I.N.P -44-

34K 2.9K 135
                                    

Celine yang tak sengaja melihat terjatuh langsung terkejut, "ARRA!"

Seluruh ruangan dibuat kaget terutama Alvin yang berada di samping Arra, mereka langsung menoleh mengikuti arah pandang Celine, dimana ada gadis tergeletak lemah di sana.

Alvin refleks berjongkok, tangannya menepuk-nepuk pelan pipi Arra.

"Ra, bangun woi." Ucap Alvin tanpa berhenti menepuk-nepuk pipi gadis itu, "Ck, nyusahin."

Bu Leni langsung mendekati Alvin, "Alvin, Arra kenapa itu?"

"Pingsan Bu." Jawab Alvin.

"Haduh." Bu Leni beralih menatap murid-muridnya di depan, "Kalian semua harap tenang, tolong tetap di bangkunya masing-masing." lanjutnya sebelum melangkahkan kaki menuju ke tempat Arra pingsan.

Celine yang masih di tempatnya tak tenang, menggigiti kuku-kukunya, "Arra, lo kenapa pake pingsan, sih?!"

Tanpa disuruh, Adel mengelus lembut pundak Celine, berniat menenangkan, "Stt, lo tenang aja Cel, Arra pasti nggak papa."

"Nggak papa gimana? Lihat tuh dia pingsan. Nggak-nggak gue mau ke sana."

Saat Celine baru saja beranjak dari duduknya, Adel lebih cekatan dengan menahan lebih dulu lengan sahabatnya itu.

"Cel, entar Bu Leni marah yang ada."

"Tapi gue nggak bisa biarin Arra di sana."

"Iya gue tau, 'kan ada Alvin."

"Tapi Del--"

"Ada Alvin Celine, udah diem." Adel menarik kembali lengan Celine agar sahabatnya itu kembali terduduk.

Mau tak mau Celine pun mendengarkan penuturan Adel, ia memilih diam sembari melihat Arra dari kejauhan. Sementara itu, beberapa lelaki di sebelahnya tak kalah terkejut.

"Eh, kenapa tuh, Arra?" tanya Bagas.

"Pingsan, lo nggak liat?" Jawab Delan, malas.

"Iya gue tau, tapi kenapa bisa pingsan?"

"Lo nanya gue, gue nanya siapa?"

"Ck iya-iya." Bagas mendumel, "Lupa gue kalo lagi ngomong sama batu."

Delan tak membalas, ia hanya memberikan decakan malas pada Bagas.

Bagas beralih menatap Ersen, laki-laki itu sepertinya ikut khawatir. Terlihat dari raut wajahnya.

"Eh, Sen. Lo kenapa?" Tanya Bagas sedikit menyenggol lengan Ersen.

Ersen sedari tadi panik, tanpa menjawab pertanyaan Bagas, ia lebih memilih melangkah ke arah dimana Arra berada.

"Yah? Budek tuh orang." Decak Bagas yang merasa tak dihargai ucapannya.

Tersulut kepo, kaki refleks ingin melangkah menyusul temannya itu. Tapi, belum sempat Bagas berjalan, lengannya sudah ditarik mundur oleh orang di belakang.

Delan menatap dingin, "Mau kemana lo?"

"Ke sana lah. Pake nanya."

"Lo budek? Tadi Bu Leni bilang apa?"

"Tapi tuh ketos ke sana aja nggak papa, masa gue nggak boleh?" Sungut Bagas.

"Lo rakyat biasa, diem di sini."

"Ck. Iya. Tapi kepo gue."

"Diem." Sentak Delan.

"Udah lah, diem gue. Udah." Tak mau debat, Bagas lebih memilih diam. Mengalihkan atensinya ke tempat dimana Arra tergeletak.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang