56. Bahagia

274K 25.2K 22.9K
                                    

"Gue lagi hamil, nggak ada yang mau ngucapin selamat gitu?"

Aletta Kirania

°
°
°

[BAGIAN LIMA ENAM]




Aira senang mendengar tentang kehamilan Aletta, apa Aletta juga korban nikah muda seperti dirinya?

Aira mengusap perut Aletta yang tertutup seragam, "bapaknya siapa?"

"Suami lo."

Tubuh Aira menegang. Tidak mungkin. Oke, dirinya akan menanyakan hal ini sekali lagi.

"Bapak dari bayinya siapa, Ta?"

Aletta menunduk, meremas jari-jarinya. "Suami lo, Raga."

Aira terduduk lemas di atas kursi. Pandangannya menatap Aletta dan perutnya secara bergantian.

Aletta hamil anak Raga? Hubungan keduanya sudah sejauh ini?

Aira tak bisa menangis. Ini bukan waktu yang tepat, yang harus ia lakukan sekarang adalah menyemangati Aletta dan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

"Dari kapan?"

Wajah Aletta sudah bersimbah air mata, ia takut menatap wajah Aira. Sungguh, Aletta merasa sangat bersalah sekarang.

"Ta? Jangan nangis. Udah gapapa."

"Beberapa hari yang lalu, disaat lo cuekin Raga. Dia ke bar dan kebetulan ada gue disana. Raga mabuk parah, Ra. Gue niat mau nganterin dia pulang. Tapi Raga malah ngigau nama lo. Terus dia tarik gue ke suatu kamar. Gue udah minta tolong sama semua orang yang ada disitu. Tapi mereka semua seakan gak peduli. Gue teriak, gue jerit, gue nangis, dan Raga malah melakukan itu. Gue–"

Badan Aletta bergetar hebat. Aira kembali memeluknya, mengelus punggung Aletta. "Jangan dilanjutin kalau kamu emang gak kuat. Aku paham sekarang, udah ya jangan diperjelas."

Melihat Aletta menangis, rasanya Aira juga ingin ikut menangis. Kerapuhan Aletta hari ini mengingatkan Aira pada kejadian beberapa waktu yang lalu, disaat dirinya ditinggalkan oleh keluarga dan juga bayinya.

Aletta kehilangan mahkotanya, dan ini semua karena ulah Raga.

Pintu uks terbuka, menampilkan Raga yang sedang menunjukkan raut cemasnya. Entah ditujukan pada Aira, istrinya, atau pada Aletta, ibu dari anaknya.

Raga menghampiri mereka, lalu menarik tubuh Aira ke dalam dekapannya. "Untung kamu ada disini, aku khawatir sama kamu. Daritadi aku nyariin kamu, yang."

Raga menatap tajam ke arah Aletta. "Ngapain lo peluk-peluk istri gue? Caper lo!"

Aira melepas pelukan Raga, tangan mungilnya bergerak untuk mengelus rambut Aletta. "Mau ngomong sekarang?"

Aletta mengangguk mengiyakan. Ia ingin menyelesaikan perkara kehamilannya sekarang juga. Aletta ingin hidup bahagia bersama dengan anaknya dan juga Raga. Meskipun setelah ini, pasti dirinya akan dikeluarkan dari sekolah. Tapi tak apa, Aletta rela mengorbankan masa depannya.

Ya mau bagaimana lagi? Aletta tak bisa menyalahkan siapapun disini, karena dirinya juga ikut terlibat pada kejadian menjijikkan waktu itu.

"Ga, ada yang mau Aletta omongin sama kamu."

"Kalian omongin hal ini berdua ya. Aku keluar dulu." Aira hendak berjalan keluar namun lengannya dicekal oleh Raga.

"Maksudnya apa?"

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang