak, menatap presensi Lisa sebelum akhirnya beralih pada Hoseok.
"Mencariku?"

Seperti tersadar dari lamunannya, Hoseok sedikit tergagap. "Ah, iya. Eh bukan aku, Namjoon Hyung yang mencarimu."

Sempat kembali menatap Lisa yang telah sibuk dengan pistol di tangannya, sekejap berikutnya tanpa bicara Jungkook mulai melangkahkan kaki melewati Hoseok. Mengabaikan Hoseok yang mungkin telah memiliki banyak pertanyaan tak terjawab. Lupakan saja, karena Jungkook tak akan pernah menjelaskan apapun pada kawannya itu.

"Mencariku hyung?" Jungkook berucap seraya menutup pintu. Membuat atensi Namjoon teraloh padanya seketika.

"Duduklah,"

Di ruangan besar itu, kini Namjoon hanya berdua dengan Jungkook. Namjoon mendudukkan diri di kursi kebesarannya, sementara Jungkook tepat berada di depannya.

"Aku baru saja menerima sebuah e-mail. Dan ini bukan suatu hal yang main-main." Ucap Namjoon tanpa basa-basi.

Jungkook mengernyit, dengan kedua alis yang terlihat menukik. "Misi baru?"

Namjoon mengangguk. "Sebuah kudeta."

Mendengar dua kata yang menguar dari belah bibir Namjoon, Jungkook terbelalak. Tunggu, apa yang ada di dalam otaknya tidak mungkin benar kan?

Namjoon menghela napas. "Seperti kabar yang beredar luas, Donghwan, perdana menteri itu bermaksud melakukan kudeta pada presiden bukan? Namun kabar itu selalu di tutup sedemikian rupa hingga masyarakat luas berpikir jika itu hanya sebuah isu tanpa dasar yang sengaja di hembuskan untuk memecah belah pemerintahan. Bahkan Donghwan dan Jaesuk tetap berperilaku jika hubungan mereka berjalan baik tanpa terpengaruh isu kudeta itu. Dan, misi kita sekarang berhubungan dengan itu Jungkook-ah."

Jungkook terdiam, bola mata pria itu bergerak gelisah, menimang segala hal yang bersarang di dalam benaknya.

"Hyung, target kita bukan presiden kan?" Ucap Jungkook akhirnya. Bagaimanapun jika target mereka adalah orang nomor satu itu, bagi Jungkook ini benar-benar gila.

Sempat terdiam sejenak, tawa Namjoon menguar seketika. Membiarkan tawa itu menggema sebelum akhirnya mereda beberapa saat berikutnya.
"Bukan, target kita bukan Jaesuk sang presiden atau Donghwan sang perdana menteri."

Salah satu alis Jungkook terangkat, jujur ia merasa penasaran dengan misi mereka kali ini. "Lantas?"

Bukannya menjawab pertanyaan Jungkook, Namjoon justru memainkan Macbook yang ada di tangannya. Pria itu terlihat mencari sesuatu sebelum akhirnya Macbook itu berpindah ke tangan Jungkook.

"Dia adalah Maks Rostislav, seorang pengusaha kelas atas Rusia yang ternyata adalah sekutu Donghwan. Entah apa yang Donghwan janjikan padanya, namun yang pasti Maks adalah orang yang berperan penting dalam rencana kudeta Donghwan pada Jaesuk. Maks, dia adalah penyumbang dana segar dan terbesar untuk Donghwan."

Jungkook terdiam, pria itu menatap lekat sebuah gambar seorang pria paruh baya berusia sekitar 50 tahun

"Apa Jaesuk yang memberikan misi ini Hyung?"

THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOKWhere stories live. Discover now