Sedang Yoongi kini mengulas senyum kemenangan. Netranya fokus memandangi Gina dengan satu tusuk sate yang masih dilahapnya.

Merasa dirinya diperhatikan Gina pun menyahut sengit, "Mwo?" (Apa)

"Kau suka?"

"Ehmmmm," gumamnya dengan kepala terangguk seusainya memasukkan pentolan bakso ke dalam mulut.

"Kau senang?"

"Ehmmmm." Gina mengangguk lagi. Tampak acuh karena sibuk menikmati santapannya.

Sejemang memperhatikan dengan sorot dalam, dimana hanya Yoongi seorang yang tau maknanya, pria itupun berucap, "Maafkan aku."

Ah, Gina hampir tersedak mendengarnya. Apa apaan ini? Dasar Yoongi! Suka sekali merusak suasana. Lihat, suasana mendadak canggung sekarang.

Maka menghentikan santapannya sejenak, Gina kontan menilik Yoongi. "Yakh... Waegurae?" kekehnya yang kentara dipaksakan.

Sesungguhnya Gina tau maksud dan arah pembicaraan Yoongi ini, namun gadis itu enggan tuk membahas perihal kejadian tempo kemarin.

"Aku minta maaf soal---"

Kalimat Yoongi terputus tatkala kehadiran seseorang menghentikannya. Jungkook masuk disela-sela aktivitas makan malam itu sambil berseru riang.

"Wah, hyung! Kalian sedang makan apa? Kelihatannya begitu enak. Aku bahkan bisa mencium aromanya sejak masuk tadi."

Tanpa dipersilahkan Jungkook sudah menarik kursi dan ikut masuk kedalam kegiatan makan malam dua sejoli yang sedang berusaha menyelesaikan masalah kecil mereka itu.

"Jungkook-ah, kenapa kau bisa ada disini?" Gina spontan berucap. Cukup kaget mendapati eksistensi Jungkook yang memergoki makan malamnya bersama Yoongi.

Seharusnya Jungkook masih makan malam bersma staff sekarang. Buukannya ada disini! Gawat. Gina harap Jungkook tidak berpikiran yang tidak-tidak mengenai sosoknya yang tengah makan malam bersama Yoongi kini.

"Kenapa? Apa aku datang disaat yang tidak tepat? Apa kehadiranku mengganggu kalian?" Alis Jungkook bergerak naik turun. Menggoda sekaligus menantang Gina akan sesuatu yang diketahuinya. Sesuatu perihal Gina yang tengah makan malam berduaan bersama biasnya, bukan sesuatu mengenai hubungan serius dari keduanya.

"Apa yang kau katakan?" Gina berdecak kaku. Takut ketahuan.

"Kau memang datang disaat yang tidak tepat, Jungkook-ah," sela Yoongi yang berhasil melototkan sepasang bola coklat Gina. Sedangkan Jungkook menatap heran. "Kehadiranmu membuat Gina takut kalau kau akan mengambil porsi makannya," imbuhnya melirik Gina dengan sorot meledek.

Yaampun! Gina pikir, Yoongi akan berkata yang tidak-tidak tadi.

"Astaga, Gina Noona! Kau tak boleh pelit denganku." Jari jemari Jungkook lantas bergerak cepat mengambil bakso kepunyaan Gina, menyesap kuahnya perlahan sambil berseru nikmat. "Wah ini apa? Rasanya enak!"

Gina menyulam senyuman, merasa lega karena Jungkook tidak curiga sedikitpun."Itu namanya bakso," jawabnya mulai mengikhlaskan baksonya yang telah berpindah tangan. Lalu memilih menyantap sate dan juga rendang sebagai gantinya.

"Ah! Noona, kupon permintaannya kupakai untuk ditraktir bakso saja yah."

Gina mengernyit dengan kedua mata memicing. "Kau sudah tidak punya kupon permintaan, Jungkook-ah," ingatnya.

"Kupon permintaan?" Yoongi tampak bingung. Menggilir pandangan ke Jungkook maupun Gina seolah ingin tahu.

"Begini hyung, Gina noona berjanji akan memberiku kupon permintaan sebagai royalti atas pemandangan buruk yang kulihat saat dia menangis dan---"

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Where stories live. Discover now