Tok tok,

Pintu ruangan Namjoon terbuka tepat setelah kedua rungu Lisa mendengar sahutan dari dalam sana. Perlahan, Lisa melangkahkan kakinya memasuki ruangan Namjoon. Kendati di dalam sana juga telah terdapat presensi Jimin dan Jungkook, namun wajah datar Lalisa tetap terpampang sempurna.

Lisa berdiri tepat di sisi Jungkook. Sedangkan Jimin berada di sisi Namjoon, tepat di depan Jungkook dan Lisa.

Sebuah helaan napas perlahan yang menguar dari belah bibir Namjoon, seketika memecah keheningan. Membuat sorot mata Lisa sedikit terangkat, menatap Namjoon yang juga tengah menatapnya, bergantian dengan Jungkook.

"Jadi..." Namjoon membuka suara, pria itu menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi, ada suatu hal hingga aku memanggil kalian berdua kemari. Dan kurasa kalian pasti tahu apa dan mengapa kalian bisa ada di sini."

"Misi baru?" Suara Jungkook menguar, tepat di sisi Lisa.

Namjoon mengangguk. "Jim, jelaskan" Namjoon berucap tanpa mengalihkan tangannya yang masih berada di atas meja dengan kedua siku yang menjadi tumpuannya.

Jimin mengangguk, pemuda bermata sipit itu lantas mengalihkan atensinya pada Lisa dan Jungkook , yang tengah menunggu sebuah misi bagi mereka berdua.

Jimin menghela napas perlahan, "Ada sebuah penawaran besar bagi kita, kalian pasti tahu siapa Jihoon kan? Dia adalah salah satu orang penting dalam pemerintahan, tapi siapapun pasti tahu bagaimana busuknya dia yang selalu tidak bisa tersentuh itu."

Mendengar penjelasan Jimin, salah satu alis Jungkook terangkat. "Lantas?"

"Kalian berdua, habisi dia. Ada orang yang berani membayar mahal untuk itu." Tandas Namjoon.

Lisa dan Jungkook terdiam. Keduanya memilih menunggu Namjoon melanjutkan ucapannya.

"Kalian tidak perlu khawatir tentang hukum, yang berani membayar lebih adalah orang yang mempunyai kuasa besar di pemerintahan. Namun, ia memiliki dendam pribadi pada Jihoon, dan kalian tenang saja, ia tak akan mengetahui identitas kalian berdua yang berperan sebagai eksekutor di sini. Bagaimana?"

Sempat terdiam sejenak, Jungkook menoleh, mengalihkan atensinya pada Lisa yang berdiri tepat di sebelahnya.

"Kapan kami akan menjalankan misi ini?" Lisa yang sedari tadi hanya diam, kini mulai bersuara.

"Lima hari lagi, akan ada sebuah perjamuan di sebuah hotel yang terletak di sekitar gedung biru. Dan Jihoon, akan berada di sana." Jimin bersuara, menjawab pertanyaan Lisa. Selain berperan sebagai Hacker, ia juga berperan sebagai informan yang handal di dalam kelompoknya.

Suasana kembali senyap. Seolah larut pada pemikiran masing-masing.

"Baiklah, hanya kami berdua bukan? Kurasa akan mudah mencari akses untuk masuk kesana." Ucapan Jungkook membuat seluruh atensi yang berada di sana teralih. Jimin dan Namjoon mengangguk, tanda setuju dengan ucapan Jungkook.

"Sepertinya itu tak perlu." Lisa menghela napas perlahan, pandangannya mengedar, memandang tiga pria di hadapannya bergantian seolah mereka tengah menunggu ucapan Lisa selanjutnya.

"Aku tahu tentang acara perjamuan itu, dan tepat di hari itu, ada sebuah pesta dansa di sekitar sana. Kurasa, kita bisa menggunakan pesta itu untuk sebuah akses masuk."

Mendengar penjelasan Lisa, Jimin dan Namjoon saling berpandangan. Sementara Jungkook terdiam. Sorot mata lelaki itu menurun dengan garis-garis samar yang memenuhi dahinya. Sepertinya Jungkook tengah memikirkan sesuatu.

"Bagaimana Key?"

Jungkook mendongak, mengalihkan fokusnya pada Jimin yang tengah berbicara kepadanya.

"Sepertinya itu ide yang bagus. Dan kau Jim, kau hanya perlu menyediakan akses untuk kami bisa memasuki pesta dansa itu. Setelah itu, kami berdua yang akan menjalankan sisanya."

Jimin mengangguk, bukan hal yang sulit baginya. Bahkan ia bisa mendapatkan akses itu hanya dalam waktu dua menit saja.

"Apa aku bisa kembali sekarang?" Suara Lisa kembali memecah keheningan. "Aku perlu membersihkan diri. Tubuhku terasa lengket."

Namjoon mengangguk, membuat Lisa memutar badannya seketika. Namun saat hendak melangkah, Namjoon bersuara, "Besok, kalian berdua berlatihlah bersama. Ini adalah misi pertama bagi Lisa dan tentunya misi pertama yang kalian jalankan berdua. Jadi, kurasa kalian butuh lebih mengenal satu sama lain? Karena aku, sama sekali tak ingin sebuah kegagalan, apapun alasannya."

Jungkook menoleh, menatap Lisa. Sedangkan Lisa hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Dan saat Namjoon menyelesaikan ucapannya, Lisa mulai melangkahkan kakinya. Meninggalkan presensi tiga pria yang masih berada di tempat mereka semula.

"Wow, tak buruk kita mempunyai anggota perempuan. Sebuah pesta dansa, benar-benar sebuah ide cemerlang!" Jimin berseru begitu presensi Lisa telah menghilang di balik pintu.

Namjoon terkekeh, "Kau hanya belum mengenalnya Jim, dia gadis yang cerdas asal kau tahu."

Jimin mengangguk, "Aku sedikit takut pada Lisa. Bahkan Vee hampir mati konyol dua kali di tangan Lisa. Aku tak ingin mengalami hal serupa." Ucap Jimin di sertai sebuah gelak tawa.

Jungkook dan Namjoon tertawa pelan mendengar ucapan Jimin,

"Tapi hyung, mengapa kau menimpakan tugas besar ini pada Lisa? Kau tahu kan? Ini Jihoon hyung, Jihoon yang terkenal dengan puluhan pengawalnya." Jimin kembali bertanya, jujur ia merasa heran.

Namjoon menghela napas perlahan.
"Sudah saatnya bagi Lisa untuk menunjukkan kemampuannya. Lagipula, seorang sniper akan sangat berguna untuk misi seperti ini. Dan tentang mengapa Lisa dengan Jungkook..." Namjoon menjeda ucapannya, ekor mata pria itu melirik Jungkook yang juga tengah menatapnya.

"Aku rasa, Lisa pasti mampu mengimbangi cara berpikir Jungkook. Kau Jungkook, dan Lisa. Kalian berdua sepertinya mampu menjadi Partner yang handal. Yang perlu kalian lakukan adalah saling mengenal satu sama lain, dan setelah itu aku yakin, kalian berdua akan mampu untuk saling melengkapi."

Penjelasan Namjoon tak urung membuat kedua alis Jungkook menukik tajam. Terus terang ia sama sekali tak memahami arah ucapan Namjoon. Hingga akhirnya pria itu bersuara, "Apa maksudmu Hyung?"

Namjoon berdiri, pria itu melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di depan Jungkook. Salah satu tangan Namjoon terulur, mendarat sekejap di salah pundak Jungkook.

"Setelah ini, Lisa yang akan lebih sering berada di lapangan dan menjalankan misi. Aku sama sekali tidak keberatan dengan permintaannya itu, dia adalah seorang sniper yang sangat lihai, dan kau adalah seorang Planner. Apa kau paham maksudku?"

Jungkook terdiam, sejujurnya ia telah menangkap arah ucapan Namjoon. Hanya saja, ia masih belum yakin.

Namjoon menghela napas perlahan. "Setelah ini, kau akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama Lisa demi misi-misi kita selanjutnya. Selain ku rasa kalian berdua mampu di andalkan, ada seseorang yang tengah ia cari Jungkook-ah."

"Seseorang?" Kini Jimin bersuara, membuat Namjoon mengalihkan atensinya pada Jimin.

Namjoon tersenyum, "Ya, landasan kontrak ku bersama Lisa."


• TBC •

500 Vote, aku up lagi. Karena sebenernya aku dah nabung banyak Chap buat the Partners ini. Tapi karena votenya dikit, aku jadi rada males buat up wkwkwkwk.

Jadi kalau suka, tolong apresiasinya ya sayang-sayangku 💜💛

Jadi kalau suka, tolong apresiasinya ya sayang-sayangku 💜💛

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOKWhere stories live. Discover now