Part 1

168 7 2
                                    

Janjian. Check

Kado. Check

Kue ulang tahun. Check

Aku juga udah dandan yang cantik kok. Tapi kenapa masih ada yang kurang ya?

Aku pun bolak-balik di ruang tamu tanpa sadar kalau Bunda memperhatikan ku.

"Eve stop! Bunda pusing ngeliat kamu bolak-balik kayak gitu. Masih mending Bunda lihatin maju mundurnya Syahrini daripada kamu"

"Ih Bunda! Masa Eve di samain sama Syahrini! Eve gini-gini lebih cetar daripada dia tahu!"

"Duh terserah kamu deh ya. Terus, kamu mau jalan jam berapa deh?"

Ucapan Bunda membuat aku tersadar dan langsung ku lirik jam tangan ku, dan....

"OMG! Jam setengah delapan lewat! Bunda, Eve pergi dulu ya!" Aku pun langsung berlari keluar rumah.

"Hati-hati Eve. Salam sama Carlos ya."

Aku masih mendengar teriakan Bunda dari luar rumah. Langsung saja aku memasuki honda jazz pink ku. Dan tancap gas ke cafe yang sudah ku booking khusus untuk My Boy, hihi.

---

"Permisi mba. Meja yang sudah di booking atas nama Evelina ada dimana ya?"

"Oh, mari mba saya antar"

Aku pun mengikuti pelayan cafe itu. Banyak orang yang melihatku dari atas sampai bawah. Risih sih. Tapi ya aku juga tidak begitu peduli.

"Di sini mba tempatnya." Aku lihat meja khusus dua orang yang menghadap view ke arah pemandangan danau yang penuh lampu kerlap-kerlip. Tempat yang indah bukan? Tapi, tidak terlihat Carlos sudah datang. Padahal waktu jam janjian sudah lewat.

"Makasih ya mba." Aku pun tersenyum kepada pelayan itu. Setelah kepergiannya, aku pun duduk, mencoba menunggu Carlos. Mungkin di jalanan macet. Aku hanya bisa sabar dan percaya.

10 menit.

30 menit.

1 jam. Oke cukup!

Aku pun berdiri meninggalkan semua hal yang aku persiapkan. Ku cari handphone ku di dalam tas ku, yang bodohnya aku tidak ingat handphone sejak tadi menunggu. Ku dial nomor Carlos.

.... "Nomor yang anda tuju se.."

"Sial!" Ucap ku kasar. Untung saja aku sekarang sedang ada di parkiran. Apa aku ke rumahnya saja? Bukan ide buruk juga sih. Tapi jam sudah menunjukan pukul sepuluh kurang. Tidak baik bukan jika tamu perempuan datang malam-malam?

Dengan pasrah, akhirnya aku meninggalkan parkiran cafe dengan sia-sia.

---

Lelaki itu. Sekarang ia sedang tertawa bersama teman-temannya tanpa rasa bersalah. Apa aku ada salah sehingga dia memperilakukanku seperti ini?

"Carlos." Carlos menengok dan memberikan senyuman seperti biasanya. Tampan. Tapi setelah apa yang ia perbuat semalam, apa masih ada gunanya aku bilang tampan?

"Ya honey?"

"Bisa kita bicara sebentar"

"Oh, okay!"

---

"Ada apa yang? Serius banget si mukanya" aku memutarkan bola mata malas mendengar rayuannya. Apa ia tak merasa bersalah sedikit pun? Apa dia melupakan janjian yang telah aku buat? Lalu mengapa ia menyetujuinya? Apa aku terlalu bodoh? Oh shit.

"Kamu ga ngerasa bersalah apa sama aku?" Carlos menatap aku dengan bingung.

"Bersalah apa si yang? Aku ga ngerti arah bicara kamu deh." Aku balik menatap dia tidak percaya.

"Semalam kamu ga ingat? Kita udah janjian Carlos. Apa aku udah ga penting lagi?"

"Oh.. itu.."

"Eve!!!" Terdengar panggilan Ivana yang membuat suasana serius ini menjadi hilang.

Ivana Joe, perempuan blasteran Jerman-Indonesia. Teman satu club dance ku. Yang bisa di bilang dekat juga dengan Carlos.

"Mau apa? Lo ga bisa liat suasana ya?" Kata ku emosi. Terlihat raut wajah Ivana berubah menjadi cemberut. Salah sendiri kenapa datang di saat yang tidak tepat.

"Lo di panggil Miss Joana! Gue cuma pengen kasih tahu itu!" Balas Ivana marah lalu meninggalkan aku dan Carlos berdua.

"Ingat ya. Urusan kita belum selesai!" Ucap ku dan berlalu meninggalkan Carlos sendiri.

Aku pun segera ke ruang guru untuk bertemu Miss Joana, guru Bahasa Inggris kesayanganku. Ketika sampai di ruang guru, aku di kejutkan oleh hadirnya Galih, ketua kelasku. Aku fikir, Miss Joana hanya memanggilku.

"Permisi Miss. Miss memanggil saya?"

"Yes, come here Eve. I have a job for you." Kata Miss Joana yang membuat aku sedikit penasaran. Pekerjaan apa si yang sampai membuat Galih ikut-ikutan di panggil.

"Galih, Miss percaya kamu untuk membuat kelompok belajar Bahasa Inggris di kelas kamu. Dan untuk kamu, Miss udah ngasih temen kelompok kamu secara khusus. Yaitu Evelina.."

"What?!! Aku sekelompok sama dia?! Dia aja ga pernah ngomong sama sekali ke aku, Miss." Omel ku yang malah di sambut dengan senyuman Miss Joana.

"Justru itu bagus. Dengan begini kalian bisa dekat yakan? Kamu ga keberatankan Galih?" Miss Joana pun melirik ke arah Galih. Reflek aku juga ingin tahu apa jawaban si ketua kelas.

"Saya tidak keberatan kok, Miss." Ucapnya yang membuat aku kesal. Apalagi dia pakai senyum-senyum lagi. Manis sih. Tapi kayaknya dingin. Oh Eve! Ini bukan saatnya! Dia cuma cari perhatian aja sama Miss Joana.

"Yasudah kalian berdua boleh kembali ke kelas."

Aku berjalan duluan meninggalkan Galih. Karena yang di otak ku masih memikirkan sesuatu yang belum selesai. Yaitu tentang Carlos. Apa ia selingkuh ya? Kalau iya, dia selingkuh dengan siapa? Eve, kau berfikiran negatif kepada pacarmu sendiri huh?

Bel masuk berbunyi yang tandanya aku harus memendam pertanyaan yang akan aku lontarkan kepada Carlos.

Sabar Eve. Semua pasti akan baik-baik saja.

Open Your HeartOù les histoires vivent. Découvrez maintenant