[Diary 48] Chilhood Friend

Start from the beginning
                                    

“Hadiah ucapan terima kasih untukmu!”

Sunghoon menerima kotak hadiah itu dengan bingung, dia tersenyum dan terlihat senang bisa menerima hadiah dari orang lain.

“Terima kasih.”

“Sama-sama.”

Tak sengaja Sunghoon melihat pada kotak hadiah lainnya di tanganku, “Kotak itu untuk siapa?” tanyanya merasa penasaran.

“Ini … untuk teman masa kecilku, kata Kak Jaehyun rumahnya ada di sekitar sini, apa kau tahu? Kak Jaehyun bilang dia beberapa kali menjengukku, jadi kupikir aku harus memberi hadiah ini sambil mencoba berteman lagi dengannya.”

“Benarkah? Kau ingin kubantu bertemu dengannya?”

“Kau bisa menolongku? Wah … baiklah, ayo!”

Sunghoon kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil jaket miliknya, dia membawaku berjalan perlahan-lahan menuju rumah orang yang akan kuberi hadiah.

“Apakah Beomgyu juga mendapat hadiahnya?” tanya Sunghoon selama dalam perjalanan.

Aku terbelalak dan canggung, “I-iya, dia juga sudah menjengukku.”

Sunghoon tersenyum, “Dia baik sekali padamu, datang menjenguk setiap hari, orang tuanya membantu agar kau bisa dirawat di ruang bagus, aku tidak mungkin bisa mengalahkan orang seperti dia, benar, kan?”

Uh, mengapa Sunghoon berkata seperti itu? Memang dia ingin mengalahkan Beomgyu dalam hal apa?

Dia juga cukup pintar, putra dari seorang pengacara sukses, dia juga orang yang baik dan ramah, Sunghoon juga berbakat, jika aku menjadi Sunghoon maka tidak ada hal apapun lagi yang kuinginkan.

“Em … bagaimana ke-keadaan Minjeong? Jay dan Chenle juga,” tanyaku pelan.

“Chenle sudah pindah sekolah, katanya dia kembali ke tempat kelahiran bersama orang tuanya, Somi juga pindah sekolah, tapi Minjeong dan Jay tetap di sana.”

Aku takut sekali dengan mereka, jika nanti aku masuk sekolah dan bertemu kedua orang itu maka entah apa yang terjadi, bagaimana kalau aku bertemu dengan keempat murid dari kelas A yang menggangguku waktu itu?

“Kau harus kembali ke sekolah saat kelas dua nanti, janji.”

Aku tersenyum tipis meskipun tidak yakin kalau aku mampu untuk melakukan hal seberat itu, rasanya aku ingin keluar dari sekolah untuk selamanya.

Setelah terus berjalan hingga nyaris keluar dari perumahan Juwoon, langkah Sunghoon berbelok ke suatu tempat.

Akan tetapi langkah kami justru semakin jauh lalu Sunghoon malah masuk ke dalam taman bermain kanak-kanak di sekitar rumah kami, dia tersenyum sambil meraih ayunan yang dingin karena cuaca.

“Kenapa kau malah membawaku ke sini?” tanyaku.

“Aku punya nomor ponselnya, kemarilah, telfon dia dengan ponselmu.”

Oh, rupanya begitu.

Sunghoon segera memberikan nomor ponsel orang itu, karena ponsel lamaku hanyut di Sungai Han jadi aku membeli ponsel baru dan masih belum banyak kontak yang tersimpan, bahkan nomor Sunghoon juga aku belum punya.

“Nanti berikan aku nomor ponselmu juga, oke,” ucapku.

Sunghoon hanya tersenyum manis.

Segera aku menelfon orang itu dengan antusias, akhirnya aku bisa berbicara lagi dengannya setelah sekian lama!

Dia pasti terkejut sekali karena aku menelfonnya.

Wah, diangkat!

“Ha-halo?” ujarku.

“Iya, halo, Jung Sarang.”

Kedua mataku terbelalak kaget, akupun menoleh ke arah Sunghoon, melihatnya memegang ponsel yang diarahkan ke telinga, lelaki itu tersenyum padaku sambil mengatakan sudah lama kami berdua tidak bertemu.

Apa ini? Kenapa dia malah memberikan nomor ponsel miliknya padaku?

“Maaf, aku ingin menelfon teman lamaku, kenapa malah menelfonmu?”

Dia terkekeh pelan.

Seketika aku mulai tersadar akan arti tawa Sunghoon, tanganku yang memegang ponsel tetap menempel di telingaku seolah-olah tidak mampu bergerak, bagaimana bisa ini terjadi?

“Berikan kotak hadiah itu padaku, kau bilang itu untukku, kan?”

Dia mengulurkan tangan seakan meminta kotak hadiah yang sedang kupegang.

Ternyata teman masa kecilku berada di sini, duduk di ayunan pada taman kanak-kanak tempat pertama kali kami bertemu saat berumur 6 tahun, entah mengapa suasana musim dingin ini begitu mirip dengan waktu itu.

Akupun tersenyum lebar seraya menyerahkan kotak hadiah kepada Sunghoon.

“Curang ….”

.

.

TBC

Ini bab yang waktu itu kepencet hahaha

7/5

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Where stories live. Discover now