20

5.7K 1.4K 314
                                    

"festival malam nanti, diri mu pergi ndak?" tanya Warda tak kala dirinya dan Gentala tengah duduk di depan ruang guru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"festival malam nanti, diri mu pergi ndak?" tanya Warda tak kala dirinya dan Gentala tengah duduk di depan ruang guru.

Gentala mengangguk. "iyo."

"sama diri ku dan mas djoko?" tanya Warda.

"Hattala." ujarnya pelan.

wanita dengan rambut ikal itu terkekeh, sudah ia tebak jika temannya ini akan pergi dengan sang tentara tampan.

"jangan terlalu mencolok." ujar Warda memperingatkan.

Gentala mengangguk. "iyo, pasti."

"jaga juga Hattala mu itu jangan sampai di tarik oleh Denok untuk di bawa berdansa." tambah Warda ketus.

Gentala terkekeh. tampaknya Warda begitu muak sekali dengan segala tingkah milik Denok.

dirinya akui, jika Denok semakin mengesalkan. wanita itu selalu melirik dirinya sinis saat pagi yang membuat rasa tak nyaman bersarang di hati.

"kalau nanti Denok macam-macam tolong kasih tau diri ku." ujar Warda.

"memangnya mau apa?" tanya Gentala aneh.

Warda berdecak.  "menyiram wajahnya dengan kopi panas."

"astaga otak mu keji sekali." kata Gentala pelan.

"harus keji dengan manusia seperti itu." ujar Warda membara.

Gentala tertawa, Warda ini lucu sekali. dan wanita ini telah menggantikan sosok ibu bagi dirinya sejak lama.

"pak Gentala aku rindu pada Iyok." ujar Chris dari arah pintu.

Warda mendelik. "lalu apa yang ingin diri mu lakukan Chris?"

"bertemu dengannya." ujar Chris pelan.

Gentala menggeleng. "mana bisa, tapi jika mengirim surat mungkin saja bisa."

"kau gila ya?" tanya Warda malas.

guru muda itu terkekeh. "ayo tulis surat untuk Iyok lalu kasih pada ku."

"benar ?" tanya Chris pelan.

Gentala mengangguk. "benar. sana tulis surat untuk Iyok."

Chris lantas berlari laju menuju kelas miliknya meninggalkan Warda dan Gentala yang tengah menatap punggung sempit itu iba.

"tidak kah takdir begitu jahat untuk keduanya." tanya Gentala pelan.

Warda terkekeh. "bisa saja keduanya memang tak di takdirkan bersama. jikalaupun di takdirkan, maka tak perlu khawatir."

"karena mereka tetap akan di persatukan sebanyak apapun rintangan nya?" tanya Gentala.

"benar sekali." balas Warda acuh.

Chris menatap kertas miliknya dengan pandangan kosong. ada banyak sekali hal yang ingin ia sampaikan jika di tulis maka tangannya akan sakit.

"ndak masalah jika sakit, asal pesan ku tersampaikan." ujarnya pelan.

Juwita Malam Season 1 [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now