Chapter 17

3.9K 271 4
                                    

Happy reading...

Apo POV

Kali ini aku sangat membencinya, kelakuannya itu sungguh kekanakan dan diluar dugaan. Kenapa ia seperti itu padaku? Kenapa ia melakukan itu pada bosku sendiri?

"Apo.." kini p'Mile mencoba merayuku beberapa kali agar aku tidak marah lagi padanya.

"Apa?"

"Jangan marah lagi, sayang.. Maafkan daddy." P'Mile terus saja mendesakku, ia merapatkan tubuhnya padaku hingga membuatku sesak napas.

"Ish, apa-apaan kamu ini dad!" aku semakin kesal dan tidak bisa tinggal diam. Aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar, dan pergi tidur di kamar milik anakku.

Apo POV_End
...

"Hallo?"

"Mari kita bertemu."

/helaan napas/ "Baiklah, dimana?"

"Di caffe dekat kantormu."

Tut.

Pukul 1 siang Mile mendatangi sebuah caffe untuk bertemu dengan sahabat lamanya, siapa lagi jika bukan Phat.

Mile ingin berbincang dengannya dan ingin menanyakan perihal pekerjaan Apo di kantor. Setelah menunggu selama 20 menit, Phat baru sampai di caffe tersebut.

Mile POV

Brengsek sialan itu selalu saja terlambat! Aku kesal setengah mati menunggunya selama berpuluh-puluh menit. Memang seorang bos yang tidak bisa dipercaya, dan juga sangat lamban.

"Sudah lama disini?" Phat baru saja datang dan langsung duduk menghampiri bangku yang ku tempati.

"Lama sekali kau sialan!"

"Eyy, santai bro. Kau jadi sering mengumpat sekarang. Padahal setauku dulu kau anak baik-baik."

Itu dulu, bukan sekarang brengsek!

"Jadi ada perlu apa kau ingin bertemu denganku? Apa kau rindu padaku?" tingkat ke geer-an nya masih sama seperti dulu. Itu terdengar menyebalkan.

"Pekerjaan apa yang dilakukan Apo selama menjadi pegawaimu?"

Aku bertanya terus terang, tidak ingin banyak basa-basi karena itu hanya akan memakan waktu yang banyak. Masih banyak pekerjaan yang harus ku urus, hanya saja ini mendesak dan lebih penting dari apapun.

"To the point sekali kau ini. Bukannya menanyakan bagaimana kabarku. Apa kau tidak merasa bersalah setelah meninggalkanku begitu saja?"

"Tidak."

Saat itu aku meninggalkan Phat di Chiang Mai. Aku pergi ke Bangkok karena ikut dengan ayahku, dan juga setelah lulus kuliah aku disuruh untuk mengelola perusahaan. Selain itu, aku sangat kesal padanya. Ia telah mengkhianatiku dengan memacari seseorang yang lebih dulu aku cintai.

"Kau marah padaku karena Mona, kan?" Sialan, dia menembak tepat pada sasaran.

"Tidak salah aku memanggilmu brengsek, karena kau pun tidak merasa bersalah setelah merebut seseorang yang sahabatmu cintai."

"Itulah kesalahanmu! Kenapa kau tidak ingin mendengarkan penjelasanku lebih dulu, dan percaya begitu saja pada perempuan itu?!"

Apa maksudnya? Sayangnya aku tidak akan percaya pada bualannya itu.

"Aku dan Mona tidak berpacaran, brengsek gila!" Phat sedikit berteriak padaku. Apa-apaan kelakuannya itu? Kenapa dia marah begitu setelah ketahuan bersalah?

"Kau tahu? Tidak ada satupun maling yang akan mengaku telah mencuri sesuatu. Begitupun denganmu, tentu saja kau tidak akan mengaku dan terus mengelak bahwa kau memang berpacaran dengan Mona. Jelas sekali kau telah menghianatiku."

Bruk!

"Sudah kubilang aku tidak berpacaran dengannya! Saat itu Mona sengaja mengaku jadi pacarku karena tidak ingin menjadi pacarmu, brengsek! Kalau tidak percaya tanyakan saja pada Lotta. Dia lebih tahu hal yang terjadi setelahnya."

Phat bangkit dari kursi dan melenggang pergi begitu saja. Sedangkan aku masih terdiam disini, mencoba untuk mencerna semua kata-katanya. Aku sedikit ragu, apakah harus percaya ataukah dia memang sedang berbohong?

Mile POV_End

Phat sangat kesal pada Mile, ia merasa diragukan oleh sahabatnya itu. Padahal selama ini Phat merasa sakit hati karena ditinggal pergi oleh Mile, setelah Mile pergi karena kesalahpahaman itu Phat pun ditinggalkan oleh Mona. Dulu Mona sengaja mengaku sebagai pacar Phat karena dirinya ingin menghindar dari Mile, setelah Mile hilang kabar Mona juga pergi dari hadapan Phat dan tidak pernah kembali lagi. Saat itu Lotta lah yang sering menemani Phat, maka dari itu ia tahu segala hal yang terjadi pada Phat maupun Mona. Sayangnya beberapa bulan setelah Mile dan Mona pergi, Lotta pun pergi meninggalkan Phat. Saat itu ia adalah orang yang paling kesepian karena telah kehilangan orang-orang yang ia sayangi.
...

Pow dan Bow sedang berkeliling di mall, mereka akan membeli sesuatu untuk Apo.

"P'Pow katanya P'Apo dan P'Mile punya kucing ya?" Pow mengangguk.

"Apa kita harus beli sesuatu juga untuk kucing mereka?"

"Beli apa?" tanya Pow pada adiknya itu.

"Emm apa ya, mungkin baju atau makanan?"

"Tapi kita tidak tahu kucing jenis apa yang p'Apo miliki. Dan juga makanannya aku takut itu akan terbuang."

"Huft, lalu apa?"

"Bagaimana jika mainan atau kalung saja?" Bow mengangguk antusias.

"Itu pilihan yang tepat, phi!"

Setelah selesai berbelanja, Pow dan Bow langsung pergi ke rumah Apo. Karena tidak ada kegiatan yang akan mereka lakukan, jadi kedua adik Apo itu selalu datang ke rumahnya untuk merusuh disana jika Mile sedang tidak ada.
...

Tok.. Tok.. Tok..

"Tunggu sebentar!" Apo membuka pintu rumahnya, tampaklah seseorang sedang berdiri tegap didepan sana.

"Kamu siapa?"

"Phi Apo!" Pow dan Bow tiba-tiba saja datang, mereka pun langsung terdiam karena melihat seseorang yang asing didepan kakaknya itu.

To be continued.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys, di vote dan boleh banget buat comment. Thank you ♡

DADDY [MileApo]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin