05

25 8 0
                                    

Pagi ini Gavin Radies dan rain susah berada di sebuah gudang lama yang tidak lagi terpakai sesuai perintah pak rey kemari malam yang menuruh mereka bertiga datang keruangan itu dengakan Erzza dan Dhanis di tugaskan untuk mengawasi kelas dan mencairkan suasanan selama pak rey dan tiga muridnya ini masih berada di gudang

"Kita ngapain pak ke sini?" untuk ke sepuluh kalinya Rain menanykan hal yang sama namun tidak ada jawaban pak rey malah sibuk dengan hp nya dan ketiga nya menatap guru itu dengan tatapan yang sulit di artikan mengunakan masker sarung tangan entah apa yang akan di lakukan oleh guru itu sebenarnya

"pak" pangil gavin yang sudah mulai kesal

"saya alergi debu dan tempat ini sangat berdebu" ujar pak rey yang langsung mematikan ponselnya

"jangan bilang bapak mau nyuruh kita"ujar rain menebak nebak

"saya tidak sejahat yang kamu kira hujan geledek dari pada menyuruh kalian membersihkan tempat ini tidak ada guna nya buat saya, mending sekalian saja saya suruh kalian bersihkan rumah saya" ujar pak rey

"terus bapak ngapain nyuruh kita ke sini kalau nggak ada tujuan nya kan pak" ujar radies yang sudah capek di buat menunggu cukup ia menunggu amel ia tidak mau jika harus di suruh menunggu guru menyebalkan ini juga

"Saya mau kalian bantu saya" jawab pak rey

"bantu apaan pak?"

"bantu saya bawa bangku ini ke raftor" ujar  pak rey sambil menunjuk sofa yang berada di  dekat nya itu

"Why untuk apa?" tanya Radies

" kalian nggak lupa kan tentang perjanjian itu , saya tidak mau kalian masuk ruangan saya dan menghancurkan barang barang saya. Jadi saya akan membuat markas untuk kita mengadakan pertemuan "ucap pak rey

"kata kata bapak terlalu tinggi otak saya nggak nyampe pak" ujat rain

"emang kamu punya otak?"tanya pak rey membuat yang lain berusaha manahan tawanya agar tidak mentertawakan Rain

"Sabar rain sabar kalo udah nggak sabar tendang aja kepalanya " batin rain sambil  mengusap ngusap dadanha

"Mau di bawa kapan pak?"tanya Gavin

"Taun depan" ketus pak rey yang membuat gavin sedikit terkekeh

"Sebener nya bapak tuh guru beneran apa guru gadungan sih mana ada coba guru dandanan nya pakek jas kayak gini mana pakek anting lagi anak bayi juga tau pak dandanan guru itu pakek batik " ujar rain sambil mengangkat sofa itu bersama teman teman nya

"menurut kamu saya guru apa bukan?"

"bukan bapak mah lebih cocok jadi psikopat  serem" ujar rain membuat pak rey sedikit terkekeh

"Kamu yang saya bunuh gimana?"

"Yah si bapak mah kerjaan nya ngajak gelud wae ada masalah idup apa sih pak cerita sini cup cup cup" ujar rain sambil terkekeh

"Kalian Masalah hidup saya , nyusahin bawel berisik nakal " ujar pak rey

"Yeh orang bapak yang tiba tiba dateng kenapa kita yang di salahin sih kenapa hem kenapa oh kenapa ayo kenapa , Kenapa mr. Gadungan " ujar rain

"Anak bayi di larang kepo" ucapan pak rey membuat gavin yang sejak tadi menahan tawanya kini langsung tertawa kencang melihat wajah kesal rain

"Gelud ayuk gelud" ujar rain

"Kamu yang saya lempar dari atas sini" ujar pak rey

Tak terasa sekarang mereka sudah ada di atas raftor  sma ckrawala dan sofanya pun sudah berada di atas sana
Gavin rain dan radis langsung duduk di sofa karena terlalu lelah sedangkan pak rey diam di tempat nya menatap langit

"bapak liat apa?"tanya gavin

"Langit" jawab pak rey membuat gavin rain dan radis ikut menatap langit

"Bapak punya masalah juga dengan langit?"tanya rain polos yang langsung di jitak dengan radies

"Kamu yang ada masalah apa sama saya?"tanya pak rey tanpa menatap ke arah rain

"Bapak suka langit?" tanya gavin

"iya "

"Mama saya juga , dia sangat suka dengan langit yang tetap setia kapan pun dan di mana pun" ucap gavin membuat pak rey langsung menatap kearah nya

"Bahkan langit lebih dari sekedar itu langit itu seperti hidup seseoeang nggak ada yang tau kadang dia mendung kadang dia cerah "ujar pak rey

"bapak puitis ya" ujar rain lagi

"saya sarjana lulusan Sastra indonesia kalo kamu nggak tau" ujar pak rey

"lulusan sastra aja bangga " ujar rain

"Setidak nya nilai rapot saya lebih baik di banding nilai kamu " ujar pak rey yang menbuat  Rain kesal

"mangkanya belajar" ujar gavin sambil terkekeh

"kamu juga" ujar pak rey yang membuat radies tertawa kencang  yang langsung mendapat tatapan tidak suka dari rain dan gavin

"Setidak nya gue lebih baik dari lo berdua"ujar Radies

"percuma pinter kalo nggak berani nyatain cinta ke cewek " ujar pak rey yang membuat  gavin san rain gantian tertawa kencang

"Bapak punya masalah hidup apa sih mulut nya pedes amat " ujar radies kesal "nggak usah di jawab kalo cuman mau bilang kita masalah hidup bapak nggak boleh curhat di sini " ujar radies kesal

" kalian tau satu hal?"tanya pak rey

"apa?" tanya rain " kalo nggak penting nggak usah" lanjut nya

"ya sudah nggak jadi"

"BAPAK"Teriak ketiganya karena sudah di buat penasaran

Di tempat lain dhenis  tengah dudum di samping amelia inggin menanyakan beberapa hal tapi sedari tadi amel tidak bisa di ganggu karean tenggah melankutkan catatan nya

"udah selesai?"tanya dhanis saat amelia menutup buki catatan nya

"udah sekarang lo bisa ngomong" ujar amelia

"mau ngomong sama lo ngalah ngalahin kayak mau ngomong sama presiden tau nggak" kesal dhanis  " oke gue lanjut gue mau ngomong klo radies-" belum sempat dhanis melanjutkan ucapan nya sudah di potong oleh amelia

"Suka sama gue" potong amelia "terus kenapa kalo dia suka sama gue?"tanya amelia.

"Lo nggak suka gitu sama dia?" tanya erzza yang dari tadi menyimak

"Suka malah suka benget "

"Terus kenapa nggak jadian aja sih amelia agustina cewek yang lahir di bulan agustus" kesal Dhanis

"Kawan lu nggak nembak nembak gimana mau jadian masak gue duluan yang nembak gengsi dong" ujar amelia

"cewek mah kebanyakan gengsi" ujar erzza

"Dari pada cowok kebanyakan cewek"

"sembarangan gue setia sama dedek anya ya" kesal erzza

"Baru sebulan nggak lama lagi putus biasanya juga gitu" ujar amelia sambil terkekeh

"Nggak gue restuin lu sama bos" ujar erzza

"Lo siapa emak nya nenek nya atau siapa nya"

"ANAK NYA PUAS LO"ujar erzza kesal yang membuat amelia tertawa

"Puas sekali "

Bersambung

Thank you, Mr teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang