I.N.P -45-

43.8K 3.4K 205
                                    

~Luka tak bersuara, sebab air mata jatuh tanpa berbicara. ~
_i.n.p
✯✯✯

Seusai selesai dengan pembelajaran praktik, sekarang tujuan Celine dan Adel adalah menemui Arra. Sesampainya mereka di UKS, mereka membuka satu persatu gorden penutup kamar tidur di sana. Tapi, tiba-tiba kaki Celine tak sengaja menginjak sesuatu.

Kretek

"Ehh-- kok ada pecahan gelas?" Celine bergumam, ia beralih menatap Adel, "Del, lihat deh. Ada pecahan gelas. Punya siapa?"

Adel yang berniat memeriksa kamar lain tak jadi, ia mengikuti perintah Celine, "Mana?"

"Ini."

Adel terpaku sejenak. Ia tahu, ini susu. Tandanya, kamar ini bekas Arra tadi, "Cel, apa Arra udah keluar? Tapi, gelas pecah ini kenapa?"

"Kamar mandi! Ayok! Gue yakin Arra di sana. Paling kebelet berak, terus nggak sengaja kesenggol gelas." Celine mencoba berpikir positif.

Adel mengangguk. Buru-buru mereka berjalan keluar UKS. Sekarang, tujuannya adalah toilet.
.
.

Selang beberapa ruangan lagi, ia sampai di UKS. Baru saja Arra berjalan di belokan, tiba-tiba matanya dikejutkan dengan sosok Alvin yang berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam celana.

"Alvin." Lirih Arra, kakinya refleks berhenti melangkah. Tangan yang awalnya menggenggam dasi bekas darah itu ia sembunyikan dibalik tubuhnya.

Alvin diam. Hingga tiba-tiba, ia langsung berjalan dan menarik paksa tangan Arra.

"Eh? Mau ngapain, Vin? Lepasin!"

"Diem lo."

"Apaan sih, Vin. Nggak usah tarik-tarik aku! Sakit tau nggak?!" Arra mencoba memberontak, berusaha lepas dari cengkraman Alvin.

Tanpa sadar, kepergian mereka tertangkap langsung oleh mata Ersen yang berniat ke UKS. Menjenguk Arra. Tapi, berhubungan ia melihat Arra diseret kasar.

"Lah? Itu Arra. Si Alvin mau ngapain?" Tak pikir lama, Ersen langsung membuntuti dari belakang.

Baru saja mereka melewati pertigaan, lagi-lagi tak sengaja ditangkap oleh mata Celine dan Adel yang tiba-tiba muncul dari belokan.

"Eh? Itu Arra." Celine menuding sosok Arra, sementara Adel ikut menatap sosok yang temannya tunjuk.

"Eh iya. Kok dibawa Alvin? Kemana? Terus Ersen juga ngapain buntutin mereka?"

"Del." Celine menoleh ke arah Adel, "Tau 'kan yang gue pikirin?"

Adel mengangguk, menarik tangan Celine untuk mengikuti mereka, "Ayo."

Alvin membawa Arra ke arah gudang sekolah, tempat yang sedikit sepi. Menyeret tanpa ampun.

"Vin, kapan sih kamu mau dengerin ak--"

Sret

Dug

"Aww--- Kamu apa-apaan, Vin?!" Arra tak percaya, Alvin menyeret kasar tubuhnya hingga membentur tembok---- lagi.

Mata lelaku itu tampak sangat marah, Arra tau. Entah apa yang terjadi selanjutnya, Arra berharap. Tuhan berpihak padanya hari ini.

"LO YANG APA-APAAN, RA! BERANI BIKIN KEPALA BELLA SAKIT? HAH!" Alvin mengunci pergerakan Arra, "SELAMA INI... GUE UDAH HALUS SAMA LO! TAPI SEKARANG? LO MALAH NGELUNJAK?!"

"Hah." Arra membuang napas kasar, "Vin, kok kamu marahnya sama aku? Harusnya Bella yang kamu marahin! Dia duluan yang mulai!"

Alvin menjauh sejenak dari tubuh Arra, mengusap rambutnya kasar, "ARGHH--!! LO EMANG PERUSAK, RA! LO ITU PARASIT DI HUBUNGAN GUE! LO ITU BENALU YANG SELALU GANGGU!"

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now